Selasa, 15 Maret 2016

Sungguh Kasihan ( Puisi Tentang Kisah Cinta Puteri Junjung Buih )

 
Sungguh Kasihan ...

Sungguh kasihan kisah cintamu wahai Puteri
Sungguh kasihan nasib kedua pujaan hatimu

Sungguh kasihan cerita cintamu wahai Puteri
Sungguh kasihan nasib perasaan hatimu

Sang pangeran tak layu akan tetapi lenyap dimakan waktu
Sukma dan Fatma lelaki tampan yang kau puja
Senyap tanpa jejak seperti halnya wangi puspa yang kau peluk

Setiap malam kau terniang wajah tampan mereka
Saat petang kau bercanda tawa bersama dua pujaan
Suka dan cinta terukir dengan rasa bahagia di dalam dada

Setiap malam Bunga Nagasari menjadi rebutan Si Pangeran Kembar
Semerbak harumnya mengantarkan mimpi indah bagi yang menggenggam
Semakin terbuailah Pangeran Kembar akan tanda cinta bunga Nagasari

Setiap hari kau tegok ke bawah jendela
Sambi berharap dua Pangeran Kembar terlihat
Setiap hari kau tersenyum manis
Siang malam terbayang Pangeran Kembar

Sungguh kasihan kisah cintamu wahai Puteri
Sungguh kasihan nasib wajah cantikmu

Sungguh kasihan cerita cintamu wahai Puteri
Sungguh Kasihan nasib kasihmu yang tiada restu

Sang Raja yang gagah perkasa tak peduli dengan hatimu
Siang malam Sang Raja menahan malu karena kisah cintamu
Sesampainya datang kabar jodohmu dari Pangeran seberang

Sucinya cinta yang membuatmu terlena
Sungguh tak mampu menahan ambisi besar ayahmu
Sang Raja ialah ayah yang yakin jodohmu bukan Sukma ataupun Fatma
Senasib dengan Bunga Nagasari cintamu pun menjadi layu tak tersiram

Sukma dan Fatma diajak untuk menjemput ikan dengan kail
Sangkutlah kail yang dibawa bersama Sang Raja
Sang Raja meminta untuk mengambil kail yang tersangkut
Sesampainya Fatma di permukaan air kayuh sampan dipukulkan
Sukma pun bernasib sama kayuh sampan mengalirkan darah

Sesal tak mungkin terjadi karena itulah ambisi
Sang Raja melenyapkan Pengeran kembar seperti bunga puspa
Senyap hilang tampa kabar setelah kayuh dipukulkan

Sampailah kisah cinta mu wahai Puteri
Sehari-hari merajut kasih bersama Pangeran Seberang
Sebenarnya hatimu masih bersama dua Pangeran Kembar
Sungguh malang kisah cintamu wahai Puteri

Sungguh Kasihan ..

Arif Riduan
Banjarmasin, 15/03/2016

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...