Selasa, 27 Desember 2016

Belajarlah dari tangisan pengemis kecil



Belajarlah dari tangisan pengemis kecil 

 

Seperti biasanya hari ini Thuo menjalani rutinitasnya sebagai pengemis yang meminta-minta kepada masyarakat kawasan jalan Nairobi. Thuo adalah anak kecil umur 11 tahun yang hidup di jalanan, tepatnya di kawasan jalan Nairobi, Kenya. Dia hanya hidup sebatang kara, sebelum meninggal kedua orang tuanya pun hidup sebagai gelandangan bersama Thuo.

Hari ini cuaca agak sedikit terik sudah beberapa minggu tidak hujan, sebab di Kenya sudah memasuki musim kemarau. Dengan baju yang juga kemarin dikenakan oleh Thuo, dia mulai meminta kepada seorang wanita yang kala itu habis belanja disebuah mini market di kawasan tersebut. Terlihat dari barang bawaannya wanita ini sedang belanja banyak untuk kebutuhan rumah tangganya, saat ingin memasukan barang-barang yang dibelinya ke dalam mobil Thuo pun menghampiri wanita tersebut.

“ Bu, boleh minta sedikit uangnya bu “ , kata Thuo dengan nada sangat memohon. Namun wanita tersebut tak menghiraukannya, terus saja dia memasukan barang-barang belanjaannya ke dalam mobil miliknya.

“ Bu, minta sedikit saja bu, hari ini saya belum makan apa-apa, dari tadi malam saya juga tidak makan apa-apa bu “ . Kembali Thuo meminta kepada wanita ini. 

“ Ah, apaan sih, sana ! mengganggu saja “. Wanita itu mengusir Thuo

Hal ini sudah biasa dialami oleh Thuo kecil ini. Apa yang bisa dia lakukan selain meminta minta ?, dia hanya seorang anak kecil kurus kering bahkan tidak tau mengapa dia seperti ini, semenjak kecil dia sudah hidup di jalan, makan minum hanya dari belas kasih orang lain, begitu juga untuk tidur terkadang tidur di emperan toko yang sudah tutup, terkadang di usir karena dianggap mengganggu.

Badan sekecil ini mana mungkin dia bisa bekerja, siapa yang mau memperkerjakan dia, anak kecil, bodoh, tidak bisa baca-tulis. Apakah salah jika dia sekarang hanya bisa meminta-minta menyambut sedikit rejeki dari orang-orang yang berlimpah nikmat dan harta.

Thuo terus berjalan menyisiri jalan-jalan raya, ada belasan restoran dan warung makan yang dia lewati, sesekali dia meneguk air liur melihat seseorang yang sedang menyantap sarapannya pagi ini dengan lahap. Tibalah Thuo di sebuah warung makan yang ada di pinggir jalan, dia berhenti karena melihat beberapa orang lagi makan dan bercengkrama sembari menikmati hidangan yang sudah ada di hadapan mereka.

“ Ka, boleh saja minta sedikit saja sarapan dari kakak-kakak ?”. Thuo meminta.
“ ah, enak saja kamu ini “. Kata seseorang dari mereka.

“ Sedikit saja Kak, kalau boleh sisanya dari makanan kakak-kakak pun boleh, nanti saya tungggu ?”. Thuo kembali meminta.

“ Eh ! kamu ini merusak suasana makan saya saja, sudah sana pergi, kamu itu bau, dekil, jauh-jauh sana !! “. Sahut seseorang dari mereka lagi, kali ini dengan nada membentak.

Thuo pun pergi, dia sadar bahwa kehadiran dirinya memang tak sepatutnya mengganggu mereka yang sedang enak menikmati sarapan dengan tenang. Thuo pun pergi ke perempatan jalan ( lampu merah ) untuk melanjutkan rutinitasnya sebagai pengemis. Hampir satu jam dia berdiri dan meminta kepada pengguna jalan yang kebetulan berhenti karena lampu merah, namun tak ada sepeser uang pun yang orang lain berikan kepada Thuo.

Dia pun duduk termenung bersandar di tiang lampu merah, kali ini dia hanya menatapi orang-orang yang lalu lalang tak menghiraukan keberadaannya. Sesekali dia melihat ke atas langit seakan-akan berbicara kepada Tuhan mengapa Tuhan memberikan hidup seperti ini kepada dia. Tak lama kemudian dia pun menggenggam kedua tengannya seakan-akan marah, dan wajahnya menghadap ke langit dengan mata yang tak berkedip sedikitpun. Hatinya marah kepada Tuhan, hatinya kesal kepada Dia yang menciptakan dirinya. Anak kecil umur 11 tahun seperti ini harus hidup sendiri dengan segala macam cacian dan hinaan.

Sesaat setelah kemarahan itu dia pun berdiri dan menyapu sedikit tetasan air mata yang sempat gugur di pipi kecilnya. Wajah Thuo tampak kembali seperti semua tak ada kemarahan lagi dari wajahnya, begitulah anak kecil yang tak paham apa-apa, apa lagi mengenai Tuhan dia tentu tak tau itu apa. Thuo berdiri di pembatas jalan, saat lampu merah menyala dia pun menyodorkan tangan kecilnya kepada kaca mobil yang berhenti tepat di hadapannya. 

Kaca mobil pun di buka terlihat seseorang wanita ( yang nantinya di ketahui bernama Gladys )  tersenyum kepada Thuo dan memberikan uang kepadanya. Thuo pun membalas senyum Gladys dan mengambil uang yang wanita itu berikan. Melihat Gladys yang saat itu duduk di sebelah pengemudi mobil, dia terlihat memakai alat-alat  pernapasan di hidung yang bersambung selang ke tabung oksigen dan genarator pernafasan, Thou pun bertanya. “ itu apa bu? “.

“ ini adalah alat untuk saya bernafas nak, tanpa ini saya tidak bisa bernafas “ kata Gladys.
“ berarti ibu ke mana-mana memakai alat ini ? “ tanya Thuo lagi.

“ iya, saya ke mana-mana memakai ini, ke mana pun saya pergi saya memakainya, jadi hidupm saya tergantung kepada alat-alat ini “. Gladys menjawab pertanyaan Thuo sambil menunjukan alat-alat pernafasan yang di pakainya.

Gladys mengidap penyakit paru-paru, wanita 32 tahun ini sudah mengalami 12 kali operasi namun tidak juga menyembuhkan penyakitnya, bahkan penyakitnya semakin parah dan juga menghabiskan banyak uang yang dia miliki, sekarang Gladys pun tidak bisa melakukan operasi lagi dikarnakan biaya yang tidak dia miliki.

Mendengar hal itu Thuo pun menangis, bahkan air matanya mencucur deras, isak tangis Thuo yang keras membuat orang-orang sontak mendatanginya ke pembatas jalan. Tangis Thuo semakin keras, dia sadar apa yang selama ini dia anggap sebagai penderitaan tidak sama sekali lebih buruk dari apa yang dialami oleh Gladys, wanita dewasa yang kali ini dia temui. Apa yang dia derita selama hidup ternyata masih lebih baik dari pada penyakit yang dapat merenggut kebebasan manusia aktivitas nyoya Gladys. Sembari menangis Thuo mengarahkan lagi wajahnya ke langit, saat itu pula tangisan Thuo semakin keras, sehingga membuat orang sekitar semakin berdatangan.


Lampu hijau menyala, mobil Gladys pun berjalan, setelah beberapa meter mobil itu berhenti, tempak nyonya Gladys menjenguk Thuo dari kaca mobil  yang sedang menangis keras. Ingin sekali Gladys menghampiri Thuo, namun alat-alat pernafasan yang pakainya tentu sangat merepotkan dirinya jika dia berjalan keluar. Melihat mobil nyonya Gladys berhenti, Thuo pun menghampirinya, isak tangis kembali hadir pada momen ini. Banyak masyarakat mengabadikan momen ini dengan kamera Handphonenya.

Beberapa warga yang ada saat itu mencoba untuk meredam tangisan Thuo, namun Thuo masih saja menangis tanpa henti, hingga mobil nyonya Gladys pun pergi Thuo tetap menangis terharu dengan apa yang dialami oleh nyonya Gladys.
Setelah kejadian itu banyak masyarakat yang mengunggah foto dan kisah pertemuan Thuo bersama wanita itu. Tak berselang lama foto itu tersebar luas seantero negeri. Beberapa keluarga Gladys yang memiliki media sosial sangat terkejut saat melihat banyak pengguna media sosial menyakan siapa wanita yang kala itu di temui oleh Thuo. Seorang dari keluarganya pun memberi tahukan nama wanita itu ialah “ Gladys “ serta mengupload kisah penyakit yang dideritanya.

 Setelah kisah nyonya penyakit nyonya Gladys itu menyebar luas maka banyak masyarakat di media sosial bertanya bagaimana cara membantu Gladys, bagaimana cara mengirimkan uang bantuan kepada Gladys. Keluarga Gladys pun mengupload lagi bagaimana cara mengirimkan uang / bantuan untuk pengobatan nyonya Gladys kepada keluarganya. Setelah itu keluarganya pun banyak menerima bantuan uang untuk pengobatan Gladys yang sebelumnya keluarga hanya bisa pasrah dengan keadaan Gladys yang sudah banyak menghabiskan biaya namun tak sembuh juga.

