Rabu, 24 Februari 2016

AKU DAN BARONGSAI ( CERPEN TERBARU MENGENAIKU )











AKU DAN BARONGSAI 


Tepat pada pukul 21:30 Wita, hmmm.. gak ah, kayaknya gak tepat 21:30 deh, mungkin saja lebih ? kayaknya lebih deh, sekitar 21:35 / 21:40 wita, ya sudahlah gak penting juga. Pokoknya malam Rabu, tepat saat latihan musikalisasi puisi yang bakalan dipentaskan sebulan yang akan datang, aku mengantar kembali wanita cantik nan imut-imut kembali ke kosnya, ya itulah kewajiban seorang pria yang mengantar  seorang  wanita yang telah dijemput sebelumnya. Dia ialah teman ku yang sama-sama juga latihan musikalisasi puisi dimalam kemarin.
            Di tengah perjalan, aku dan temanku yang cantik imut-imut, yang disingkat “ camut “ ( bukan semut yaa ) tertahan oleh macetnya jalanan, dimana dari kejauhan sangat terdengan suara tabuhan gendang yang biasanya dimainkan oleh penggiring Barongsai. Perkiraanku benar, ternyata ada pagelaran Borongsai ditepi jalan, tepatnya dihalaman pertokoan yang cukup luas. Pekan ini bertepatan dengan hari “ Cap Go Mei “ entah apakah begitu tulisannya, hanya orang cina dan sekitarnya yang tahu. Ku tanya si Camut “ kamu pernah lihat Barongsai ? “, dia menyahut belum, lalu ku ajak dia untuk menonton sebentar pertunujukan Barongsai yang dimainkan oleh beberapa anak muda ini.
            Lenggang-lenggok bokong Barongsai seakan-akan goyang patah-patah kaya Dewi Persik, hahahaha, ( itu cuma imaginasi ku saja ). Barongsai loncat kesana kemari, diiringi dengan tabuhan gendang besar yang merasuk hingga kejantung. Malam itu aku terbawa suasa yang indah, yang bahagia serta berkesan dalam sepanjang ingatanku bersama Barongsai. Aku mulai teringat saat aku kecil, sekitar umur 7 tahun, kecil-kecil mungil serta menggemaskan pada waktu itu. Pada waktu itu pentunjukan Barongsai saat itu sangat jarang terlihat, entah kenapa ( kalau mau tahu, silahkan buka google ), bahkan saat perayaan Cap go Mei seperti sekarang kemungkinan hanya dipertunjukan hanya sekali dalam setahun, tidak seperti sekarang sudah ada dimana-mana yang namanya Barongsai ini, di pasar, dijalan-jalan raya, dipertokoan Cina, di televisi, di radio ( musiknyaaaa !!! ), di lapangan terbuka, diacara atau di event-event etnis Tionghoa dan lainnya.
            Ketika umurku 7 tahun ..
            Ariiifffff.. ayo cepat sana mandi, ayo ke musholla, sholat magrib sana ? tentu saja itu suara ibu yang agak sedikit halus namun kencang ( jangan ditanya maksudnya apa, aku juga gak tahu mau menulis apa, pokoknya nadanya halus namun kencang, daah gak usah dibayangkan). Aku yang sedang asik melihat televisi, mendatangi ibu yang asik ngasih makan adik perempuanku yang masih 4 tahun. “ Ibu, ibu nyuruh mandi, ke musholla atau sholat magribku, masa ibu nyuruh aku yang membulum mandi ini ke musholla dan ini belum waktunya sholat magrib buu “ ocehku, ya maklumlah sudah sejak kecil aku ini suka ngoceh, bahkan kepada ibuku. Namun bukan berarti aku mau ngelawan perintah ibu, tapi itu murni karna sifat asliku yang memang sangat suka bercanda. Ibuku tak menyahut apa-apa namun beliau mengambil “centong “ ( ituuu,, alat mengambil ai, kecil saja tapi tangkainya yang panjang, warnanya biasanya warna hijau, pink, merah, biru, warna ungu gak ada, kalo nanya harganya berapa aku beneran sumpah gak tahu !! ). Centong yang diarahkan ibu kepadaku, itu ialah jawaban yang tak bersuara namun aku sangat pahan maksudnya, artinya aku harus mandi, setelah mandi aku harus mengenakan pakaian sholat, yaa setidaknya pakai celana panjang dan memakai kopiah, setelah pakai baju sholat aku harus pergi ke musholla, dan ketika waktu sholat magrib tiba aku harus sholat magrib, itulah maksud si centong ketika ia mulai diarahkan kepadaku. Hahahahaha.. keselamatan terancam, ibu kejam, wahahaha.
            “ iya bu, aku akan mandi, terus ke musholla dan sholat magrib “ sahutku kepada agar ibu menurunkan centong yang ada ditangannya. Aku pun mandi. ( tak perlu ku tuliskan detailnya ritual aku mandi, karena itu rahasia ). Aku yang sudah mengenakan pakaian sholat dan mau pergi ke musholla ibuku memanggil “ Rif.. Rif, kalau udah sholat, langsung pulang yaa, jangan jalan-jalan ke Bali yaa atau jangan ke monas dulu “ wahahaha, ya gak gitu lah, ibu pesan “ jangan ke mana-mana, langsung pulang, karena ayah mau ngajak nonton Barongsay “.
            “ apaaaaaa !!! Barongsaaaaaaaaaaiiiiii !!! gilaaaa, nonton Barongsai adalah impianku, sejak aku belum dilahirkan, terima kasih ayah, terima kasih ibu, kalian memang orang tua yang berbakti kepada anaknya “ ( hatiku bergembira ). Dalam pikiranku “ asik barongsai, asik barongsai “ bahkan ketika aku sholat pun barongsai kayaknya ada berlenggang lenggok di depanku. Maklum aku sama sekali tidak pernah menonton Barongsai, hanya pernha lihat di televisi saja, dan itu ialah impianku sejak aku belum dilahirkan, hahaha, aku senang malam ini aku diajak untuk menonton secara langsung.
            Setelah sholat magrib aku pun mengucap syukur kepada Allah “ Ya Allah terima kasih, hidupku sangat mengasikan “. Aku segera pulang ke rumah, dengan langkah 12 ribu dalam hitungan yang tak pernah ku hitung aku sampai ke rumah. Di depan rumah ayah sudah siap dengan kendaraan mewahnya, ayah mengelap dan membersihkan kendaraan mewahnya sembari menunggu ibu yang lagi dandan. Aku yang masih menggunakan peci dan baju koko ( baju muslim yang biasanya dipakai untuk sholat dan untuk ke WC juga bisa sih sebenarnya ), naik duluan ke kendaraan mewah ayah, aku duduk didepan, sepeti biasa dan selalu duduk di depan. Ibu pun seselai dengan dandanannya, dia juga duduk di depan bersama adikku yang kecil imut cantik menggemaskan, ya hanya ayahku yang duduk di belakang, tentu saja dong dibelakang, karena yang sedang kami tunggangi ini ialah becak kesayangan ayah, becak yang membawa rezeki dari Tuhan kepada ayah, dan becak yang akan ku lihat sampai umurku 23 tahun nanti.
