Selasa, 11 Juni 2013

wudhu


 WUDHU
ARIF RIDUAN

BAB I
PENDAHULUAN
Wudhu adalah media yang digunakan seorang muslim untuk membersihkan diri dari hadats kesil, dan salah satu ciri dari seorang muslim adalah selalu menjaga wudhunya. Muslim yang akan mengerjakan Shalat harus suci dari hadats kecil dan hadats besar, karena akan menghadap Ilahi Rabbi haruslah dalam keadaan yang suci dan bersih. Tapi sebagai muslim sejati kita tidak saja mensucikan diri lewat wudhu ketika akan shalat saja, tapi kita harus dapat menjaga wudhu kita setiap saat dan setiap waktu.
Jika kita menyempurnakan wudhu artinya disempurnakan rukun dan syaratnya untuk menhgerjakan Shalat, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosa kita seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.















BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian wudhu
Kata wudhu adalah nama bagi suatu pekerjaan yang mencakup fardu dan sunnah, menurut pendapat yang populer, sedangkan huruf wawu yang difathahkan berarti nama suatu benda yang dibuat untuk ber wudhu yakni air.
Wudhu merupakan syarat yang dapat menengakan sahnya sholat. Artinya, seseorang  tidak di nilai sholatnya jika tidak memenuhi syarat sebagaimana firman Allah :
الْمَرَافِقِ إِلَى وَأَيْدِيَكُمْ وُجُوهَكُمْ فَاغْسِلُوا الصَّلاةِ إِلَى قُمْتُمْ إِذَا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَايَا
 الْكَعْبَيْنِ إِلَى وَأَرْجُلَكُمْ بِرُءُوسِكُمْ وَامْسَحُوا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, … “( QS. Al-Maidah:6 )
Para ulama telah sepakat bahwa tidak sah shalat tanpa bersuci, jika dia mampu untuk melakukannya. Begitu penting dan agungnya perkara wudhu ini, sampai-sampai dikatakan bahwa tidak sah shalat seseorang tanpa berwudhu, maka sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk menaruh perhatian yang besar terhadap permasalahan ini dengan berusaha memperbagus wudhunya yaitu dengan memperhatikan syarat, kewajiban serta sunnah-sunnah wudhu.
b. Fardhu-fardhu wudhu
fardhu wudhu ada 6 perkara :
1.      niat, dilakukan ketika permulaan membasuh muka, bukan sebelum atau pun sesudah membasuh muka, tetapi bersamaan ketika membasuh muka. Dalam hati berniat menghilangkan hadas kecil, berniat wudhu atau pun berniat mensucikan dari hadas kecil.
2.      membasuh sebagian muka secara merata, dari batas tumbuhnya rambut kepala sampai bawah dagu, dan dari muka telinga kanan sampai muka telinga kiri.
3.      membasuh kedua tangan sampai kesiku-siku
4.      Mengusap sebagian kepala dengan air
5.      Membasuh kedua kaki samapi mata kaki
6.      Tertib dalam berwudhu, berwudhu sesuai dengan urutan fardhu wudhu, tidak sah       berwudhu jika asal-asalan urutannya.
c. Sunnah wudhu
1.      Membaca bismillah, ketika hendak memulai berwudhu
2.      mencuci kedua telapak tangan sebelum melakukan wudhu
3.      berkumur, setelah membasuh kedua telapak tangan.
4.      Mengusap seluruh kepala dengan air.
5.      Mengusap kedua telinga.
6.      mengusapkan air ke sela-sela jenggot.
7.      mengusap sela-sela jari.
8.      mendahulukan bagian anggota tubuh yang kanan.
9.      menigakalikan membasuh dan mengusap.
10.  bersambung dengan jarak yang tidak lama.
d. Hal yang membatalkan wudhu
1.      Keluar sesuatu dari dua jalan (qubul atau dubur).
  1. Hilang akal, apakah sementara atau permanen.
  2. Bersentuhan kulit antara pria dan perempuan yang bukan mahram.
  3. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan telapak tangan.
  4. Tidur, kecuali ketika dalam kondisi duduk dan tidak berubah posisinya.
  5. Murtad.
e. Keutamaan wudhu
1. Syarat Memasuki Sholat
Seorang ketika hendak memasuki sebuah rumah atau gedung, maka ia akan melewati pintu-pintu yang ada padanya. Pintu ini biasanya tak bisa dilewati, kecuali seseorang memiliki kunci untuk membuka pintu-pintu itu. Sebelum seseorang masuk ke dalam rumah tersebut, maka ada syarat yang harus dipenuhi. Demikianlah perumpamaan wudhu’ bagi sholat; seorang tak mungkin akan masuk dalam sebuah sholat, kecuali ia memenuhi syarat-syarat sholat, seperti wudhu’.
Jadi, jika seseorang hendak sholat, maka syaratnya harus berwudhu’ sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah -Azza wa Jalla- dalam ayat ini dan diterangkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam sunnahnya.
Bila seorang yang masuk dalam sholat, tanpa wudhu’, maka sholatnya tak akan diterima, bahkan tak sah, sebab wudhu’ adalah syarat sahnya wudhu’, dan tercapainya pahala sholat. Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
يَتَوَضَّأَ حَتَّى مَنْ أَحْدَثَ صَلاَةُ لاَ تُقْبَلُ