Pada akhirnya biaya yang terkumpul mampu menanggu semua biaya pengobatan Gladys di India, dia pun sembuh, dan kini si Kecil Thuo hidup bersama keluarga Gladys menjadi bagian dari keluarganya dan tidak lagi hidup di jalan. Arif

Kamis, 22 Desember 2016

Contoh Judul Skripsi untuk jurusan KPI - Komunikaso Penyiaran Islam

  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU ANAK DI ARGOPURO DESA HADIPOLO JEKULO KUDUS
  • PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA TERHADAP AKHLAQ SISWA DI MA MAZRO’ATUL HUDA KARANGANYAR DEMAK
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT ANAK DI SMP ISLAM ASY-SYAFI’IYAH DESA PEKALONGAN KECAMATAN BATEALIT KABUPATEN JEPARA
  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP N) 03 DEMPET DEMAK
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANGTUA TERHADAP KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA BLIMBINGREJO KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TAHUN 2006
  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA ISLAM TERHADAP KETAATAN BERAGAMA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH KABUPATEN KUDUS
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PENANGGULANGAN KENAKALAN ANAK DI DESA PLOSOREJO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
  • PENGARUH BIMBINGAN GURU AGAMA TERHADAP PEMBENTUKAN KEBERAGAMAAN SISWA SLTP NEGERI 8 PATI
  • PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN RELIGI TERHADAP KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN USHULUL QUR’AN PRAWOTO SUKOLILO PATI TAHUN 2007
  • PENGARUH KELUARGA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA MTs. SHOFA MARWA SOWAN LOR KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2007/2008
  • PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA YANG ISLAMI TERHADAP PENCEGAHAN TIMBULNYA KENAKALAN ANAK DI DESA SUKOBUBUK KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2007
  • HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM KELOMPOK DENGAN MINAT SISWA DALAM MELAKSANAKAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP 2 MEJOBO KUDUS TAHUN 2007
  • PENGARUH PELAKSANAAN METODE DAKWAH MAU’IDZAH HASANAH TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK REMAJA JAM’IYYAH SHOFATUN NISA’ DI DUKUH KARANG JEKULO KUDUS TAHUN 2007
  • STUDI ANALISA KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA SMK N 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2006/ 2007
  • PENGARUH PERKAWINAN USIA DINI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DI DESA JOJO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007

Kumpulan-kumpulan - MAKALAH TENTANG ILMU DAKWAH

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Ilmu Dakwah”

 
 Dosen Pembimbing:
Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I
Susunan makalah :
Makalah pertama oleh  : Desy Dwi Lisi Anita Sari     B31210049
Makalah kedua oleh       : Fauziyah Rahmawati        B31210046
Makalah ketiga oleh      : Ria Isnaini                                B71210058
Makalah keempat oleh : Mar’atush Sholihah              B01210064
FAKULTAS DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011
 KATA PENGANTAR
               Segala puji bagi Allah SWT semesta alam, yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Dakwah.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Dakwah yang dibimbing oleh bapak Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I
Penulis dalam menyelesaikan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupan tidak langsung. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat  bagi seluruh pembaca, terutama bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.
                                                                               Surabaya, 20 Juni 2011
                                                                                 Penulis

Ilmu Dakwah

RENDAHNYA KONTRIBUSI MASYARAKAT (MAD’U) DESA KEDANYANG, GRESIK, TERHADAP KEGIATAN CERAMAH AGAMA 
 Disusun Oleh:
Desy Dwi Lisi Anita Sari     B31210049
BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.    Pendahuluan
Sebagai umat Islam dalam kehidupan di dunia ini sangat erat hubungannya dengan kegiatan berdakwah, terutama melalui media ceramah agama. kegiatan ini dilakukan untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai penerus Nabi Muhammad SAW, di dalam kegiatan ini, tentunya ada unsur da’i, mad’u dan pesan dakwah. Disini akan dipaparkan beberapa persoalan-persoalan kurangnya peranan mad’u dalam kegiatan berdakawah (ceramah) di desa Kedanyang Gresik.
  1. B.     Rumusan Masalah
Kurangnya peranan mad’u dalam kegiatan berdakwah (ceramah) di desa Kedanyang Gresik.
  1. C.    Tujuan Masalah
Mengetahui kurangnya penyebab kurangnya mad’u dalam kegiatan berdakwah (ceramah) di desa Kedanyang Gresik.
BAB II
PEMBAHASAN
Di desa Kedanyang kota Gresik, sering diadakan kegiatan dakwah diantaranya adalah ceramah agama, baik untuk memperingati hari besar Islam ataupun kegiatan sosial masyarakat lainya, seperti: Walimatul ursy, walimatul khitan, aqiqah, dan lain sebagainya. Dalam acara ceramah agama tersebut sering mendatangkan da’i dari berbagai daerah.
Fakta yang ada dilapangan, masih banyak mad’u yang sering sekali tidak menghadiri acara-acara ceramah tersebut. Kecuali apabila mereka mendapat undangan resmi barulah banyak yang berbondong-bondong datang, seperti halnya di walimatul ursy, khitan, dan aqiqah, dengan alasan “ tidak enak jika tidak datang, lawong tetangga sendiri”, jadi niat ikhlas untuk datang menghadiri sangatlah minim, apalagi untuk menghadiri acara-acara peringatan hari besar Islam. Kuotanya sangatlah kecil, merasa tidak hadir juga karena berbagai alasan, seperti: sibuk, bepergian, tidak enaka badan, punya anak kecil, dan masih banyak lagi alasan-alasan enggan menghadiri acara tersebut.
Dari sisi sejauh mana dakwah yang diterima, Bassam Al-Shabagh (t.t: 86) membagi mitra dakwah ke dalam tiga kelompok, yaitu:
  1. Menerima dengan sepenuh hati (mukmin)
  2. Menolak dakwah (kafir), dan
  3. Pura-pura menerima dakwah (munafik). [1]
Realita yang ada didalam masyarakat tersebut, cenderung lebih pada poin (b) menolak dakwah (kafir) dan poin (c) pura-pura menerima dakwah (munafik) dan sedikit yang ada di poin (a), penjelasannya, menolak dakwah (kafir) terbukti mereka lebih memikirkan duniawi saja, materialitas yang hanya ada di hidup mereka dan mengabaikan kepentingan agama. Sedangkan yang pura-pura menerima dakwah (munafik) mereka mengakui bahwa ceramah agama itu penting, tetapi dalam pengakuannya itu, mereka cenderung menganggap sebagai formalitas agama. Datangnya mereka karena ada tujuan tertentu, lebih spesifik pada aspek ke “perasaan” saja.
Dalam kegiatan dakwah (cermah), banyak tema yang diangkat sarat dengan nilai-nilai Islam, tentunya untuk menjadikan umat Islam lebih baik dan kufur. Dalam hal ini, hanya beberapa mad’u yang sadar akan hal itu, walaupun banyak aktifitas di rumah dan tempat kerja mereka, tetapi masih meluangkan waktu untuk menghadiri acara ceramah agama tersebut. Faktor umur juga mempengaruhi peserta atau jamaah yang hadir di acara itu, lebih banyak jamaah bapak ibunya ketimbang remajanya.
Menurut al-Khalil bin Ahmad yang dikutip oleh imam al-Ghazali, membagi manusia sebagai mitra dakwah ke dalam 4 tipe:
  1. Orang yang mengerti dan ia mengerti bahwa dirinya mengerti. Demikian ini adalah orang yang pandai.
  2. Orang yang mengerti, namun ia tidak mengerti jika ia mengerti.
  3. Orang yang tidak mengerti, dan ia pun mengerti kalau ia memang tidak mengerti.
  4. Orang yang tidak mengerti dan ia tidak mengerti bahwa dirinya tidak mengerti.
Keempat tipe mitra dakwah diatas dapat berkumpul dalam satu diskusi agama. Dalam diskusi tersebut, kita mendengarkan seseorang pakar yang berbicara sesuai dengan kepakarannya (tipe pertama). Para peserta mendengarkan uraian sang pakar dengan baik serta bertanya bila tidak memahaminya (tipe ketiga). Diantara peserta, sebenarnya juga ada pakar yang lain, tetapi ia enggan berpendapat (tipe kedua). Di tengah diskusi tiba-tiba ada seseorang yang angkat tangan hendak mengajukan pendapatnya panjang lebar tetapi peserta diskusi tidak memahami pendapatnya (tipe keempat). Akhirnya, diskusi menjadi riuh, hingga sang moderator menenangkan suasana dengan mengabaikan pendapat orang terakhir tadi.
Gambaran diatas menunjukkan ragam kemampuan intelektualitas dakwah. Antara mereka yang pandai dan yang bodoh harus terjalin kerjasama. Tidak ada seorang pun yang mengerti segalanya, karena tiap orang pasti memiliki pemahaman yang mendalam dalam bidang tertentu dan kurang dalam hal yang lain. Keuntungan bagi pendakwah yang memilah mitra dakwah sesuai konsep al-Khalil diatas adalah mengetahui sikap seseorang terhadap suatu masalah. Hal ini tidak lagi menggambarkan pola pemikiran, tetapi juga pola sikap bukan lagi pemilahan bodoh dan pandai, melainkan pula sikap orang bodoh dan sikap orang yang pandai.[2]
Dari segi usia, dapat dibagi mitra dakwah dalam empat golongan:
  1. Anak-anak
  2. Remaja
  3. Dewasa
  4. Orang tua.[3]
Unsur yang paling penting dalam kegiatan dakwah (ceramah), mad’u atau jamaah banyak yang hadir jika si pendakwahnya (da’i) lebih banyak membawakan unsur humorisnya dalam menyampaikan pesan dakwahnya, mad’u lebih mengingat-ingat unsur-unsur humorisnya ketimbang pesan dakwahnya sendiri. Padahal si da’i memberikan humor hanya untuk sebagai bahan ke breaking agar mad’u tidak terlalu tegang dan bosan dalam mendengarkan cermah. Lebih parahnya lagi, ketika mad’u ditanya oleh kerabat atau rekannya tentang isi dari ceramah itu sendiri, mereka malah menceritakan da’inya yang humoris daripada pesan dakwahnya sendiri dan seterusnya yang diingat-ingat humornya bukan isinya. Faktor inilah yang membuat mad’u hingga saat ini kurang bahkan tidak memahami hakikat dakwah (ceramah) yang memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam.
Dari aspek sosiopsikologis, mitra dakwah dapat dilihat dari unsur jenis kelamin, usia, tingkat kecerdasan, tingkat pendidikan, pemikiran keagamaan, pengalaman keagamaan, sikap keagamaan, kepribadian, dan motivasi. Antara mitra dakwah laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan fisik dan psikologis. Dalam masyarakat tertentu, juga terdapat anggapan-anggapan yang membedakan posisi laki-laki dan perempuan (gender). Pendakwah perlu memahami karakter masing-masing mitra dakwah laki-laki dan perempuan. Gambaran kepribadian khas dari kedua jenis kelamin tersebut dapat disimak dari hasil penelitian Rosenkrantz dan kawan-kawan berikut ini.
Tabel karakter mitra dakwah laki-laki dan wanita.
LEBIH KHAS PRIA
LEBIH KHAS WANITA
AgresifMandiriTidak emosionalObyektifDominanMenyukai matematika dan ilmu alam
Aktif
Suka bersaing
Logis
Keduniawian
Percaya diri
Bertindak sebagai pemimpin
Senang bertualang
AmbisiusLemah lembutBijaksanaCerewetReligiusPeka terhadap perasaan orang lainTertarik pada penampilan diri
Pendiam
Mengungkapkan perasaan yang lembut
Menyukai seni dan kesusasteraan
Mudah menangis
Tergantung
Tidak menyukai kata-kata kasar
Kebutuhan akan rasa aman besar [4]
Dari daftar tabel diatas, bisa menjadi tolak ukur dimana mad’u bisa menerima pesan dakwah sesuai dengan daya kepribadiannya dan kemampuan menanggapi makna pesan dakwah itu sendiri.
Mitra dakwah perspektif sosiologis
Mitra dakwah sangat luas cakupannya. Ia dapat dipandang dan dikelompokkan dari berbagai sudut sesuai disiplin ilmu sosial yang digunakan. Dari kacamata sosial-ekonomi, mitra dakwah dapat digolongkan berdasarkan ketenagakerjaan, ada mitra dakwah yang masih menganggur dan ada yang telah bekerja. Menurut penguasaan sumber ekonomi, mitra dakwah dapat dibedakan antara pemilik (Shahib al-Mal) dan pekerja (‘Amil). Borjuis dan proletar menurut istilah Karl Marx. Jenis pekerjaan mitra dakwah dapat diklasifikasikan dalam tujuh kelompok, yaitu: 1) tenaga profesional, teknisi dan sejenisnya, 2) tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, 3) tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenisnya, 4) tenaga usaha penjualan, 5) tenaga usaha jasa, 6) tenaga usaha pertanian, perburuan, dan periklanan, dan 7) tenaga produksi, operator alat-alat angkutan dan pekerja kasar.
Marx Weber pernah mengadakan penelitian sosio-keagamaan yang menfokuskan pada pengaruh stratifikasi sosial ekonomi terhadap sifat agama seseorang. Ada lima golongan yang sifat keagamaannya ditelaah Weber:
  1. Golongan petani. Mereka lebih religius. Hal-hal yang diperhatikan dalam menyampaikan pesan dakwah kepada mereka adalah dengan cara yang sederhana dan menghindarkan hal-hal yang abstrak; menggunakan lambang dan perumpamaan yang ada di lingkungan; dan tidak terikat kepada waktu dan tenaga.
  2. Golongan pengrajin dan pedagang kecil. Sifat agamanya dilandasi pada perhitungan ekonomi dan rasional. Mereka menyukai doa-doa yang memperlancar rizki serta etika agama tentang bisnis. Mereka akan menolak keagamaan yang tidak rasional.
  3. Golongan karyawan. Mereka cenderung mencari untung dan kenyamanan (opportunistic utilitarian). Makin tinggi kedudukan seseorang, ketaatan beragamanya semakin cenderung berbentuk formalitas.
  4. Golongan kaum buruh. Mereka lebih menyuarakan teologi pembebasan. Mereka mengecam segala bentuk penindasan, ketidakadilan dan semacamnya.
  5. Golongan elit dan hartawan. Kecenderungan beragama mereka adalah ke arah santai. Mereka haus akan kehormatan, sehingga menyukai pujian agama atas kekayaan mereka. Mereka setuju dengan doktrin Qadariah, karena menghargai tindakan individu, kekayaan mereka adalah hasil kerja mereka. Karena masih menikmati kekayaannya, mereka mudah menunda ketaatan beragama untuk hari tua.
Di desa Kedayang, mad’u tergolong pada golongan karyawan dan golongan kaum buruh, maka terlihat jelas, bahwasannya mereka cenderung ketaatan beragamanya berbentuk formalitas.
Dari sudut sosio-antropologis, mitra dakwah dapat dibedakan dari status sosial, bentuk kelompok, dan sistem budaya. Mula-mula kita memandang mitra dakwah sebagai individu dan kelompok. Sebagai individu, ia adalah anggota kelompok sosial yang memiliki status sosial. Setiap individu memiliki banyak status. Ia bisa menjadi pemimpin suatu kelompok, tetapi ia juga bisa anggota di kelompok lain. K.H. Bisri Mustofa (tt.: 5-10) membuat tujuh macam manusia dengan statusnya yang terkait dakwah: (1) masyarakat awam; (2) masyarakat pelajar dan mahasiswa; (3) pejabat pemerintah; (4) golongan non muslim; (5) pemimpin golongan atau ketua suku; (6) kelompok hartawan; dan (7) para ulama dan cendikiawan.[5]
Dijumpai juga di desa Kedanyang ditemui bermacam-macam jenis status sosialnya, di daerah tersebut lebih banyak masyarakat awam yang mendominasi, pejabat pemerintah, non muslim dan golongan yang lain yang ada dalam kontribusi kegiatan ceramah.
Maka dari itu, kurang perhatiannya seorang atau kelompok mad’u yang ada di desa Kedanyang, Gresik dalam kegiatan ceramah agama, disebabkan oleh banyak faktor yang mendukung yang meliputi rutinitas kehidupan dan anggapan formalitas kepada agama.
BAB III
KESIMPULAN
Kurangnya perhatian mad’u di desa Kedanyang, Kota Gresik disebabkan oleh beberapa hal:
  1. Rutinitas kehidupan
  2. Karakter dari mad’u
  3. Kriteria usia dari mad’u
  4. Golongan jenis pekerjaan mad’u
  5. Golongan pekerjaan dari para mad’u.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1993
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2005
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998
Soemardjan, Selo, Dakwah Suatu Tinjauan Sosiologis, Makalah Seminar, Jakarta, 1992