            Sekitar tiga puluh menit lamanya ayah mengayuh becak sampailah kami ke tempekong, tempat masyarakat etnis Tionghoa beribadah itu kata ibuku “ nahhh.. kita sudah sampai Rif, ini namanya tempekong, dimana orang cina, sembahyang “ loohh, kan sembahyang itu ke musholla bu, atau ke masjid bukan ke tempekong “ sahutku ?. ibu belum menjawab pertanyaanku, kami pun turun dari becak, ayah pun juga, setelah becak yang kami tunggangi sudah di parkirkan di tempat parkir yang sudah tersedia. “ oh, ya Rif.. itukan orang Muslim, Muslim memang bersembahyang di musholla, masjid dan lainnya, orang cina sembahyangnya disini, begitu juga dengan orang kristen mereka sembahyangnya di gereja, masing-masing orang mempunyai agama masing-masing dan tempat sembahyang masing-masing “ itu jawaban ibuku. Aku pun bertanya lagi “ apakah itu punya Allah bu “ , ibuku menjawab “ segala yang ada dimuka bumi, alam semesta ini ialah punya Allah nak “ sahut ibuku. Aku yang rada-rada kebingungan berpikir, ya sudahlah yang penting malam ini nonton Barongsai !!!, aku yakin setelah dewasa aku akan mengerti apa yang dimaksud ibu tadi, ini aku masih anak-anak belum bisa berpikir sedama itu.
            Dentuman gendang besar mulai terdengan, Barongsai juga sudah siap di pinggir arena itu tandanya pentunjukan akan segera dimulai. Aku yang menggenakan peci tampak berbeda dengan sekelilingku yang kebanyakan bermata sipit dan berkulit putih, aku berdiri dibarisan depan bersama ayah, ibu dan adikku. Aku tampak kegirangan, tampak senang melihat tarian-tarian yang diperagakan oleh dua pemain Barongsai yang ada didalamnya, begitu juga di sekelilingku anak-anak sipit berkulit putih juga tampak gembira melihat Barongsai menari, namun ada juga anak-anak seumuranku yang menangis ketakutan melihat Barongsai. Ketika Barongsai tepat dihadapanku ayah memberiku amplop kecil berwarna merah ( angpao ) yang sebelumnya beliau beli dipasar dan beliau isi dengan uang lima ribuan didalamnya sebelum kami berangkat. “ Ayo rif berikan kepada Barongsai itu !! “ ayah menyuruhku untuk meemberikan angpao itu kepada Barongsai yang tepat dihadapanku. Aku yang agak sedikit takut, langsung mengulurkan tanganku yang memengang angpao ke mulut Barongsai. Betapa senangnya hatiku, entah seberapa ukurannya.
            Ayahku pengambil bambu kecil yang dikasih tali ujungnya, tampak seperti alat pancing ( unjun ) yang disedia disana, begitu juga dengan penonton yang lain mereka juga nampak masing-masing mengambil pancingan tersebut, dimana ujung tali pancing itu di ikat dengan angpao yang telah masing-masing dibawa oleh penonton dari rumah. Ayahku juga tak ketinggalan, beliau melilitkan angpao di ujung alat pancint tersebut, aku digendung ayah kebahunya dan aku disuruh ayah untuk memegang bambu kecil tersebut tinggi-tinggi “ ayo, Rif, pegang tinggi-tinggi “ ayah begitu bersemangat. Tak lama kemudian setelah pancingan lain dilahat oleh Barongsai, kini giliran pancinganku. Barongsai yang meloncat tinggi, nampak berdiri lurus keatas berhasil mengambil angpao yang ada diujung tali pancing yang ku pegang. Sungguh menyenangkan. Dan itu berkali-kali kami lakukan, begitu juga ibuku dan adikku yang masih kecil. Rupaya ayah sangat banyak membawa angpao yang aku tahu didalamnya ada uang lima ribu rupiah. Karena pada sore hari aku melihat ayah memasukan uang lima ribu kedalam masing-masing amplop merah yang saya kira itu adalah jimat ala-ala cina buat mengusir vampir agar tidak mempir ke rumah. Padahal pada saat ini ( tahun 2000 ) uang lima ribu rupiah itu uang yang sangat banyak bagi keluarga kami dan apa lagi ada beberapa amplop yang diisi oleh ayah yang masing-masing berisi Rp. 5000, dan apalagi pekerjaan ayah yang hanya penarik becak uang segitu sangat banyak bagi kami. Namun ibu sama sekali tidak mempermasalahkannya. Aku belum tahu mengapa, aku pun tidak menanyakannya kepada orang tuaku menganai hal tersebut.
            Malam semakin larut, dentuman penggiring musik Barongsai masih terdengar hingga kejantung. Adikku yang mulai mengantuk membuat kami beranjak dari halaman tempekong depan jembatan merdeka menuju parkiran dimana becak ayah parkir. Tak mengapa, padahal aku ingin sekali masih melihatnya, karena aku tahu momen ini hanya ada setahun sekali di kota ini, tapi aku sudah puas, aku juga mulai mengantuk. Becak mewah ayah meulai ia kayuh aku pun tertidur hingga pagi harinya aku terbangun, aku sudah berada dikasur kecil tempat ku tidur, betapa lelapnya tidurku setelah lelah menonton Barongsai tadi malam, manun tak ada kata lelah dalam hidup ayahku, pagi hari dihari minggu dia kembali melaksanakan tugasnya sebagai pencari nafkah untuk keluarganya  menggunakan becak yang sangat ia sayangi ini.
            Setelah aku beranjak dewasa ini, aku baru sadar jauh sebelum aku dikenalkan tentang toleransi oleh guru-guruku dan uatadz-ustadzku dipesantren, jauh sebelum dikenalkan tentang pluralisme oleh para dosenku dibangku kuliah, aku sudah diajarkan oleh kedua orang tuaku tentang toleransi umat beragama melalui Barongsai. Dengan menggunakan peci aku tetap diperbolehkan ikut menonton berbaur bersama etnis cina, tidak dilarang masuk. Aku yang menggukan peci juga ikut “ memancing Barongsai dengan angpao “ sama seperti yang lain, yang berkulit putih bermata sipit. Sesekali Barongsai menatapku tepat dihadapanku tandanya ia menghargai keberadaanku yang berbeda dengan sekelilingku. Ibu dan ayahku mengajarkanku  berbeda bukan berarti harus dibeda-bedakan, apa yang mereka lihat aku juga berhak melihat, begitu pula dengan mereka apa yang aku lihat tak berhak aku melarangnya untuk melihat hanya karena berbeda.
            “ eh, gimana ni udah jam sepuluh, mau pulang ? “ tanyaku kepada temenku Cemut belum ku antar pulang ke kos. “ yaa boleh “, jawab dia.  Setelah lama kami menonton Barongsai kami pun pulang, aku mengantarkan ia pulang ke kosnya dan aku pulang ke rumag.