“Tak akan diterima sholatnya orang yang ber-hadats sampai ia berwudhu’” .( HR. Bukhary, Muslim)
Wudhu adalah amalan ringan, tapi pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa kecil, wudhu’ juga mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
2. Penghapus Dosa Kecil & Pengangkat Derajat
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: الا ادلكم على ما يمحو الله  به الدرجات, قالوا بلى يارسول الله قال اسباع الوضوء على المكاره وكثرة الخظا الى المساجد وانتظار الصلاة بعد الصلات فد لكم الرباط .
“Maukah kalian aku tunjukkan tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat derajat-derajat?” Mereka berkata, “Mau, wahai Rasulullah!!” Beliau bersabda, “(Amalan itu) adalah menyempurnakan wudhu’ di waktu yang tak menyenangkan, banyaknya langkah menuju masjid, dan menunggu sholat setelah menunaikan sholat. Itulah pos penjagaan”. ( HR. Muslim )
Abul Hasan As-Sindiy -rahimahullah- berkata saat menjelaskan amalan-amalan yang terdapat dalam hadits ini, “Amalan-amalan ini akan menutup pintu-pintu setan dari dirinya, menahan jiwanya dari nafsu syahwatnya, permusuhan jiwa, dan setan sebagaimana hal ini tak lagi samar. Inilah jihad akbar (besar) yang terdapat pada dirinya. Jadi, setan adalah musuh yang paling berat baginya”.
Jadi, seorang yang melazimi amalan-amalan tersebut dianggap telah melakukan pertahanan untuk menutup pintu-pintu setan. Barangsiapa yang ingin dijauhkan dari setan, maka hendaknya ia melazimi wudhu’, menghadiri sholat jama’ah, dan bersabar menunggu sholat jama’ah lainnya.
3. Tanda Pengikut Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau akan mengenali ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh wudhu’ mereka ketika di dunia.
4. Separuh Iman
Seorang tak akan meraih pahala sholat, selain ia melakukan wudhu’, lalu mengerjakan sholat. Jadi, wudhu’ ibaratnya separuh dari iman (yakni, sholat). Ini menunjukkan kepada kita tentang ketinggian nilai dan manzilah wudhu’ di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
الطهور شطرالايمان والحمد لله تملا الميزان وسبحان الله والحد لله تملان او تملان او تملا مابين السماوان والارض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقران حجة لك او عليك كل الناس يغدو فبايع نفسه فمعتقها اوموبقها
“Bersuci (wudhu’) adalah separuh iman. Alhamdulillah akan memenuhi mizan (timbangan). Subhanallah wal hamdulillah akan memenuhi antara langit dan bumi. Sholat adalah cahaya. Shodaqoh adalah tanda. Kesabaran adalah sinar. Al-Qur’an adalah hujjah (pembela) bagimu atau hujatan atasmu. Setiap orang keluar di waktu pagi; maka ada yang menjual dirinya, lalu membebaskannya atau membinasakannya”. (HR. Muslim)
5. Jalan Menuju Surga
Jalan-jalan surga telah dimudahkan oleh Allah -Azza wa Jalla- bagi orang yang Allah berikan taufiq dan hidayah. Perhatikan Bilal bin Robah -radhiyallahu anhu-, beliau mendapatkan kabar gembira bahwa ia termasuk penduduk surga, sebab ia telah berusaha menapaki sebuah jalan diantara jalan-jalan surga. Dengarkan kisahnya dari Abu Hurairah -radhiyallahu anhu-, ia berkata,
ان الننى صلى الله عليه وسلم قال: لبلال عند صلاة الفجر يابلال حدثني بارجى عمل عملته في الاسلام فاني سمعت دف نعليك بين يدي في الجنة قال ماعملت عملا ارجى عندي اني لم اتطهر طهورا في ساعة ليل اونهار الاصليت بدلك الطهور ماكتب لى ان اصلي
“ Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda kepada Bilal ketika sholat Fajar, “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau harapkan yang pernah engkau amalkan dalam Islam, karena sungguh aku telah mendengarkan detak kedua sandalmu di depanku dalam surga”. Bila berkata, “Aku tidaklah mengamalkan amalan yang paling aku harapkan di sisiku. Cuma saya tidaklah bersuci di waktu malam atau siang, kecuali aku sholat bersama wudhu’ itu sebagaimana yang telah ditetapkan bagiku”. ( HR. Bukhary, Muslim )
6. Pelepas Ikatan Setan
Setan senantiasa mengintai dan mengawasi kita. Bahkan ia selalu mencari jalan untuk menjauhkan kita dari kebaikan yang telah digariskan oleh Allah dan rasul-Nya. Diantara makar setan, ia membuat buhul pada seorang diantara kita saat kita tidur agar kita berat bangun beribadah. Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
“Setan membuat tiga ikatan pada tengkuk seorang diantara kalian jika ia tidur. Setan akan memukul setiap ikatan itu (seraya membisikkan), “Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah”. Jika ia bangun seraya menyebut Allah (berdzikir), maka terlepaslah sebuah ikatan. Jika ia berwudhu’, maka sebuah ikatan yang lain terlepas. Jika ia sholat, maka sebuah ikatan akan terlepas lagi. Lantaran itu, ia akan menjadi bersemangat lagi baik jiwanya. Jika tidak demikian, maka ia akan jelek jiwanya lagi malas”. (HR. Bukhary, Muslim).