[1] . Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2005. h.265
[2] Ibid., 274
[3] Arifin, M., Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
[4] Soemardjan, Selo, Dakwah Suatu Tinjauan Sosiologis, Makalah Seminar, Jakarta, 1992,
[5] Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)








ILMU BERDAKWAH
Nama :
Fauziyah Rahmawati B31210046

BAB I
PENDAHULUAN
  1. 1.      Latar Belakang
Ilmu dakwah adalah suatu pernyataan mengenai dakwah yang berangkat dari data dan fakta/empiris. Epistemologi dakwah adalah melihat fakta dakwah, yaitu cara-cara untuk mendapatkan pengetahuan dakwah dari fakta berdirinya dakwah atau suatu penalaran mengenai hukum-hukum berfikir mengenai fakta dakwah. Dakwah sendiri adalah bila terdapat dua orang yang salah satunya atau sebagian diantaranya menyampaikan pesan dakwah karena dakwah itu bersifat otonom. Ilmu dakwah itu berbeda dengan ilmu berdakwah. Bila ilmu dakwah yakni proposisi atau teori tentang dakwah yang diangkat dari fakta dakwah melalui proses penelitian empiris. Sedangkan ilmu berdakwah yakni berkaitan dengan suatu keahlian da’I menyampaikan pesan dakwah terhadap mad’u. Karena manusia sebagai objek kajian keilmuan dakwah baik statusnya sebagai penyampai pesan maupun penerima pesan, maka ilmu dakwah dapat menggunakan pendekatan sosiologis sebagai analisinya. Analisis dakwahtologi yang mengedepankan strukturalisme fungsional, konflik, simbolis, atau analisis-analisis historis dan cultural yang mengedepankan perilaku amar ma’ruf nahi munkar, baik dalam perspektif mau mengikuti ataupun menolak.
  1. 2.      Rumusan Masalah
    1. Khutbah Jum’at Pertama
    2. Khutbah Jum;at Kedua
    3. Pidato Walimatul ‘Ursy
    4. Pidato Peringatan Hari Raya Besar Islam
  1. 3.      Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui contoh-contoh bentuk khutbah Jum’at pertama serta kedua, pidato walimatul ‘ursy, serta pidato peringatan hari besar islam.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. 1.   KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
الحمدلله اللطيف الخبير مجيب دعوةالمضطرين وراحم الضعفاءوالمساكين. فسبحانه وتعالى       الحكيم القدير. واشهدان لااله الاالله وحده لا شريك له فى ملكه. واشهدان سيدنامحمداعبده ورسوله وصفيه وخليله البشيرالنذير.
اللهم فصل وسلم على محمدوعلى اله واصحابه وازواجه وذريته مادام فريق فى الجنة و فريق فى السعير.
امابعد: عبادالله اتقوالله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.
Hadirin, jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Melalui mimbar khotbah ini, terlebih dahulu saya berwasiat kepada diri pribadi ini dan kepada segenap hadirin jama’ah Jum’at. Marilah kita berusaha untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan meningkatkan kembali dalam melaksanakan semua perintah-Nya, serta meningkatkan kehati-hatian kita, agar tidak terjebak dalam pelanggaran larangan-Nya. Karena melanggar larangan Allah akan membawa dampak buruk bagi kita sendiri. Hujjatul Islam Al-Ghazali memberikan gambaran, bahwa pelanggaran terhadap larangan Allah menimbulkan bekas noda hitam di lubuk hati manusia, semakin banyak pelanggaran atau kemaksiatan itu dilakukan, semakin banyak pula bintik hitam yang menutupinya. Hingga manakala lubuk hati itu telah tertutup seluruhnya, maka kegelapan menyelimuti hatinya. Sehingga tidak lagi dapat membedakan mana yang hak dan yang batil. Hidupnya menjadi buta dan tak terarah, terseret oleh nafsu angkara murka, na’udzubillahi min dzaalik…
Hadirin, jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Kita telah berada di dalam bulan yang mulia yaitu bulan Rajab. Sesungguhnya di antara dua belas bulan itu, ada empat bulan yang mulia dalam pandangan Islam. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT. Berfirman:
¨
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36)
Salah satu dari empat bulan yang terhitung mulia itu adalah bulan Rajab. Secara harfiah lafal rajab diambil dari bentuk masdar at-tarjiib yang berarti at-ta’zhiim (keagungan atau kemuliaan). Rajab dikatakan pula dengan Al-Ashab (pencurahan), karena pada bulan itu rahmat Allah dicurahkan pada orang-orang yang bertobat. Pancaran sinar diterimanya amal meluap pada bulan itu. Disebut juga dengan Al-Asham (yang tuli), karena dalam bulan itu tidak didengar suara peperangan.
Sementara ulama ada yang menyatakan bahwa lafal Rajab terdiri dari tiga huruf yaitu ra’, jim, dan ba’. Ra’ berarti rahmatullah (rahmat Allah), jim berarti jumrul ‘abdi wa jinayatuhu (dosa dan pelanggaran hamba), sedangkan huruf ba’ berarti birullah (kebaikan Allah). Sepertinya Allah SWT menyatakan: “Aku menjadikan dosa hamba-Ku diantara rahmat dan kebaikan-Ku.
Ada pula yang mengatakan bahwa Rajab adalah sebuah nama sungai yang artinya lebih putih dari susu, lebih manis daripada madu dan lebih dingin daripada es. Tidak akan meminumnya kecuali, orang yang berpuasa di bulan Rajab. Nabi SAW bersabda: “Pada mala mini Mi’raj. Saya melihat sungai yang airnya lebih manis daripada madu, lebih dingin daripada es, lebih wangi dari misik, lalu saya bertanya kepada malaikat Jibril, “buat siapakah ini Ya Jibril?” Jibril menjawab, : “Bagi orang yang membaca shalawat kepadamu”
Ad-Dailami meriwayatkan dari Aisyah r.a.,bahwa Aisyah berkata aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “Allah SWT benar-benar melimpahkan kebaikan dalam empat malam, yaitu malam hari raya Adha, malam hari raya Fitri, malam Nisfih Sya’ban dan malam pertama bulan Rajab. “Ad-Dhailami juga meriwayatkan sanadnya dari Abi Umamah dari Rasulullah saw., bahwa Beliau bersabda: “Lima bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jum’at, dan dua malam dari dua hari Raya (Hari Raya Adha dan Hari Raya Fitri).
Hadirin, jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Mengenai keutamaan bulan Rajab ini ada banyak hadits yang menjelaskannya diantaranya adalah sabda Nabi saw.:
الاان رجباشهرالله الاصم فمن صام من رجب يوماايماناواحتسابا استوجب رصوان الله الااكبر
“Perhatikan, sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah Al-Asham (bulan tak terdengar lagi gemuruh derap peperangan). Barangsiapa yang berpuasa sehari dari bulan Rajab dengan penuh keimanan dan mencari ridha Allah, maka ia berhak mendapatkan keridhaan Allah yang besar.” (Al-Hadits)
Nabi bersabda:
رجب شهرالله وشعبان شهرى ورمضان شهرامتى
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku”
Abu Hurairah r.a berkata, sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke dua puluh tujuh dari bulan Rajab, maka dia akan dicatat sebagaimana puasa enam puluh bulan.
Hadirin, jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Diceritakan, sesungguhnya ada seorang perempuan di Baitul Maqdis. Setiap bulan Rajab dia membaca “Qul huwallahu ahad” (surat al-ikhlas) sebanyak dua belas ribu kali. Dia memakai kain bulu (woll) pada bulan Rajab. Ketika dia sakit, berwasiat pada anak laki-lakinya, supaya pakaian wool yang dipakai itu dikubur bersamanya.
Setelah perempuan itu mati, dia dibungkus dengan kain yang mahal. Lalu anak tersebut bermimpi melihat perempuan itu berkata pada anaknya: “Aku tidak senang terhadapmu, karena kamu tidak melaksanakan wasiatku. Dia terbangun dalam keadaan terkejut dan mengambil bulunya untuk dikubur bersama ibunya. Maka segera ia menggali kubur ibunya, tetapi dia tidak menemukannya disana. Dia bingung lalu mendengar sebuah panggilan Rabbani: “Tidaklah kamu mengetahui, sesungguhnya orang yang berbakti pada Kami dalam bulan Rajab, dia tidak akan Kami biarkan sendirian?”
Hadirin, jama’ah shalat jum’at yang dimuliakan Allah SWT.
Demikianlah khotbah Jum’at yang saya sampaikan dalam kesempatan ini, mudah-mudahan Allah swt selalu menganugerahkan rahmat, taufik dan hidayahNYA kepada kita, sehingga kita termasuk golongan hamba Allah swt yang bertakwa, yang mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat di bawah naungan Ridha-Nya, amin.
اعوذباالله من الشيطان الرجيم.
بسم الله الرحمن الرحيم. والعصران الانسان لفى خسرالاالذين امنواوعملواالصالحات وتواصوبالحق وتواصوبالصبر. باركالله لى ولكمفى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الااياتوالذكرالحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هوالسميع العليم والستغفروه انه هوالغفورالرحيم.
  1. 2.   KHUTBAH JUM’AT KEDUA
الحمدلله الذى جعل التقوى لباس الصالحين احمده سبحا نه وتعالى حمدعبد معترف بصدق اليقين. واشهدان لااله الاالله وحده لاشريك له الملك الحق المبين. واشهدان سيد نامحمداعبده ورسوله سيدالاولين والاخرين. اللهم صل وسلم على سيد نامحمد وعلى اله وصحبه اجمعين.
اما بعد: فياايهااناس: اتقواالله حق تقاته ولاتموتن الا وانتممسلمون. ولازمواالصلاة على خيرخلقه عليه الصلاة والسلام فقد امركم الله بذلك ارشاداوتعليما واجلالالنبيه وتعظيما. فقدقال ان الله وملائكته يصلون على النبي ياايهالذ ين امنواصلواعليه وسلمواتسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمدان النبى الامى الاواه. وعلى اله وصحبه ومن والاه. وارض اللهم عن اصبحا به ابى بكروعمروعثمان وعلى ومن سائرى اصحاب نبيك اجمعين وعن التبعين ومنهم باحسان الى يوم الدين اللهماغفرللمؤمنين والمؤمنات الاالحياءمنهم والاموات وقاضى الحجات وغافرالذنوب والخطيئات برحمتك ياارحم الراحمين. اللهم اهلك الكفرة والمشركين اعداءالدين امين يامجيب السائلين.