Arif Riduan 24/02/2016

Rabu, 17 Februari 2016

KUMPULAN JUDUL SKRIPSI UNTUK JURUSAN BPI DAN KPI FAKULTAS DAKWAH

  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PERILAKU ANAK DI ARGOPURO DESA HADIPOLO JEKULO KUDUS
  • PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA TERHADAP AKHLAQ SISWA DI MA MAZRO’ATUL HUDA KARANGANYAR DEMAK
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT ANAK DI SMP ISLAM ASY-SYAFI’IYAH DESA PEKALONGAN KECAMATAN BATEALIT KABUPATEN JEPARA
  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP N) 03 DEMPET DEMAK
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANGTUA TERHADAP KEPRIBADIAN REMAJA DI DESA BLIMBINGREJO KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TAHUN 2006
  • PENGARUH BIMBINGAN AGAMA ISLAM TERHADAP KETAATAN BERAGAMA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH KABUPATEN KUDUS
  • PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PENANGGULANGAN KENAKALAN ANAK DI DESA PLOSOREJO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI
  • PENGARUH BIMBINGAN GURU AGAMA TERHADAP PEMBENTUKAN KEBERAGAMAAN SISWA SLTP NEGERI 8 PATI
  • PENGARUH PELAKSANAAN BIMBINGAN RELIGI TERHADAP KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN USHULUL QUR’AN PRAWOTO SUKOLILO PATI TAHUN 2007
  • PENGARUH KELUARGA DENGAN ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT) TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA MTs. SHOFA MARWA SOWAN LOR KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2007/2008
  • PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA YANG ISLAMI TERHADAP PENCEGAHAN TIMBULNYA KENAKALAN ANAK DI DESA SUKOBUBUK KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2007
  • HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM KELOMPOK DENGAN MINAT SISWA DALAM MELAKSANAKAN KONSELING INDIVIDUAL DI SMP 2 MEJOBO KUDUS TAHUN 2007
  • PENGARUH PELAKSANAAN METODE DAKWAH MAU’IDZAH HASANAH TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK REMAJA JAM’IYYAH SHOFATUN NISA’ DI DUKUH KARANG JEKULO KUDUS TAHUN 2007
  • STUDI ANALISA KEEFEKTIFAN KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA SMK N 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2006/ 2007
  • PENGARUH PERKAWINAN USIA DINI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DI DESA JOJO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007 