BAB III
PENUTUP
Kata wudhu adalah nama bagi suatu pekerjaan yang mencakup fardu dan sunnah, menurut pendapat yang populer, sedangkan huruf wawu yang difathahkan berarti nama suatu benda yang dibuat untuk ber wudhu yakni air. Wudhu merupakan syarat yang dapat menengakan sahnya sholat. Artinya, seseorang  tidak di nilai sholatnya jika tidak memenuhi syarat.
fardhu wudhu ada 6 perkara :
1.      niat, dilakukan ketika permulaan membasuh muka,
2.      membasuh sebagian muka secara merata, dari batas tumbuhnya rambut kepala sampai bawah dagu, dan dari muka telinga kanan sampai muka telinga kiri.
3.      membasuh kedua tangan sampai kesiku-siku
4.      Mengusap sebagian kepala dengan air
5.      Membasuh kedua kaki samapi mata kaki
6.      Tertib dalam berwudhu, berwudhu sesuai dengan urutan fardhu wudhu, tidak sah       berwudhu jika asal-asalan urutannya.
Sunnah wudhu
1.      Membaca bismillah, ketika hendak memulai berwudhu
2.      mencuci kedua telapak tangan sebelum melakukan wudhu
3.      berkumur, setelah membasuh kedua telapak tangan.
4.      Mengusap seluruh kepala dengan air.
5.      Mengusap kedua telinga.
6.      mengusapkan air ke sela-sela jenggot.
7.      mengusap sela-sela jari.
8.      mendahulukan bagian anggota tubuh yang kanan.
9.      menigakalikan membasuh dan mengusap.
10.  bersambung dengan jarak yang tidak lama.


Hal yang membatalkan wudhu
1.      Keluar sesuatu dari dua jalan (qubul atau dubur).
  1. Hilang akal, apakah sementara atau permanen.
  2. Bersentuhan kulit antara pria dan perempuan yang bukan mahram.
  3. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan telapak tangan.
  4. Tidur, kecuali ketika dalam kondisi duduk dan tidak berubah posisinya.
  5. Murtad.
Keutamaan wudhu
1. Syarat Memasuki Sholat
2. Penghapus Dosa Kecil & Pengangkat Derajat
3. Tanda Pengikut Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
4. Separuh Iman
5. Jalan Menuju Surga
6. Pelepas Ikatan Setan









KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb….     
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah S.W.T, tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita manusia semua.
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad S.A.W dan sholawat berikut kita sampaikan kepada sahabat, kerabat, tabi’in dan tabi’at hingga akhir jaman.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Yuseran Salman, Lc. Selaku pengasuh mata kuliah Hadits BPI II atas bimbingan beliau didalam mempelajari dan memahami mata kuliah Hadits serta tersusunnya makalah ini juga karena bimbingan beliau.
Kami ucapkan terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa/i, jurusan Bimbingan Penyuluhan islam atas bantuan dan dukungannya sehingga tersusunnya makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb…..



                                                                                                            Banjarmasin, 13 maret 2012
                                                                                                                        Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
      a. Pengertian wudhu
      b. Farhdu-fardhu wudhu
      c. Sunnat wudhu
`     d. Hal yang membatalkan wudhu
      e. Keutamaan wudhu
BAB III Penutup
DAFTAR ISI







DAFTAR PUSTAKA
Abu abdillah syeck syamsuddin, Terjemah Fathul Qarib Al-mujib, mutiara ilmu, Surabaya, 1994
www. hikmah-dan-keajaiban-wudlu.html

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...