عبادالله! ان الله ياءمربالعدل والاحسان وايتاءذى القربى وينهى عن الفخشاءوالمنكروالبغى يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروالله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم واسئلوه من فظله يعطكم ولذكرالله اكبر.
  1. 3.   PIDATO WALIMATUL ‘URSY
                                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ لَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ “(#qßsÅ3Rr&ur 4‘yJ»tƒF{$# óOä3ZÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur ô`ÏB ö/ä.ÏŠ$t6Ïã öNà6ͬ!$tBÎ)ur 4 bÎ) (#qçRqä3tƒ uä!#ts)èù ãNÎgÏYøóムª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ª!$#ur ììÅ™ºur ÒOŠÎ=tæ “. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ القَائِلِ “النِّكَاحُ سُنَّتِي فَمَنْ أَحَبَّ فِطْرَتِي فَلْيَسْتَنَّ بِسُنَّتِي وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
اَمَّا بَعْدُ:
Para bapak, ibu, hadirin semua yang saya muliakan.
Sebelum saya berbicara, terlebih dahulu marilah kita mengucapkan puja dan puji sukur keharibaan Alloh SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga kita bisa berkumpul di  majlis ini, dalam rangka menghadiri undangan walimatul ursy pada saat ini. Kedua kalinya sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau nabi agung Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Hadirin yang saya hormati
Mengadakan walimah ini hukumnya adalah sunnah, hal ini berdaar pada sabda Nabi, pada suatu ketika, sahabat Abdurrohman bin Auf, berkata kepada Nabi, bahwa dia akan melaksanakan pernikahan dengan menggunakan maskawin berupa emas yang beratnya satu ikat kurma, kemudian Nabi bersabda

بَارَكَ اللهُ لَكَ، أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ
“nabi mendo’akan semoga (pernikahannya) barokah, kemudian beliau memerintahkan untuk mengadakan walimah meskipunn hanya menyembelih seekor kambing.”
Hadirin yang saya hormati
Bicara masalah walimah, banyak macam-macamnya. Seperti yang telah disebutkan dalam kitab-kitab fiqih. Ada kalanya walimatul ‘Ursy, walimatul khitan, walimatul mauled, walimah mendirikan rumah atau boyongan, dan lain-lain. Dan yang paling utama atau lebih afdhol adalah “Walimatul ‘Ursy atau Walimah nikah.
Apabila masalah ijabatut-da’wah, atau mendatangi walimah memiliki hukum yang berbeda. Jika walimah nikah, yang diundang wajib untuk dating, selama dalam majelis nikah tadi tidak ada perkara munkar atau maksiat, apabila dalam majlis tersebut terdapat suatu hal maksiat atau sesuatu yang menyakitkan hati, maka hal ini tidak wajib ditekani.
Apabila walimah selain nikah, seperti walimah khitan, maulud, atau aqiqoh, maka mendatanginya hukumnya sunnah. Hadirin! Selanjutnya, jika dalam satu waktu ada dua atau tiga undangan yang waktunya sama, maka yang harus didatangi adalah yang tempatnya lebih dekat. Jika sama-sama dekat, maka yang harus didatangi adalah yang pertama mengundang. Hal ini berdasar hadis nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawut RA
اِذَا اجْتَمَعَ دَاعِيَانٍ فَأجِبْ أَقْرَبَهُمَا بَابًا، فَإنْ سَبَقَ اَحَدُهُمَا فَأجِبْ الَّذِي سَبَقَ
Yang artinya:
“Apabila ada dua undangan (yang waktunya sama), maka yamga harus didatangi adalah orang yang lebih dekat rumahnya. Apabila salah satunya lebih dulu(mengundang), maka yang lebih dulu mengundang tadi yang harus didatangi.”
Hadirin yang saya hormati !
Saya tadi mengatakan bahwa mendatangi undangan walimah nikah hukumnya wajib, berbeda dengan undangan selain nikah, seperti walimatul khitan atau walimatul mauled yang hukumnya sunnah.
Apakah rahasia atau sebab hukum mendatangi walimah berbeda-beda ? menurut sebagian ulama’ ada yang menjelaskan,bahwa mendatangi undangan nikah wajib, sebab dalam majlis walimah nikah tidak ada satu orang pun yang merasa susah atau sudah, artinya baik orang yang di undang maupun yang mengundang merasa senang dan bahagia, inilah yang menjadi alasan wajibnya mendatangi undangan pernikahan.
Dan jika walimah khitan atau walimah maulud kita ketahui hukumnya sunah, karena dalam rumah orang yang memiliki hajat terdapat orang yang merasakan sakit atau susah. Artinya orang yang diundang dan mengundang merasa senang, tapi anak yang di khitan atau ibu yang melahirkan sedang merasakan sakit. Inilah yang menjadi alasan mendatangi walimah khitan atau maulud hukumnya sunah bukan wajib.
Tapi semua walimah yang telah disebutkan seharusnya didatangi, seperti sabda nabi yang diriwayatkan oleh imam muslim :
اِذَا دُعِيَ اَحَدُكُمْ فَلْيُجِبْ فَاِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ، وَاِنْ كَانَ مُفْطِرًا فَلْيَطْعَمْ
Yang artinya :
“apabila kamu diundang, maka labi baik datangilah. Jika kau (sedang) berpuasa, maka do’akanlah yang bagus dan barokah. Jika kau tidak (sedang) berpuasa, maka makanlah.”
Hadirin yang saya hormati
Saya kira cukup sekian sambutan saya. Terima kasih atas segala perhatian. Dan mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan.
وَبِاللهِ التّوْفِيْقُ وَاْلهِدَايَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
  1. 4.   PIDATO PERINGATAN HARI BESAR ISLAM
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين. والصلام على اشرف الانبياءوالمرسلين. وعلى اله واصحابه اجمعين. امابعد…
Bapak-bapak, ibu-ibu dan hadirin yang saya hormati
Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur kahadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat yang sangat besar kepada kita yang berupa nikmat iman dan islam dan juga nikmat panjang umur tentunya dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga kita bisa mengikuti kegiatan pidato dalam rangka menyambut tahun baru islam
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepda junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Bapak, ibu, hadirin yang saya hormati
Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 1431 hijriyah dan selanjutnya kita akan memasuki tahun baru 1432 hijriyah. Mari kita sambut dan songsong Tahun baru sebagai ajang evaluasi perjalanan hidup kita selama satu tahun ke belakang, amalan apa yang sudah kita perbuat? Jasa dan kemanfa’atan apa yang sudah kita berikan kepada sesama manusia? Mari kita perhitungkan, kita perhatikan dan kita koreksi diri kita masing-masing, karena hal ini adalah merupakan suatu tindakan yang mesti kita lakukan kapan saja, dimana saja kita berada. Hal ini sesuai dengan perkataan Sayyidina Umar ra. : “Buatlah perhitungan terhadap diri kalian sebelum kalian akan diperhitungkan oleh Allah” maka tolok ukur kita adalah masalah umur. Akankah kita bisa memanfa’atkan umur kita sehingga akan tergolong sebagai THE BEST MAN (sebaik-baik manusia )? Dalam hal ini Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan olah Imam Ahmad, yang artinya :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amalannya dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk pula amalannya”
Berangkat dari hadits tersebut, marilah kita sambut dan peringati hari besar islam yang bertepatan dengan tanggal satu muharram dengan memperbanyak amalan-amalan yang baik yang diridoi oleh Allah dan Rasulnya. Semoga kita tergolong orang-orang yang memperoleh keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Bapak, ibu hadirin yang saya hormati
Kita sebagai umat islam harus bisa membandingkan kuantitas dan kualitas perbuatan kita yang menjurus kepada kebaikan dan kemaksiatan. Oleh sebab itu, jika pada tahun yang lalu ternyata perbuatan kita banyak yang menjurus kepada kemaksiatan atau melanggar syariat islam, maka saldo rugilah yang akan kita dapatkan. Dan cara untuk menutupi saldo rugi tersebut, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh adalah dengan memperbanyak amalan-amalan yang baik yang dapat kita lakukan mulai pada tahun baru ini sehingga kita akan mendapatkan saldo laba di tahun yang akan dating
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-‘Ashr ayat 1 – 3 yang artinya :
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å”s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu ada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran”
Firman Allah tersebut menerangkan bahwa manusia yang tidak dapat menggunakan masanya dengan sebaik-baiknya, mereka termasuk golongan orang-orang yanmg merugi. Karenanya dengan bergantinya tahun, maka marilah kita gunakan sisa umur kita untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang sesuai dengan norma-norma agama.
Itu saja yang bisa saya sampaikan mudah-mudahan ada mafa’atnya, dan kita semua diberi kekuatan, kemampuan, dan kesiapan untuk menyongsong tahun baru islam dengan berbagai amalan-amalan yang lebih sempurna.
Akhirul kalam :
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
BAB III
PENUTUP