SKRIPSI JURUSAN DAKWAH - BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
  1. (KODE DAKW-BPI-0001) : SKRIPSI APLIKASI KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELOR BAGI KETERBUKAAN DIRI KONSELI DI MTSN X 
  2. (KODE DAKW-BPI-0002) : SKRIPSI BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI DAMPAK PSIKOLOGIS SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA 
  3. (KODE DAKW-BPI-0003) : SKRIPSI BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI PERSELINGKUHAN ISTRI DI DESA X [
  4. (KODE DAKW-BPI-0004) : SKRIPSI BIMBINGAN KONSELING KELUARGA DALAM MENANGANI KASUS SEORANG SUAMI YANG INGIN MENCERAIKAN ISTRINYA DI DESA X 
  5. (KODE DAKW-BPI-0005) : SKRIPSI KONSELING PERNIKAHAN ISLAM DALAM MENGATASI MISKOMUNIKASI SUAMI ISTERI DI BINA KELUARGA SAKINAH X [
  6. (KODE DAKW-BPI-0006) : SKRIPSI PERAN KONSELOR DI LEMBAGA PUSAT PELAYANAN TERPADU (PPT) JAWA TIMUR DALAM MENANGANI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL 
  7. (KODE DAKW-BPI-0007) : SKRIPSI PERSPEKTIF KONSELING ISLAM TERHADAP AKTUALISASI DIRI SEORANG WARIA DI DESA X KABUPATEN X 
  8. (KODE DAKW-BPI-0008) : SKRIPSI URGENSI BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN SPIRITUALITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM X 
  9. SKRIPSI JURUSAN DAKWAH - KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
  10. (KODE DAKW-KPI-0001) : SKRIPSI ALIRAN SESAT DI INDONESIA (ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ALIRAN SESAT PADA TABLOID NURANI EDISI 357)
  11. (KODE DAKW-KPI-0002) : SKRIPSI ANALISIS PESAN DAKWAH IKLAN SUNSILK CLEAN AND FRESH VERSI BERJILBAB DI TELEVISI
  12. (KODE DAKW-KPI-0003) : SKRIPSI APLIKASI METODE DAKWAH MUJADALAH DI PONDOK PESANTREN X
  13. (KODE DAKW-KPI-0004) : SKRIPSI DA’I DAN POLIGAMI (KAJIAN KHARISMA KIAI HAJI ABDUL QADHIR YUSUF SEBAGAI DA’I YANG BERPOLIGAMI DI DESA X)
  14. (KODE DAKW-KPI-0005) : SKRIPSI DAKWAH DAN BUDAYA JAWA (PROSES AKULTURASI PESAN DAKWAH DENGAN BUDAYA JAWA MASYARAKAT DESA X)
  15. (KODE DAKW-KPI-0006) : SKRIPSI DAKWAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA (KAJIAN TENTANG KONSEPSI DAN APLIKASI DAKWAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA)
  16. (KODE DAKW-KPI-0007) : SKRIPSI DAKWAH METAL (STUDI TENTANG METODE DAKWAH KH. MACHFUDZ YASIR DI X)
  17. (KODE DAKW-KPI-0008) : SKRIPSI KOREKSI FILM FITNA DI INTERNET TENTANG KEKERASAN DAN TERORISME UMAT ISLAM (ANALISIS ISI)
  18. (KODE DAKW-KPI-0009) : SKRIPSI METODE DAN PENDEKATAN DAKWAH MAJELIS TAKLIM AL-HIDAYAH PADA MASYARAKAT DESA X
  19. (KODE DAKW-KPI-0010) : SKRIPSI PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT PEDAGANG PASAR X (KAJIAN KARAKTERISTIK MAD’U)
  20. (KODE DAKW-KPI-0011) : SKRIPSI PEMANFAATAN MEDIA CETAK ISLAM (KAJIAN TENTANG PENGARUH FREKUENSI BACA TABLOID NURANI EDISI 1-4 TERHADAP PEMAHAMAN KEAGAMAAN IBU-IBU RUMAH TANGGA KELURAHAN X)
  21. (KODE DAKW-KPI-0012) : SKRIPSI PENGARUH PROGRAM ACARA SANG PENGEMBARA JALINAN KASIH DI RCTI TERHADAP AKHLAK IBU-IBU DI DESA X
  22. (KODE DAKW-KPI-0013) : SKRIPSI PESAN DAKWAH DALAM FILM (ANALISIS WACANA FILM AYAT-AYAT CINTA)
  23. (KODE DAKW-KPI-0014) : SKRIPSI PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK (ANALISIS FRAMING RUBRIK JUM’ATAN HARIAN X)
  24. (KODE DAKW-KPI-0015) : SKRIPSI PESAN DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK (ANALISIS WACANA KOLOM TANYA JAWAB ISLAM SEHARI-HARI HALAMAN RELIGIA SURAT KABAR HARIAN BANGSA EDISI X)
  25. (KODE DAKW-KPI-0016) : SKRIPSI PESAN DAKWAH PADA PENGAJIAN DI MUSHOLLAH NURUL IMAN DESA X (KAJIAN MUATAN KESETARAAN GENDER)
  26. (KODE DAKW-KPI-0017) : SKRIPSI TELEVISI SEBAGAI MEDIA DAKWAH (PENGARUH SINETRON HIKMAH 3 TERHADAP AKHLAK MASYARAKAT KELURAHAN X)
  27. SKRIPSI JURUSAN DAKWAH - MANAJEMEN DAKWAH 
  28. (KODE DAKWMANJ-0001) : SKRIPSI ANALISIS PERENCANAAN PEMASARAN DALAM PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK BUSANA MUSLIM X
  29. (KODE DAKWMANJ-0002) : SKRIPSI ANALISIS SWOT PADA BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG X
  30. (KODE DAKWMANJ-0003) : SKRIPSI PENERAPAN FUNGSI PENGORGANISASIAN DALAM PELAYANAN KEPADA PELANGGAN DI RUMAH MAKAN X
  31. (KODE DAKWMANJ-0004) : SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH DI BPR SYARIAH X
  32. (KODE DAKWMANJ-0005) : SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BANK BUKOPIN SYARI’AH CABANG X
  33. (KODE DAKWMANJ-0006) : SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH KOPERASI BMT X
  34. (KODE DAKWMANJ-0007) : SKRIPSI PROSES PERENCANAAN PEMASARAN PRODUK DI KOPERASI X
  35. (KODE DAKWMANJ-0008) : SKRIPSI STRATEGI EVALUASI PEMASARAN KOPERASI X
  36. (KODE DAKWMANJ-0009) : SKRIPSI STRATEGI PELAKSANAAN BIDANG USAHA DI KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) SEJAHTERA KANWIL DEPAG PROPINSI X
  37. (KODE DAKWMANJ-0010) : SKRIPSI STRATEGI REKRUTMEN ANGGOTA DI KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARI’AH X
  38. SKRIPSI JURUSAN DAKWAH - PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
  39. (KODE DAKW-PMI-0001) : SKRIPSI BAITUL MAAL WAT TAMWIL AL-HUDA DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA X
  40. (KODE DAKW-PMI-0002) : SKRIPSI HEALTH EDUCATION PROGRAM SEBAGAI MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH SPEKTRA DI SDN X
  41. (KODE DAKW-PMI-0003) : SKRIPSI KONSEP EKONOMI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ISLAM MENURUT SYEKH TAQIYUDDIN AN-NABHANI
  42. (KODE DAKW-PMI-0004) : SKRIPSI MODEL PEMBERDAYAAN KORBAN TRAFFICKING OLEH CARE (CONSORTIUM AGAINST HUMAN TRAFFICKING BY EDUCATION) DI SURABAYA
  43. (KODE DAKW-PMI-0004) : SKRIPSI PEMBERDAYAAN DIFABEL MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN KARAKTER DI PUSDAKOTA UNIVERSITAS X
  44. (KODE DAKW-PMI-0005) : SKRIPSI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PENGRAJIN TEMPE DI KELURAHAN X OLEH BAITULMAAL MUAMALAT (BMM) X
  45. (KODE DAKW-PMI-0006) : SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PENGEMBANG EKONOMI LOKAL - P3EL
  46. (KODE DAKW-PMI-0007) : SKRIPSI PENDAMPINGAN KORBAN LUMPUR LAPINDO DI PORONG SIDOARJO OLEH YAYASAN TANGGUL BENCANA INDONESIA (YTBI)
  47. (KODE DAKW-PMI-0008) : SKRIPSI PENGEMBANGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA MELALUI PROGRAM SMPP DI BAPEMAS JAWA TIMUR (STUDI TENTANG PERENCANAAN PROGRAM SMPP DI DESA X)
  48. (KODE DAKW-PMI-0009) : SKRIPSI PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF (STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPASIF DI KELURAHAN X)

Tips Jitu Menentukan Judul Skripsi

Banyak para mahasiswa yang hampir putus asa ketika menjalani skripsi. Ada yang frustasi, stres dan bahkan berhenti kuliah. Hal ini dikarenakan mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik. Selain itu faktor keterlambatan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi sebenarnya bukanlah terletak pada jurusan maupun dosen pembimbing skripsi. Biasanya alasan yang paling banyak adalah pembimbing yang selalu menolak judul skripsi ketika mahasiswa mengajukan judul skripsinya. Namun, para mahasiswa sering tidak menyadari bahwa ada kesalahan dalam memilih judulnya.
Skripsi adalah karya ilmiah berupa penelitian yang mesti dilakukan oleh seorang mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar sesuai bidangnya. Seringkali skripsi menjadi sebuah gerbang besar penghalang mahasiswa untuk memperoleh sarjana. Nah berikut ini ada beberapa Tips dan cara memilih judul skripsi yang tepat:

1. Tentukan Perumusan Masalah
 Teliti terlebih dahulu berbagai masalah yang dihadapi dalam ruang lingkup atau bidang kuliah Anda. Semakin banyak masalah yang Anda temukan akan semakin terbuka banyak judul skripsi yang mengalir.

2. Tentukan Judul sesuai dengan Minat Anda
Walaupun kamu kuliah di jurusan tertentu, setidaknya pasti ada satu tema dari jurusan kamu yang kamu minati, seperti mahasiswa jurusan Sistem informasi dapat mengambil judul pemrograman atau desain web. Salah dalam memilih tema akan memperlambat kamu menyelesaikan skripsi kamu, sebab berhadapan dengan sesuatu yang tidak kamu sukai berarti kamu akan berusaha untuk menghindarinya.

3. Tentukan Judul yang kamu kuasai.
Maksudnya seperti ini, jika Anda adalah seorang mahasiswa jurusan sistem informasi, dan Anda memahami teori tentang Analisis pemrograman web maka sudah sepantasnya Anda mengambil judul skripsi tentang hal itu, jangan menyimpang terlalu jauh dari itu.Walaupun kamu telah memilih judul skripsi yang kamu minati, tetapi kamu tidak menguasai materinya, maka itu sama saja akan dapat memperlambat kamu nantinya. Memilih judul yang kamu kuasai dapat membantu kamu nantinya ketika menjalani ujian akhir, kamu bisa mempertahankan setiap tulisan di skripsi kamu.