Kritik dan Saran
ilmu berdakwah berkaitan dengan suatu keahlian da’I menyampaikan pesan dakwah terhadap mad’u. Makalah Ilmu berdakwah ini masih jauh dari sempurna, namun sangat diharapkan dapat benar-benar bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Farhad,Muhammad,dan Muhammad Farouk.Khutbah Jum’at Sepanjang Masa Menuju Bahagia Dunia dan Akhirat.2005.Amelia:Surabaya
Bahreisey,Salim.Bekal Juru Dakwah Edisi Revisi.1977.Balai Buku:Surabaya








ILMU BERDAKWAH
Di susun Oleh:

Ria Isnaini                B71210058


BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Dalam rutinitas sehari-hari kita tidak lepas dari berbagai macam komunikasi, salah satunya yaitu dengan berdakwah, kita bisa temui pendakwah-pendakwah di lingkungan kita sehari-hari, seperti di mushola-mushola terdekat, di masjid-masjid, an sebagainya. Namun dakwah tidak selalu dilakukan di mushola-mushola atau masjid-masjid saja, tapi bisa dipraktekan dalam suatu acara-acara seperti acara rutinan yang dilakukan ibu-ibu PKK yang dilaksanakan dirumah-rumah anggota secara bergatian, kemudian pada acara khitanan, dan acara yang lainnya.
Adapun materi yang digunakan yaitu materi yang sesuai dengan tema acara yang diadakan tersebut, misalnya pada acara khitanan, secara otomatis akan menjelaskan ruang lingkup khitan, tidak mungkin jika pada saat acara khitanan kemudian membahas tentang persiapan menyabut datangnya bulan puasa, karena secara logika hal itu tidak singkron jika dipadukan tema acara yng diselenggarakan.
  1. RUMUSAN MASALAH
    1. Bagaimana contoh teks dari ilmu berdakwah?
  1. TUJUAN
    1. Mengetahui bagaimana teks pidato dari judul walimatul khitan, idul fitri, rutinan rapat khitan.

PIDATO WALIMA (WALIMATUL KHITAN)
Assalamu’alaikum wr. wb.
الحمدالله ربّ العلمين, والصلاةوالسّلام على أشرف الأنبياءوالمرسلين وعلى اليه وصحبه أجمعين, أمّ بعد
Yang saya hormati:
Bapak Hasanan selaku ketua RT
Pada keluarga yang berhajat
Khususnya kepada putra kami Achmad Maulana
Dan para hadirin sekalian yang dimuliakan Allah
Saudara-saudara yang kami hormati, marilah kita bersyukur kehadirat ilahirabbi yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul dalam acara walimatul khitan ini dan tidak lupa pula marilah kita berucap syukur kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah saw. karena beliaulah yang telah menunjukkan kita jalan yang benar yaitu agama islam.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Khitan adalah sesuatu yang diwajibkan bagi setiap muslim. Sebagai umat islam kita wajib bersyukur bahwa pada kenyataannya khitan sangat menguntungkan bagi kesehatan jasmani serta sekaligus kebersihan.
Kita masih ingat bahwa kesehatan itu adalah sebagian dari iman. Maka berlipat gandalah pahala kita jika kita melaksanakan khitan karena selain itu kita juga tau hadits yang berbunyi النّظافة من الإيمان khitan juga merupakan kebersihan dan kebersihan juga sebagian dari iman pula.
Khusus pada adik kami yang dikhitan kami doakan cepat sembuh agar segera dapat melakukan kegiatan sehari-hari, meneruskan untuk menuntut ilmu dan segera dapat melakukan kewajiban-kewajiban lain seperti membantu orang tua, beribadah kepada tuhan, beramal baik dan melaksanakan hal baik lainnya. Amin
Istirahat dan rawatlah dirimu sebaik-baiknya agar cepat sembuh. Bersyukurlah kepada tuhan karena acara khitan ini berlangsung dengan baik tak kurang suatu apapun.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan, kita dapat menganbil kesimpulan bahwa khitan juga termasuk pada kebersihan dari iman. Akhirnya saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah, wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
PIDATO PERINGATAN HARI BESAR ISLAM (IDUL FITRI)
Assalamu’alaikum wr. wb.
الحمدالله ربّ العلمين, والصلاةوالسّلام على أشرف الأنبياءوالمرسلين وعلى اليه وصحبه أجمعين, أمّ بعد
Yang saya hormati:
Bapak Syafi’i selaku ketua acara
Khususnya pada keluarga yang berhajat
Dan para hadirin sekalian yang dimuliakan Allah
Saudara-saudara yang kami hormati, marilah kita bersyukur kehadirat ilahirabbi yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita dapat berkumpul dalam acara walimatul khitan ini dan tidak lupa pula marilah kita berucap syukur kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah saw. karena beliaulah yang telah menunjukkan kita jalan yang benar yaitu agama islam.
Saudara-saudara sekalian yang kami hormati, hari ini adalah hari baik yang sungguh membahagiakan kita semua.
Kita sebagai manusia tentu terikat oleh sifat hakiki manusia yakni sebagai makhluk tuhan yang tidak mungkin hidup sempurna tanpa cacat-cela, tanpa dosa dan salah. Namun kita diberi kelonggaran oleh tuhan untuk saling maaf dan memaafkan.
Dihari yang baik ini marilah kita sekalian lebih menyadari bahwa sesungguhnya orang yang tidak mau minta maaf selamanya tidak akan dapat melepaskan diri dari dosa dan siksa neraka. Sebaliknya jika ada seseorang yang tidak mau memaafkan saudara atau temannya walaupun ia sudah minta maaf kepadanya maka dialah yang menaggung dosa peminta maaf tersebut.
Tiada yang mulia selain orang yang sabar dan suka memberi maaf selamanya. Karena itulah kami akan memaafkan kesempatan Idul Fitri ini sebaik-baiknya untuk mengoreksi diri sudahkah kami bersih dari dosa-dosa selama setahun yang lalu? Sudahkah kami memaafkan dosa-dosa saudaraku terhadapku?
Marilah saudara-saudara saling minta maaf dan memberi maaf karena sesungguhnya Allah swt. juga maha pengampun.
Khusus kepada hadirin yang ada di sini kami pribadi mohon maaf sekaligus atas dosa-dosa dan kekhilafan kami. Sesuai dengan hikmah Idul Fitri semoga kita semua menjadi bayi-bayi yang lahir tanpa dosa sekalipun hari esok terpaksa menanggung dosa lagi.
Demikian sambutan kami, kami akhiri selamat raya Idul Fitri, maaf lahir batin, terima kasih dan wassalamu’alaikum wr. wb.

PIDATO RUTINAN (RAPAT PKK)
Assalamu’alaikum wr. wb.
الحمدالله ربّ العلمين, والصلاةوالسّلام على أشرف الأنبياءوالمرسلين وعلى اليه وصحبه أجمعين, أمّ بعد
Yang terhormat ibu-ibu PKK
Dalam kesempatan ini marilah kita bersyukur pada Allah swt atas rahmat-Nya kepada kita sekalian, karena atas nikmat-Nya itulah kita sekalian dapat berbincang-bincang.
Sebelum kita masuk pada acara inti yakni mendengarkan laporan dari kegiatan masing-masing seksi maka saya selaku ketua PKK di desa ini sekalian ingin menyampaikan banyak-banyak terimakasih atas partisipasi ibu-ibu sekalian khususnya kepada para anggota stap pengurus PKK yang telah benar-benar bekerja sehingga akhir-akhir ini kemajuan kegiaan PKK kita ini semakin tampak jelas.
Apa yang telah kita capai bersama ini hendaknya dapat menjadi pengalaman yang berharga sekaligus mampu mendorong kita lebih maju. Memang dalam pembangunan sekarang ini kita selalu dituntut lebih baik dan lebih maju lagi karena tujuan akhir pembangunan belum tercapai sepenuhnya.
Demikian harapan saya selaku ketua PKK semoga kita semua senantiasa mendapatkan kekuatan dari Allah dan sekaligus kita mendapatkan bimbingan agar cita-cita kita untuk hidup lebih layak adil dan makmur di desa ini dapat tercapai.
Ibu-ibu sekalian yang kami hormati,
Apa yang telah saya sampaikan tadi mudah-mudahan menjadikan hati kita semua lebih mantap dalam bertindak. Khususnya bagi ibu-ibu yang duduk dalam pengurus sayay berharap agar dapat melanjutkan rapat kita siang ini lebih dapat mengarahkan kegiatan anggota PKK kearah yang lebih nyata hasilnya baik jasmani ataupun rohani.
Demikianlah sedikit sambutan saya, tak ada gading yang tak retak, jika ada kesalahan dalam ucap dan laku saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terakhir saya ucapkan selamat bekerja selamat menunaikan tugas masing-masing.
Terima kasih, selamat siang dan assalamu’alaikum wr. wb.
ILMU BERDAKWAH
Oleh:
Mar’atush Sholihah   (B01210064)
PENDAHULUAN
  1. 1.    Latar belakang
Semua manusia diciptakan untuk selalu berdakwah dan selalu mengamalkan pengalaman atau ilmu yang telah dipelajari atau diterima selama ini. Agar bisa sama-sama mengerti dan menjalani kehidupan dengan ilmu atau syariat sehingga tidak orang yang terjerumus ke dalam permasalahan yang amat rumit.
  1. 2.    Rumusan Masalah
    1. FERSI KHUTBAH
    2. FERSI WALIMAH
    3. FERSI PERINGATAN HARI BESAR ISLAM
  1. 3.    Tujuan
Agar dapat mengetahui tata cara dalam menyampaikan khitobah di setiap acara yang diselenggarakan

 FERSI KHUTBAH

1. KHUTBAH JUM’AT DENGAN TEMA KEUTAMAAN ILMU

Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama’ah pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak nikmat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:
Selanjutnya khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan, yang biasa kita kenal dengan istilah sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan kita bersama… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah
Allah berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karenanya Allah menyuruh manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan, membentuk majelis ta’lim, membaca ayat-ayat Allah, baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan ilmu dibanding harta, yaitu:
  1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Fir’aun, Qarun, dan lain-lain.
  2. Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta dijaga oleh orang yang mempunyainya.
  3. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang yang berharta mempunyai banyak lawan.
  4. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
  5. Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan hartawan sering dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
  6. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan pemilik harta dimintai pertanggungjawabannya.
  7. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila disimpan akan usang dan lapuk.
  8. Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu dijaga dari kejahatan.
  9. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan tempat.
  10. Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram, sedangkan harta akan mengeraskan hati.
Nasihat yang disampaikan Ali tersebut menegaskan kepada kita bahwa ilmu lebih mulia dari pada harta, dalam mencari harta kita boleh jadi merugi, akan tetapi sejauh mana pun kita mencari ilmu tidak akan pernah ada istilah merugi.
Iqra’ bismirobbikalladzii khalaq, (bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan), surat Al-‘Alaq ayat 1 memerintahkan kepada kita untuk membaca ayat-ayat Allah, memerintahkan kita untuk mencari ilmu, hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, baik itu ilmu agama atau pun ilmu pengetahuan. Ilmu juga akan menambah keimanan kita, semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan semakin bertambah pula keimanan kita.
Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah,
Sebuah penemuan besar di abad XX bahwa seluruh alam raya ini yang terdiri dari langit, bumi, bintang, galaksi, semuanya diciptakan Allah dari suatu titik tunggal yang sangat kecil tetapi mempunyai kepadatan tak terbatas. Karena sangat kecilnya titik ini, ilmu pengetahuan menggambarkannya dengan konsep ketiadaan. Kemudian para ilmuwan meyakini bahwa titik tunggal ini meledak, melemparkan semua material ke segala arah dan terciptalah suatu sistem alam semesta ini yang terdiri dari bumi, bintang dan seluruh galaksi. Ini adalah teori terakhir tentang terciptanya alam semesta yang diyakini oleh para ilmuwan. Dan sebenarnya, teori yang diyakini ini telah disebutkan Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 30:
“Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya: 30)
Dalam ayat ini disebutkan bahwa awal-mulanya langit dan bumi adalah dari sesuatu yang padu, padu di sini artinya adalah satu titik tunggal yang telah diyakini sebagai asal muasal alam semesta. Kemudian Allah memisahkan antara keduanya (yaitu langit dan bumi), maksudnya dipisahkannya masing-masing bagian dari suatu yang padu ini oleh suatu ledakan dahsyat melemparkan material-material menjadi bintang, bumi, dan langit sebagai ruang kosong di antaranya.
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,
Allah berfirman dalam surat Ali-Imran 191,



“(Orang yang berpikir itu) selalu ingat kepada Allah di kala mereka berdiri, duduk, dan berbaring, seraya memikirkan kejadian langit dan bumi, lalu mereka berkata, ‘Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini ya Allah, Maha Suci Engkau, dan lindungilah kami dari api neraka.’”
2. KHUTBAH JUM’AT DENGAN TEMA MENCETAK GENERASI MUSLIM
Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,
Anak bagi seorang manusia adalah sebuah dambaan. Betapa gembiranya orang tua yang baru saja mendapatkan karunia seorang anak. Sebaliknya, jika pasangan suami isteri tidak segera mendapatkan karunia anak, mereka akan senantiasa diliputi reash dan gelisah. Ini semua menguatkan keyakinan kita, bahwa anak adalah sebuah karunia besar dari Allah kepada umat manusia.
Dalam menghadapi karunia, kewajiban kita sebagai seorang muslim dan mukmin adalah senantiasa bersyukur atas nikmat tersebut. Sukur yang dilakukan oleh seorang hamba akan melipatgandakan kenikmatan yang diperolehnya. Sebaliknya apabila seseorang tidak bisa bersyukur di kala mendapatkan nikmat, kenikmatan itu bisa menjadi adzab yang pedih, sebagaimana firman Allah
Sungguh jika kalian bersyukur, niscaya akan Aku tambah (nikmat) bagi kalian. Dan jika kalian kufur (tidak bersyukur) sesungguhnya adzabKu benar-benar pedih (QS Ibrahim:7)
Ma’asyiral muslimin rahimahullah,
Kelahiran seorang anak, selain sebagai nikmat juga merupakan amanah dan ujian dari Allah. Setiap orang tua yang diberi karunia anak, berarti ia mendapatkan amanat untuk mempertahankan benih-benih keimanan yang telah ada di dalam dirinya, dan mengembangkan supaya kelak tumbuh subur di saat ia dewasa. Rasulullah saw bersabda
”Setiap yang terlahir, ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, nasrani, atau majusi” (HR al-Bukhari)
Hadis ini menyiratkan peran orang tua dalam membina keimanan seorang anak. Allah telah menanamkan jiwa fitrah, jiwa tauhid, di dalam diri setiap anak, lalu apa yang diperbuat oleh orang tua dalam membesarkan anaknya. Dididik menjadi yahudi, nasrani, Majusi, atau dijaganya dan dirawatnya benih keimanan yang bernama fitrah ini sehingga ketika si anak menjadi dewasa ia memiliki jiwa yang beriman dan bertaqwa.
Penjagaan fitrah ini merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab orang tua, sebagaimana difirmankan oleh Allah
 “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (Qs At-Tahrim: 6).
Jama’ah sidang Jum’at ‘azzani wa ‘azzakumullah
Perlu kita sadari bahwa tujuan pendidikan di dalam Islam bukan hanya transfer ilmu dari guru kepada murid, dari orang tua kepada anak. Pendidikan hakekatnya adalah transfer nilai, transfer kepribadian. Tujuannya ialah untuk membentuk pribadi yang cinta Allah dan RasulNya, bersegerah melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya. Kecintaan kepada Allah dan Rasulullah saw itu akan mendorong seseorang untuk senantiasa melakukan amaliah keseharian yang mencerminkan akhlak dan pribadi yang mulia dan terpuji tersebut.
Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang tua dan juga para pendidik untuk mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk melaksanakan tugas pendidikan yang benar dalam kaca mata Islam. Dan sekaligus menjauhkan generasi ini dari pendidikan ala Barat yang hanya memprioritaskan masalah materi dan urusan duniawi semata.
Pendidikan ala Barat yang selama ini masih dilaksanakan oleh bangsa kita sebenarnya sudah menampakkan tanda-tanda kegagalan. Pendidikan Barat yang hanya berorientasi pada materi hanya melahirkan generasi yang rakus kepada harta dan jabatan. Akibatnya mereka akan merusak segala fasilitas dunia yang telah disediakan oleh Allah untuk kepentingan diri mereka saja. Rasulullah saw bersabda;
Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dilepaskan di dalam kawanan domba akan lebih merusak daripada rusaknya agama seseorang karena rakusnya kepada harta dan jabatan. (HR at-Tirmidzi)
Jama’ah sidang Jum’at ‘azzani wa ‘azzamukumullah,
Jika pendidikan yang kita saksikan selama ini bukanlah pendidikan Islam, lalu seperti apakah pendidikan Islam itu?
Allah subhanahu wata’ala telah memberikan gambaran yang cukup jelas tentang pendidikan Islam melalui lisan seorang ahli hikmah yang bernama Luqman. Wasiat-wasiat luqman kepada puteranya sarat berisi falsafah dasar pendidikan Islam. Dan wasiat-wasiat tersebut telah diabadikan di dalam al-Qur’an, tepatnya surat luqman ayat 12 hingga 19.
Pokok-pokoik pikiran pendidikan luqman dapat kita ringkaskan sebagai berikut;
1- Tauhid yang murni.
Hal ini tercermin di dalam wasiatnya;
ã ÇÊÌÈ
Wahai anakku, janganlah kau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu adalah kedhaliman yang sangat besar (Luqman:13)
Tauhid dalam pendidikan Islam adalah asas, karena hak Allah adalah kewajiban utama dan pertama bagi manusia. Tauhid adalah kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Tauhid ini pula lah yang akan mencetak hidup seseorang sehingga terpola dengan akhlak karimah.
2- Akhlak Mulia
Akhlak mulia adalah cerminan dari tauhid dan keimanan seseorang. Rasulullah saw bersabda; ”Sesempurna sempurna iman seseorang adalah yang paling baik akhlaknya. (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Banyak sekali Luqman mewasiatkan akkhlak ini; yang tertama dan paling ditekankan adalah agar seorang anak bias berbakti kepada orang tuanya. Hal ini tercermin di dalam firman Allah
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur ¥’n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu (QS Luqman:14)
Selain mengajarkan bakti kepada orang tua, pokok pengajaran akhlak ini disampaikan oleh Luqman dalam bentuk sikap rendah hati dan tidak sombong. Firman Allah;
Ÿwur öÏiè|Áè? š‚£‰s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? ’Îû ÇÚö‘F{$# $·mttB (  ÇÊÑÈ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. (QS Luqman:18)
Selain sikap tawadlu’ ini, Luqman juga mengajarkan agar menjaga sopan santun dalam berbicara, sebagaimana firman Allah
ô‰ÅÁø%$#ur ’Îû šÍ‹ô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽÏJptø:$# ÇÊÒÈ
Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS Luqman:19)
Melunakkan suara tentu bukan berarti berbicara dengan suara pelan yang tidak terdengar oleh orang lain. Ayat ini bermakna agar kata-kata yang terucap bukanlah kata-kata kasar yang tidak nyaman di telinga pendengar.
Memang, menjalankan ketaatan itu berat, namun itulah kewajiban yang harus ditaati dengan penuh kesabaran. Dan sabar ini adalah akhlak mulia yang harus tertanam kuat, dan juga diwasiatkan oleh Luqman
÷ŽÉ9ô¹$#ur 4’n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ÇÊÐÈ
Dan bersabarlah terhadap apa-apa yang menimpamu (QS Luqman:17)
3- Disiplin beribadah
Pesan luqman kepada anaknya di antaranya adalah agar senantiasa menjaga shalat, sebagaimana firman Allah;
¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# ÇÊÐÈ
Wahai ananda, tegakkanlah shalat… (QS Luqman:17)
Shalat adalah kewajiban pertama bagi setiap mukmin dan muslim, dan shalat ini pula wasiat terakhir para nabi. mewakili kewajiban ibadah seorang mukmin. Shalat adalah standard keagamaan seseorang, jika shalatnya baik maka agamanya akan cendeurng baik. Karena itulah hal pertama yang akan ditanyakan di akhirat adalah shalat, sebagaimana sabda Rasulullah saw; “Yang pertama-tama dihisab dari manusia pada hari kiamat kelak di antara amal-amal mereka adalah shalat (HR Abu Dawud)
4- Komitmen pada kebenaran
Ini adalah satu sikap yang mendasari karakter keislaman seseorang. Sebagai wujud komitmen keislaman seseorang adalah aktifitas amar ma’ruf dan nahi munkar, sebagaimana diwasiatkan oleh Luqman ;
öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# ÇÊÐÈ
Dan perintahkanlah untuk berbuat ma’ruf (kebaikan) dan cegahlah perbuatan munkar (kejahatan) (QS Luqman :17)
Hanya orang yang benar-benar memiliki komitmen pada kebenaran sajalah yang sanggup melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. Orang yang tidak memiliki komitmen pada kebenaran, bagaimana ia akan melakukan amar ma’ruf jika dirinya tidak memiliki sense untuk melakukannya. Dan juga bagaimana akan mencegah kemunkaran jika dirinya selalu bergelimang dengan kemungkaran.
Apabila amar ma’ruf nahi munkar sudah menjadi tradisi masyarakat, maka menunjukkan bahwa komitmen kepada kebenaran sudah benar-benar mengakar kuat. Dan ini menjadi tanda kemajuan ummat ini, sebagaimana firman Allah
öNçGZä. uŽöyz >p¨Bé& ôMy_̍÷zé& Ĩ$¨Y=Ï9 tbrâßDù’s? Å$rã÷èyJø9$$Î/ šcöqyg÷Ys?ur Ç`tã ̍x6ZßJø9$# ÇÊÊÉÈ
Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan kepada manusia, kalian memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran (Ali Imran :110)
Ayat ini mengaitkan antara citra umat terbaik dan amar ma’ruf nahi munkar. Ini mengisyaratkan bahwa standar kebaikan suatu ummat terletak pada kesadaran melaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar ini.
Mayoritas orang tua masih terpedaya dengan keyakinan semu, bahwa semakin tinggi jenjang sekolah yang diraih akan menghasilkan duniawi yang berlebih. Semakin banyak title yang didapat, maka kebahagiaan dunia ada dalam genggaman. Itulah pendidikan yang hanya memprioritaskan masalah materi semata, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek keluhuran budi pekerti dan akhlak islami. Mereka lalai, bahwa harta dan kedudukan bukanlah segala-segalanya dalam kehidupan. Justru hati dan keimananlah yang merupakan pondasi kebahagian dunia. Dengan ketentraman hati dan kekuatan keimanan, dunia akan terasa lebih luas dan menyenangkan. Sebaliknya, dengan egoisnya hati dan minimnya keimanan, maka dunia akan terasa sempit dan menyesakkan.
Dari sinilah jama’ah jum’ah yang dirahmati oleh Allah, marilah kita perbaharui paradigma pendidikan kita. Kita perbaiki orientasi pendidikan kita. Marilah kita perhatikan pendidikan agama, agar anak-anak kita menjadi anak shalih, yang bisa mendo’akan orang tuanya, dan senantiasa mengalirkan pahala kepada kita setelah wafat kita kelak
Semoga kita semua termasuk orangt tua dan pendidik yang sukses dalam memberikan pendidikan dan selalu dibimbing Allah dalam mendidik keluarga maupun masyarakat. Sehingga kita mampu melahirkan generasi Rabbani yang senantiasa menghabiskan hidupnya di jalan Allah. Wa akhiru da’wana ‘anil hamdulillahi Rabbil ‘alamin.
FERSI WALIMAH