4. Tentukan Judul yang banyak referensi.
Tips keempat ini yang paling penting adalah memilih judul yang memiliki banyak narasumber. Dalam menyusun skripsi setidaknya kita butuh minimal 25 buah buku referensi. Sebaiknya mencari dahulu beberapa referensi yang banyak yang berhubungan dengan skripsi kamu. Sebab kurang jumlah referensi  bisa menghambat usaha kamu di tengah jalan nanti.

5. Sharing dengan Teman, Saudara atau Dosen Pembimbing.      
Sharing adalah langkah tepat untuk mengetahui hal menarik seperti apa yang mereka lihat, dan dengan begitu Anda akan mendapatkan beberapa masukan untuk mengerjakan skripsi yang Anda inginkan.

6. Judul yang dibuat bermanfaat dan berguna.
Pilihlah judul skripsi yang akan berguna buat masa depan. emang ada judul skripsi  yang tidak berguna?. Jawabannya , iya, sebab ada beberapa judul penelitian yang dengan melihat judulnya saja, kita sudah mengetahui hasil penelitiannya. Tetapi jika kamu tidak dapat menemukan judul skripsi yang berguna bagi orang lain, setidaknya judul skripsi kamu berguna bagi diri kamu. Sebab jika skripsi tidak memiliki manfaat, maka yakin saja skripsi kamu tidak akan pernah dibaca orang lain. Jadi buatlah skripsi kamu enak dibaca, minimal jadi bacaan buat kamu. Itulah beberapa tips sederhana dalam menentukan judul skripsi. Sebaik-sebaik skripsi adalah skripsi buatan sendiri. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. 

Dikutip: dari berbagai sumber.

http://news.palcomtech.com/tips-jitu-menentukan-judul-skripsi/

MAKALAH MOTIVASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Aziza Az Zahra dan Indri Yulita
PENGERTIAN MOTIVASI
Motif adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan, tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat, sesuatu yang menjadi pokok.[1]
Motivasi itu sendiri merupakan istilah lebih umum digunakan  untuk mengantikan terma “motif-motif” yang dalam bahasa inggris yang disebut motive yang  berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Karna itu terma motif erat hubungan dengan gerak yang dilakukan manusia atau disebut perbuatan atau juga tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Dan motivasi lebih sendirinya lebih berarti rangsangan atau dorongan  atau pembangkit tenaga bagi tingkah laku. Dan motivasi lebih sendirinya lebih berarti menunjuk kepada seluruh proses gerakan di atas, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu. Situasi tersebut serta tujuan akhir dan gerakan atau perbuatan yang menimbulkan terjadinya tingkah laku.[2]

 
PERANAN MOTIVASI DALAM KEHIDUPAN
Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ra’d: 11)
Dari ayat di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata motivasi yang paling kuat adalah dari diri seseorang. Motivasi sangat berpengaruh dalam gerak-gerik seseorang dalam setiap tindak-tanduknya.
Dalam kaitannya dengan tingkah laku keagamaan motivasi tersebut penting untuk dibicarakan dalam rangka mengetahui apa sebenarnya latar belakang suatu tingkah laku keagaman yang dikerjakan seseorang. Disini peranan  motivasi itu sangat besar artinya dalam bimbingan dan mengarahkan seseorang terhadap tingkah laku keagamaan. Namun demikian ada motivasi  tertentu yang sebenarnya timbul dalam diri manusia karena terbukanya hati manusia terhadap hidayah Allah. Sehingga orang tersebut menjadi orang yang beriman dan kemudian dengan iman itulah ia lahirkan tingkah laku keagaman.[3]
Ada beberapa peran motivasi dalam kehidupan manusia sangat banyak, diantaranya:
  1. Motivasi sebagai pendorong manusia dalam melakukan sesuatu, sehingga menjadi unsur penting dan tingkah laku atau tindakan manusia
  2. Motivasi bertujuan untuk menentukan arah dan tujuan
  3. Motivasi berpungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal benar atau salah sehingga bisa dilihat kebenarannya dan kesalahanya
  4. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh manusia baik atau buruk. Jadi motivasi itu berfungsi sebagai pendorong, penentu, penyeleksi dan penguji sikap manusia dalam kehidupanya.
Dan diantara 4 diatas yang paling dominan adalah peran motivasi yang pertama.[4]