  1. 1.       PERNIKAHAN


Alhamdulillah, dipanjatkan segala puji syukur kehadhirat Allah sabhanahu wataala. Allah yang maha pengasih dan penyayang. Allah yang maha pemurah pencurah rahmah, – maha pencipta kasih sayang. Dengan limpahan rahmatNya jua kita berkumpul disini untuk acara pernikahan ananda tercinta……………. dengan ……… ( nama lengkap ).
Kita ucapkan Shalawat dan salam atas junjungan kita, yang mulia rasulullah Muhammad salallahu alaihi wassalam, para sahabat dan kerabat, para khulafaurrasyidin, para aulia yang membimbing dan memberi contoh tauladan akhlakul karimah.
Para hadirin undangan yang terhormat, Kami sekeluarga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga atas perkenan para hadirin undangan semuanya untuk hadir pada acara hari ini.
Dalam kesempatan ini perkenakanlah kami menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bapak – Ibu – hadirin semua pada acara pernikahan anak kami : ananda …………………. dengan ananda ……………. ( nama lengkap ).
Tiada kata yang sempurna untuk mengungkapkan perasaan kami sebagai orang tua pada saat ini, kecuali merasa bangga, terharu dan bahagia.
Kami merasa bangga karena telah sampai pada pelaksanaan tanggung jawab menghantarkan anak kami kepada bentuk kehidupan baru, kehidupan membentuk satu keluarga baru yang meneruskan generasi dan tradisi keluarga ini.
Ananda………………………,
Abah dan mama, merasa terharu atas ungkapan bakti ananda sebagaimana yang ananda ucapkan. Suatu ungkapan perasaan yang menunjukan sikap yang matang, dewasa dan bijaksana.
Abah dan mama merasa sangat berbahagia bahwa ananda telah menentukan pilihan teman pendamping dalam menjalankan bahtera kehidupan, membentuk keluarga sakinah – mawaddah wa rohkmah.
Sesunguhnya bagi abah dan mama, rasa bahagia ini sudah terpancar sejak ananda masih dalam kandungan.
Memang sang waktu berlalu sedemikian cepat dan telah kita lalui.
Dan dalam perjalanan waktu, terdapat berbagai suka duka romantika kehidupan.
Tiada harapan dan keinginan lain abah dan mama, kecuali kebahagian ananda.
…………………dan ananda ……………..
Dengan ini Abah dan Mama memberikan restu atas pernikahan ananda. Seluruh keluarga dengan ini memberikan restu dan memanjatkan do’a agar ananda berdua mendapat berkah dan inayyah dari Allah SWT.

Kami sekeluarga juga memohonkan agar bapak – ibu – saudara hadirin undangan yang terhormat, berkenan memberikan doa restunya kepada anak kami tercinta. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
Anak kami seperti juga semua kita, akan membetuk keluarga yang saling mencintai dengan tulus ikhlas antara suami istri, cinta dan kasih sayang yang disebut sebagai keluarga mawaddah.
Sebab dengan saling kasih mengasihi, saling sayang menyayangi, saling hormat menghormati, menjaga kehormatan suami , menjaga kehormatan isteri. Dari situlah akan membangkitkan suasana ketenangan keluarga, ini namanya keluarga sakinah. Satu keluarga tempat berbagi suka dan duka dalam menempuh kehidupan.
Mawaddah dan sakinah akan memancarkan rahmah, menebarkan kasih sayang kepada lingkungan sekelilingnya. Berbelas kasih , berbagi kebahagian atau menebarkan kasih sayang dan kedamaian kepada sekelilingnya. Itulah tujuan pernikahan ananda berdua.
Sungguh indah dan mulia tujuan pernikahan itu. Besar harapan kami semua, untuk ananda berdua bahwa apapun yang terjadi, kembalilah kepada tujuan pernikahan ananda berdua.
Berupayalah agar tujuan mulia pernikahan ananda berdua tetap terjaga hingga akhir hayat.
Ananda …………., Abah dan mama berpesan, cintailah istrimu, hormatilah dia, jagalah kehormatannya, berilah dia ketenangan dan kedamaian dalam rumah tanggamu.
Ananda ……………., cintailah suamimu, hormatilah dia, jagalah kehormatannya, berilah dia ketenangan dan kedamaian dalam rumah tanggamu.
Sebagai pasangan suami isteri, jadilah orang-orang yang mengasihi dan menyayangi orang-orang yang ada disekiling kalian, yang telah membantu kalian, yang telah mendidik dan merawat kalian. Insya Allah berbuat baik dan berkasih sayang, akan mendatangkan kebaikan dan kasih sayang yang berlimpah untuk ananda berdua.
Kepada para undangan yang kami hormati, sekali lagi sudilah kiranya Bapak – Ibu da saudara sekalian, memberikan do’a dan restu kepada kedua mempelai, agar apa yang mereka cita-citakan sebagai sepasang suami-istri dapat tercapai, agar mereka tuntung pandang , agar mereka langgen dan dapat membina keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Marilah kita semua memanjatkan doa untuk kedua mempelai :
BarakaLLahu laka –  wa baraka ‘alaika  –  wa jama’a bainahuma fii khoiriin. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Demikianlah kata sambutan kami. Mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan dan kekhilafan kami.
Al haqqu mir Robbikum Wassalaamu ‘alaikum Wa rahmatullahi Wa barakatuh
FERSI PERINGATAN HARI BESAR ISLAM

MAULID UNTUK MENGINGAT NABI MUHAMMAD SAW
Terima kasih atas kesempatan hadir di sini. Pertama saya ingin mohon maaf sedalam-dalamnya, bila ada yang merasa tersinggung atas apa yang saya jelaskan nanti di dalam ceramah ini. Tidak ada niat di dalam hati saya untuk menyinggung perasaan saudara saya di dalam Islam. Tetapi saya ingin menyampaikan apa yang saya rasakan dan saya alami sejak saya masuk Islam, dengan harapan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Jadi, kalau ada kata dari saya yang terasa terlalu keras di dalam hati, mohon dibuka pintu maaf seluas-luasnya, karena niat saya hanya untuk bicara secara serius dan jujur tentang perbuatan kita sebagai suatu ummat.
Tujuan Maulid Apa?
Tujuan Maulid adalah untuk ingat bahwa kita harus mengikuti Nabi Muhammad SAW. Apakah benar bahwa kita masih mengikuti Nabi SAW? Kalau masih mengikuti Nabi Muhammad SAW, maka Maulid bagus. Tetapi kalau kita tidak mengikutinya, buat apa kita rayakan Maulid setiap tahun? Kalau kita TIDAK mengikuti Nabi SAW dengan baik, dan lebih suka mengikuti contoh dan perbuatan buruk dari orang KAFIR atau perbuatan SETAN, bagaimana? Apakah perlu kita bubarkan Maulid Nabi KALAU ummat Muhammad SAW lebih peduli pada contoh dari orang kafir dan setan?
Harus kita kaji lebih dalam: Apakah BENAR kita masih mengikuti Nabi Muhammad SAW atau tidak!
Kalau kita mau bicara tentang anjuran dan kewajiban bagi ummat Islam untuk mengikuti Nabi SAW, maka ada ayat-ayat penting yang perlu kita pahami.
ö@è% $yg•ƒr’¯»tƒ ÚZ$¨Z9$# ’ÎoTÎ) ãAqß™u‘ «!$# öNà6ö‹s9Î) $·èŠÏHsd “Ï%©!$# ¼çms9 ہù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur ( Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ¾Ç‘ósムàM‹ÏJãƒur ( (#qãYÏB$t«sù «!$$Î/ Ï&Î!qß™u‘ur ÄcÓÉ<¨Y9$# Çc’ÍhGW{$# ”Ï%©!$# ÚÆÏB÷sム«!$$Î/ ¾ÏmÏG»yJÎ=Ÿ2ur çnqãèÎ7¨?$#ur öNà6¯=yès9 šcr߉tGôgs? ÇÊÎÑÈ
158. Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS. Al-Araaf 7:158)
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq™7Åsè? ©!$# ‘ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósムª!$# öÏÿøótƒur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRèŒ 3 ª!$#ur Ö‘qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÊÈ
ö@è% (#qãè‹ÏÛr& ©!$# š^qß™§9$#ur ( bÎ*sù (#öq©9uqs? ¨bÎ*sù ©!$# Ÿw =Ïtä† tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÌËÈ
31. Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
32. Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS. Al-Imran 3:31-32)
Selanjutnya, mari kita menganalisa perbuatan kita sehari-hari, sebagai suatu ummat, yang mengaku sebagai pengikut dari Rasulullah SAW. Mari kita coba pahami apakah kita benar-benar mengikuti dia atau tidak.
Shalat Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah shalat kita masih 100% sama dengan Nabi Muhammad SAW. Masih dalam Bahasa Arab, gerakannya sama, masih wajib lima waktu, hitungan waktu shalat masih diambil dari posisi matahari, menghadap kiblat, dsb. Tetapi mungkin kualitasnya shalat kita berbeda dengan Nabi:
o   Nabi Muhammad SAW shalat dengan baik, tenang, dan khusyu.
o   Sebagian dari ummatnya shalat dengan cara kurang sempurna, buru-buru, sambil memikirkan segala sesuatu.
Dan sangat disayangkan bahwa banyak sekali “pengikut Muhammad SAW” justru tidak melakukan shalat. Mungkin sebagian dari kita hanya hadiri Shalat Jumat saja. Mungkin hanya setahun dua kali: yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Kenapa begitu banyak orang bisa tinggalkan shalat dengan sikap tenang, tetapi masih mau dianggap sebagai “pengikut Muhammad SAW”? Dan mungkin sebagian dari mereka yang tidak shalat malah mau datang ke masjid untuk Maulid Nabi, tanpa rasa malu. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita.
Dan bagaimana dengan Shalat Jumat ktia? Mungkin 50% dari jemaah di sini ikuti Shalat Jumat dalam keadaan setengah sadar, atau tidur. Khatib seharusnya dipilih karena bisa bicara dengan semangat. Tetapi banyak khatib belum belajar untuk “bicara di depan umum”, jadi suaranya terlalu lembut, dan malah membuat jemaah tidur. (Ilmunya tidak diragukan. Hanya cara menyampaikannya.) Jemaah “salah” karena banyak yang abaikan ilmu yang mau diberikan oleh orang alim (mereka merasa enakan tidur). Khatib “salah” karena tidak berusaha untuk belajar: “Bagaimana caranya berceramah dengan suara yang baik dan semangat, biar jemaah merasa tertarik dan tidak mau tidur?” Sayang kalau ummat Islam tidur terus, pada saat ada orang alim yang mau berikan ilmu yang benar dan bermanfaat di dunia dan di akhirat. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita melakukan shalat.
Puasa Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW. Mulai dari adzan Subuh, berakhir pada waktu Maghrib, dsb. Tetapi apakah berat badannya Nabi Muhammad SAW malah NAIK pada saat puasa? Berapa banyak dari ummat Islam yang berat badannya NAIK pada waktu bulan Ramadhan? (Dan saya pernah alami juga. Dulu, saya makan lima kali setiap malam karena takut akan lapar besok. Sekarang sudah tidak lagi begitu.)
Apakah Nabi Muhammad SAW rajin ke Tanah Abang atau ITC dan belanja banyak di tengah bulan puasa? Dan pakaian yang dibeli itu BUKAN untuk anak yatim dan fakir miskin, tetapi untuk dipakai saat pulang kampung? Apakah tujuan dari puasa pulang kampung dengan baju baru? Pusat belanja baju bisa menjadi lebih ramai daripada masjid.
Ada juga banyak yang mau melakukan umrah di saat puasa. Alhamdulillah dia mau melakukan ibadah yang baik itu. Tetapi justru ada yang batalkan puasanya, dengan alasan menjadi MUSAFIR!  Ada orang lain yang pulang kampung, dan mereka juga batalkan puasa dengan alasan musafir!
Mana yang lebih utama di tengah bulan suci Ramadhan? Puasa, atau banyak jalan-jalan? Dilakukan terus-terusan setiap tahun, dan untuk umrah, tentu saja ada biaya yang cukup tinggi. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita melakukan puasa di bulan Ramadhan.
Haji dan Umrah Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi apakah Nabi SAW naik haji setiap tahun? Dan umrah berkali-kali dalam satu tahun? Ternyata, Nabi SAW hanya melakukan haji satu kali saja. Dan hanya melakukan umrah sebagai idabah sunnah 3 kali saja (atau mungkin 4 kali).
Penjelasannya, Nabi Muhammad SAW hanya melakukan umrah 2 kali sebagai ibadah sunnah, secara sengaja dan terpisah dari Haji. Satu kali lagi, dia lakukan umrah pada saat sedang melakukan Haji, jadi tidak berangkat secara khusus dari Medina untuk umrah saja. Dan satu kali lagi Nabi SAW tidak berhasil masuk Makkah, berarti umrahnya tidak jadi. Artinya, Nabi hanya melakukan umrah 2 kali saja (secara sengaja dan terpisah dari Haji), padahal ada ribuan kesempatan. Boleh dikatakan 3 kali, kalau tambahkan umrah yang dilaksanakan saat Haji. Dan boleh dikatakan 4 kali, kalau termasuk satu kali yang gagal di mana Nabi berniat melakukan umrah, tetapi tidak berhasil masuk kota Makkah (dan itu usaha umrah yang pertama).
Jadi, boleh dikatakan Nabi SAW melakukan umrah minimum 2 kali (berangkat secara sengaja dan terpisah dari Haji), maksimum 4 kali termasuk saat Haji dan satu kali yang gagal). Padahal Nabi SAW bisa melakukan umrah ribuan kali, kalau dia mau. Ternyata, hanya 2-4 kali saja.
Uang yang dihabiskan oleh kita berapa banyak untuk melakukan ibadah-ibadah itu? Berapa puluh atau berapa ratus juta setiap tahun, untuk SETIAP ORANG yang berangkat? Apakah tidak ada orang yang lebih membutuhkannya? Misalnya, anak yatim, fakir miskin, orang yang punya hutang, orang yang perlu operasi, dsb. Apakah mereka itu “SAUDARA KITA” atau tidak? Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita utamakan kenikmatan ibadah sendiri dengan biaya yang tinggi, pada saat ada banyak saudara kita yang perlu bantuan.
Masjid Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW. Tempat bersih untuk shalat, ada tempat wudhu, menghadap kiblat, dsb. Tetapi kenapa bisa begitu mewah, sehingga menghabiskan MILYARAN RUPIAH untuk renovasi saja? Saya tidak bicarakan masjid yang sudah dibangun dari zaman dulu. Yang sudah ada, biarkanlah. Yang saya maksudkan adalah yang dibangun dan direnovasi sekarang.
Ada sebuah masjid yang cukup besar. Sedang direnovasi. Pengurus masjid pasang marmer di lantai dan tembok. Memang sangat indah tetapi kenapa sebagian dari marmernya harus diimpor dari Itali? Dan kenapa harus pakai marmer? Kenapa tidak bisa pakai UBIN berkualitas saja? Sedangkan banyak hotel bintang 5 hanya pakai ubin. Kalau hotel mewah bisa pakai ubin, kenapa masjid kita harus pakai marmer yang diimpor dari luar negeri dengan biaya yang cukup besar?
Kenapa ada juga masjid yang harus pasang kubah emas dan menggunakan barang-barang lain yang mewah di dalam masjid? Apakah Nabi Muhammad SAW akan senang melihat masjid kita? Sedangkan banyak anak yatim yang miskin, tidak bisa makan setiap hari, tidur dalam keadaan lapar, putus sekolah, menjadi pemulung, dsb.? Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan masjid kita.
Allah berharap kita bisa berubah. Para malaikat berharap kita bisa berubah. Dan Nabi Muhammad SAW berharap kita bisa berubah.  Jadi, mari kita mengubah diri kita dan mengubah ummat Islam. Mulai dari sekarang.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
DAFTAR PUSTAKA
syamjr.wordpress.com/tekspidatopernikahan/TembolokMirip
genenetto.blogspot.com/…/ceramahmaulidnabisaw-2010-di.htmlTembolokMirip
khutbahjumat.wordpress.com/…/khutbah-jumat-20080328/TembolokMirip
jejakjejakjejak.wordpress.com/…/contohkhotbah-jumat-mencetak-generasi-muslim-berkarakter/TembolokMirip
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file&#8230;TembolokMirip (keutamaan ilmu)
Yasin Sulhan, contoh-contoh pidato praktis, Penerbit MEKAR Surabaya

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...