PANDANGAN-PANDANGAN SEPUTAR MOTIVASI
Ibrahim el-fiky[5], dalam bukunya menyebutkan bahwa ketika seseorang memiliki motivasi dan dorongan psikologi maka semangat akan lebih banyak kemampuan akan lebih besar dan pengetahuan akan lebih baik. Sebaliknya, jika semangat lemah maka sorang itu tidak akan memiliki kemampuan dan konsentrasi hanya bertuju untuk hal negatif saja. Maka pekerjaanpun jadi jelek.[6]
Ada 3 jenis motivasi[7] menurut Ibrahim El-fiky:
  1. Motivasi hidup
Motivasi hiduplah mendorong manusia  untuk  kebutuhan primernya, misalnya makanan,air, dan udara jika kebutuhan primer kurang maka ada motivasi dasar didalam dirinya yang mengingatkan syarafnya di otak tentang kehususan=kehususan tentang kekurangan ini  yang akan mendorong seseorang untuk semangat berkerja demi memenuhi kekurangan ini.
  1. Motivasi Eksternal
Motivasi ini berasal dari eksternal seperti motivator ulung , atau teman-teman, anggota keluarga, majalah-majalah,buku, atau para pemimpin kita di kantor. Namun motivasi ini cepat hilangnya
  1. Motivasi Internal
Jenis motivasi ini paling kuat dan paling lama tahanya. Karena dengan motivasi internal kita bisa mengendalikan kekuatan internal yang akan menuntun kita untuk mewujudkan pencapaian-pencapian besar.
Motivasi kuat untuk hidup sukses bahagia, sejahtra, dewasa, bermakna dan unggul  akan mengerakan kita untuk selalu besikap hidup positip dan produktif[8]
Motivasi sebenarnya sangat menentukan kwalitas perbutan kita setiap perbutan pasti didasari motivasi tertentu. Teori –teori dasar dalam SDM semuanya mengenai motivasi , muli dari teori kebutuhan, Teori keadilan, Teori harapan. Benang merah dari semua tori tersebut adalah: Tak  mungkin ada perbuatan yang terjadi tanpa dilandasi motivasi apapun.[9]
Menurut Asep Ridrid Niat jika disejajarkan lebih tinggi daripada motivasi karena motivasi seorang muslim harus timbul karena niat pada Allah. Pada prakteknya kata motivasi dan niat hampir sama, karena keduanya dapat   dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dorongan (drive) atau kekuatan (strength).[10]
Abdul Hamid Mursi menerangkan motivasi dalam perspektif Islam sebagai berikut[11]:
1. Motivasi fisiologis
Allah telah memberikan ciri-ciri khusus pada setiap makhluk sesuai dengan fungsi-fungsinya. Diantara cirri-ciri khusus terpenting dalam tabiat penciptaan hewan dan manusia adalah motivasi fisiologis. Studi-studi fisiologis menjelaskan adanya kecenderungan alami dalam tubuh manusia unutk menjaga keseimbangan secara permanen. Bila keseimbangan itu lenyap maka timbul motivasi untuk melakukan aktivitas yang bertujuan mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula.
a. Motivasi Menjaga Diri
Allah SWT menyebutkan pada sebagian ayat Al-Quran tentang motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang berfungsi menjaga individu dan kelangsungan hidupnya. Misalnya lapar, dahaga, bernapas dan rasa sakit. Secara tersirat dalam Surat Thaha ayat 117-121 tiga motivasi terpenting untuk menjaga diri dari lapar, haus, terik matahari, cinta kelangsungan hidup, ingin berkuasa. Sebagian ayat al-Qur’an menunjukkan pentingnya motivasi memenuhi kebutuhan perut dan perasaan takut dalam kehidupan.
b. Motivasi Menjaga Kelangsungan Jenis
Allah menciptakan motivasi-motivasi dasar yang merangsang manusia untuk menjaga diri yang mendorongnya menjalankan dua hal terpenting yakni motivasi seksual dan rasa keibuan. Motivasi seksual merupakan dasar pembentukan keluarga dan dalam penciptaan kaum wanita Allah menganugerahi motivasi dasar untuk melakukan misi penting yaitu melahirkan anak-anak. Al-Quran mengambarkan betapa beratnya seorang ibu mengandung dan merawat anaknya.
2. Motivasi Psikologis atau Sosial
a. Motivasi Kepemilikan
Motivasi memiliki merupakan motivasi psikologis yang dipelajari manusia di tengah pertumbuhan sosialnya, di dalam fase pertumbuhan, berkembang kecenderungan individu untuk memiliki, berusaha mengakumulasi harta yang dapat memenuhi kebutuhan dan jaminan keamanan hingga masa yang akan datang.
Harta mempunyai peranan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Urutan pemuasan kebutuhan tersebut sebagai berikut :
1) Kebutuhan pangan dan papan
2) Kebutuhan kesehatan dan pendidikan
3) Kebutuhan bagi kelengkapan hidup
4) Kebutuhan posisi, status dan pengaruh sosial
b. Motivasi Berkompetensi
Berkompetensi (berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh di dalamnya. Manusia biasa berkompetensi dalam ekonomi, keilmuan, kebudayaan, sosial dan sebagainya. Al-Quran menganjurkan manusia agar berkompetensi dalam ketakwaan, amal shaleh, berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan sang pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan dan keridhan Allah SWT.
c. Motivasi Kerja
Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada yang lain. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak menemui hambatan merealisasikan apa yang diharapkan. Selama dorongan kerja itu kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih konsisten pada tujuan kerja. Ada juga yang menyukai dorongan kerja tanpa mengharapkan imbalan, sebab ia menemukan kesenangan dan kebahagiaan dalam perolehan kondisi yang dihadapi dan dalam mengatasi situasi yang sulit.

KESIMPULAN
Setelah kita membaca tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi itu sendiri dalam islam sangat terkait dengan masalah niat. Karena niatpun merupakan sebuah pendorong dalam melakukan sebuah kegiatan. Seperti dalam sebuah hadits dari Umar bin Khatab tentang niat.Karena motivasi itu disebut juga pendorong maka penggerak dan pendorong itu tidak jauh dari naluri baik bersifat negati ataupun positif. Dan sesungguhnya motivasi itu mengarahkan pada suatu tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Tim Pustaka Phoenix.
[2] Ramayulis, Psikolgi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, Hal 102
[3] Ibid, Hal 100
[4] Ibid, hal 102
[5] Ibrahim El-Fiki adalah seorang Motivator Muslim dunia yang berasal dari Canada.
[6] Ibrahim El-Fiky, 10 Kesys  To Ultimate Sucsses,Terj Bagus Dewanto, Jakarta: Tugu Publisher, 2011,Hal 11,12,13 Dengan Sedikit Perubahan.
[7] Ibid, ringkasan halaman 14-24
[8] Romli Mustofa,Sepak Bola Kehidupan, Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2012, Hal 28
[9] Lihat :, Sholihin Abu Izudin, Zero To Hero , Jokjakarta: Pro-U Media, 2006, Hal 212

MAKALAH MOTIVASI BERAGAMA

MOTIVASI BERAGAMA


I.     Pendahuluan
Motivasi adalah berawal dari kata motif, yang memiliki arti dorongan. Motivasi merupakan sebab-sebab yang menjadi dorongan bagi tindakan seseorang.  Dorongan itu dapat muncul dari tujuan dan  kebutuhan demi berlangsungnya kehidupan manusia. Manusia butuh akan motivasi sebagai penyemangat, gairah, atau dorongan untuk mengambil keputusan.
Agama ialah sistem norma yang mengatur manusia dengan yang lainnya, sebuah sistem nilai- yang memuat norma-noma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku. Pengaruh agama dalam kehidupan individu memberi kemantaapan batin, rasa bahagia, rasa terlindung, rasa puas, dalam hali ini agama dalam kehidupan individu selain menjadi motivasi juga merupakan harapan.
Sedangkan motivasi beragama adalah dorongan manusia untuk memeluk agama yang diyakininya. Berikut dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas mengenai motivasi beragama bagi seorang muslim.
II.  Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas, dalam makalah kami mengambil beberapa permasalahan, yaitu:
1.    Bagaimana motivasi menurut perspektif psikologi Islam ?
2.    Bagaimana beragama menurut perspektif psikologi Islam ?
3.    Bagaimana motivasi beragama bagi seorang muslim ?
III. Pembahasan
1.    Motivasi Menurut Perspektif Psikologi Islam
Sebenarnya kata Motivasi banyak disebutkan di dalam bahasa Al-Qur’an, yang salah satunya adalah fitrah yang artinya adalah potensi atau pembawaan manusia yang dibawa sejak ia lahir. Manusia selain sebagai makhluk rasionaistikl juga sebagai makhluk metafisik, yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yang biasanya disebut naluri atau insting. Setiap perbutan yang dilakukan manusia baik yang disadari atau (rasional) maupun yang tidak disadari (mekanikal atau naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebua keseimbangan hidup. Jika kesimbangan tubuh ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan tubuh.
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sangat memperhatikan konsep kesimbangan, yang dijelaskan pada QS. al-Hijr 19 yang berbunyi:
وَاْلأَرْضض مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ شَىْءٍ مَّوْزُونٍ {19}
Artinya:
Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjdikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukurannya”. (QS. Al-Hijr:19)
          الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ {7}
Artinya:
Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang” (QS. Al-Infithar:7)[1]
Jadi, dapat diketahui bahwa, motivasi (motivation) adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku. Motivasi sudah diartikan suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-fakor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyeluruh tingkah laku menuju satu sasaran. Motivasi juga dapat diartikan sebagai semangat. Pengertian inilah yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat.
Berikut ini pengertian motivasi :
1.      Menurut Abraham Maslow dan Douglas McGregor, motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
2.      Menurut Mitchell, motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, ketekunan seorang individu untuk mencapai suatu tujuan.
3.      Motivasi adalah proses pengembangan dan pengarahan perilaku individu atau kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai. (Ensiklopedi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 1993).[2]
4.      Menurut Wirawan Sarwono, motivasi adalah istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk di dalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah laku individu.
Seberapapun perbedaan para ahli dalam mendefinisikan motivasi, namun dapat dipahami bahwa motivasi merupakan akumulasi daya dan kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk mendorong, merangsang, menggerakkan, membangkitkan dan memberi harapan pada tigkah laku. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang, maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam psikologi Islam, pembahasan motivasi hidup tidak terlepas dari tahapan kehidupan manusia. Secara garis besar, kehidupan manusia terbagi atas tiga tahap penting :
1)      Tahapan pra kehidupan dunia, yang disebut dengan alam perjanjian atau alam alastu. Pada aam ini terdapat rencana atau design Tuhan yang memotivasi kehidupan manusia di dunia. Isi motivasi yang dimaksud adalah amanah yang berkenaan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di dunia.
2)      Tahapan kehidupan dunia, untuk aktualisasi atau realisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan pada alam pra kehidupan dunia. Pada alam ini realisasi atau aktualisasi diri manusia termotivasi oleh pemenuhan amanah. Kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada kualitas pemenuhan amanah.
3)      Tahapan alam pasca kehidupan dunia, yang disebut dengan hari penghabisan atau yaumul akhirah. Pada kehidupan ini manusia diminta oleh Allah untuk mempertanggungjawabkan semua aktivitasnya, apakah aktivitasnya sesuai dengan amanah atau tidak. 
Menurut pandangan Islam telah dinyatakan secara jelas bahwa motivasi hidup manusia hanyalah realisasi atau aktualisasi amanah Allah SWT semata. Menurut Fazlur Rahman, amanah merupakan inti kodrat manusia yang diberikan sejak awal penciptaan, tanpa amanah manusia tidak memiliki keunikan dengan makhluk-makhluk lain. Firman Allah:
إِنَّا عَرَضْنَا اْلأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا اْلإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً {72}
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan menghianatinya, dan dipikillah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.(QS. Al-Ahzab:72)[3]
Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa motivasi aktivitas hidup seseorang. Namun motivasi yang dapat dibenarkan adalah :
1.      Tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup dan mati ini kecuali semata-mata karena Allah. Firman Allah SWT:
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS Al-An’am :162)
2.      Semata-mata ikhlas karena Allah SWT, sebab hal itu merupakan bentuk beragama yang benar. Firman Allah SWT:
وَمَآ أُمِرُوْ~ا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوْا االزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُالْقَيِّمَةِ {5}
Artinya: padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS Al-Bayyinah: 5)
3.      Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dan terhindar dari siksaan api neraka. Firman Allah:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Artinya: “Dan diantara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".[4]
2.    Beragama Menurut Perspektif Psikologi Islam
Beragama juga berasal dari bahasa Inggris yaitu religiosity dari akar kata religy yang berarti agama. Religiosity merupakan bentuk kata dari kata religious yang berarti beragama, beriman. Beragama adalah adanya kesadaran diri individu dalam menjalankan suatu ajaran dari suatu agama yang dianut. Manusia diciptakan dengan membawa fitrah yang penciptaannya lebih sempurna dibanding dengan makhluk yang lain. Penciptaannya ini dilengkapi dengan akal dan nafs, dengan memiliki akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk.[5] SebagaimanaRasulullah SAW bersabda:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
Artinya: “Telah menceritakan kepada Adam  telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza’bin dari Az-zuhriyyi dari Abu Salamah bin Abdur rahman dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”
Dalam referensi yang berbeda, bahwa manusia memiliki fitrah atau potensi yang terdiri dari Nafs, Qalb, Ruh,dan Aql. Berkenaan dengan agama yang dipeluk setiap manusia, maka hal ini dikaitkan pula dengan Ruh. Ruh merupakan dimensi jiwa manusia yan bernuansa ilahiyyah. Implikasinya dalam kehidupan manusia adalah aktualisasi potensi luhur batin manusia berupa keinginan mewujudkan nilai-nilai ilahiyyah yang tergambar dalam Asmaul Husna (nama-nama Allah) dan berperilaku agama (makhluk agamis). Ini sebagai konsekuensi logis dimensi Ruh yang berasal dari tuhan, maka ia memiliki sifat-sifat yang dibawa dari asal tersebut. Jadi, kebutuhan manusia untuk memeluk agama adalah suatu hal yang logis. Dalam agama, keyakinan terhadap Allah dapat dipenuhi dan dipuaskan. Dari sinilah dapat diketahui, bahwa manusia memang butuh Agama. Yang mana konsekuensi ini menolak pandangan psikologi tentang paham Behafiorism dan Psikoanalismyang menganggap bahwa beragama adalah sebagai orang yang mengidap penyakit jiwa. Karena jiwa manusia hampa dimensi Ruh yang merupakan dimensi Ilahiyyah manusia yang bermuara pada kebutuhan terhadap Tuhan dan Agama. Jadi, wajar saja jika tidak mengakui agama sebagai kebutuhan jiwa manusia, namun malah sebaliknya menganggap sebagai penyakit jiwa.
Menurut perspektif Psikologi Islam, ruh merupakan dimensi spiritual yang menyebabkan iwa manusia dapat dan memerlukan hubungan dengan hal-hal yang bersifat spiritual. Jiwa manusia memerlukan hubungan dengan Tuhan. Maka dari itu, jiwa juga memiliki daya-daya atau kekuatan-kekuatan yang spiritual yang tidak dimiliki makhluk lain.
Dari dimensi inilah menyebabkan manusia memiliki sifat ilahiyyah (sifat ketuhanan) yang mendorong manusia untuk merealisasikan sifat-sifat Tuhannya dalam kehidupannya di dunia.[6]
3.    Motivasi Beragama Bagi Seorang Muslim 
Agama berperan sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai kesucian, serta ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu. sedangkan agama sebagi nilai etik karena dalam melakukan sesuatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran yang dianutnya. Sebaliknya agama juga sebagi pemberi harapan bagi pelakunya. Seseorang yang melaksanakan perintah agama umumnya karena adanya suatu harapan terhadap pengampunan atau kasih sayang dari suatu harapan terhadap pengampunan atau kasih sayang dari sesuatu yang ghaib.
Motivasi mendorong seseorang untuk berkreasi, berbuat kebajikan maupun berkorban. Sedangkan nilai etik mendorong seseorang untuk berlaku jujur, menepati janji menjaga amanat dan sebagainya. Sedangkan harapan mendorong seseorang untuk bersikap ikhlas, menrima cobaan yang berat ataupun berdo’a. Sikap seperti itu akan lebih terasa secara mendalam jika bersumber dari keyakinan terhadap agama.
Dalam Al-Qur’an ditemukan beberapa statement baik secara eksplisit maupun implisit menunjukkan beberapa bentukan dorongan yang memengaruhi manusia. Dorongan-dorongan yang dimaksud dapat berbentuk instingtif dan dorongan naluriah, maupun dorongan terhadap hal-hal yang memberikan kenikmatan.  Hal ini dijelaskan dalam QS. Ali-Imron ayat 14 dan QS. Al-Qiyammah ayat 20. Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya memiliki kecintaan yang kuat terhadap dunia dan syahwat (sesuatu yang bersifat kenikmatan pada badan) yang terwujud dalam kesukaan terhadap perempuan, anak, dan harta kekayaan. Dalam surat Al-Qiyammah ayat 20 dijelaskan larangan untuk menafikan kehidupan dunia, karena sebenarnya mnausia diberikan keinginan dalam dirinya untuk mencintai dunia itu, hanya saja kesenangan hidup itu tidak diperbolehkan semata-mata hanya untuk kesenagngan saja, yang sebenarnya lebih bersifat biologis dari pada bersifat psikis. Padahal motivasi manusia harus terarah pada suatu qiblah, yaitu arah masa depan yang disebut Al-akhirah, sebuah kondisi yang situasi yang sebenarnya lebih bersiaft psikis.
Dalam surat Ar-Rum ayat 30 juga dijelaskan mengenai fitrah manusia atau sebuah potensi dasar. Potensi dasar yang memiliki makna sifat bawaan, yang mengambil arti bahwa sejak diciptakan manusia memiliki sifat pembawaan yang menjadi pendorong untuk melakukan berbagai bentuk perbuatan, tanpa disertai dengan peran akal, sehingga terkadang manusia tanpa disadari bersikap dan bertingkah laku untuk menuju pada pemenuhan fitrahnya. Seperti pada kasus yang terjadi pada “ Agama” animism dan dinamisme, para pengikutnya bersifat dan bertingkah laku aneh dan irrasional (menyediakan sesajen) ketika memenuhi kebutuhan fitrahnya untuk beragama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan potensi dasar atau fitrah beragama. Semua manusia pasti membutuhkan agama, sekalipun orang atheis secara actual tidak meyakini adanya Tuhan. Tetapi sebenarnya, secara filosofi, mereka tetap mencari pegangan hidup yang diwujudkan dalam aturan-aturan kesepakatan bersama atau semacam undang-undang yang dibuat mereka. Aturan yang dibuat mereka terkadang lebih fanatic daripada aturan dari seorang penganut agama yang mengakui aturan yang dibuat Tuhan. Dalam menjalankan aturan itu seakan-akan atheis mengakui aturan itu sendiri sebagai Tuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak dapat memisahkan diri denagn Tuhan sekalipun manusia tidak menyadari hubungan itu. Inilah yang dimaksud motivasi beragama. [7]
Pendapat lain menyatakan bahwa salah satu ciri utama fitrah adalah manusia menerima Allah sebagai Tuhan. Dari asalnya manusia itu mempunyai kecenderungan beragama, sebab beragama itu sebagian dari fitrahnya. Sebab-sebab yang menjadikan seseorang itu tidak percaya terhadap Tuhan bukanlah sifat dari asalnya, tetapi ada kaitannya dengan alam sekitar. Manusia butuh agama itu karena untuk memberdayakan diri ketika sedang dalam menghadapi kesulitan atau masalah sebagai wujud untuk menghindari bahaya yang akan menimpanya. [8]
4.    Analisa
Sejak awal manusia diciptakan oleh Allah, sebenarnya manusia memilki fitrah atau potensi untuk beragama. Beragama dalam hal ini adalah beragama Islam. Menurut orang orientalis, kedatangan Isla adalah sebagai solusi, karena menurut mereka rujukan yang utama adalah adalah psikologi umum yang dikembangkan oleh kaumnya sendiri. Kemudian baru merujuk pada psikologi dalam perspektif Islam.
Manusia selain disebut sebagai makhluk rasionalistik juga disebut sebagai makhluk mekanistik, yang mana keduanya harus dalam keadaan seimbang. Jika keduanya tidak seimbang maka manusia butuh adanya suatu dorongan atau motivasi, baik motivasi yang berasal dari diri sendiri juga yang berasal dari orang lain. Dalam kajian makalah ini dibahas tentang motivasi beragama bagi seorang muslim. Motivasi adalah dorongan yang muncul dari diri seseorang untuk mencapai sasaran yang hendak dicapai. Manusia memiliki dorongan untuk memeluk agama yang diyakininya, hal ini berkenaan dengan fitrah atau potensi dasar yang disebut dengan Ruh sehingga hal ini disebut sebagai dimensi Ruh. Dimensi Ruh menyebabakan manusia memiliki sifat ilahiyyah atau sifat ketuhanan dan mendorong manusia untuk mewujudkan sifat tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari.  
Dari sinilah, sebenarnya butuh dengan agama sebagai pengatur kehidupan yang mereka jalani. Manusia butuh  agama, karena agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Manusia sejak awal lahirnya telah membawa fitrah (potensi) yang berbeda. Salah satu potensi yang dibawa manusia itu adalah potensi agam. Segala tingkah laku yang diperbuatnya baik dan buruknya tingkah laku itu tergantung pada mahusia yang menjalaninya, karena pada dasarnya segala sesuatu yang diperbuat manusia akan kembali pada agama.
IV.             Penutup
A.    Kesimpulan
1.      Motivasi dalam perspektif Islam adalah tahapan kehidupan manusia yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, tahapan pra kehidupan dunia, yang disebut dengan alam perjanjian atau alam alastu yang dijelaskan dalam QS. al-A’raf ayat 172. Pada alam ini terdapat rencana dan design Tuhan yang memotivasi kehidupan manusia di dunia. Isi motivasi yang dimaksud adalah amanah yang berkenaan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di dunia. Tahapan kedua, tahapan kehidupan dunia, untuk aktualisasi atau realisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan pada alam pra kehidupan dunia. Kehidupan manusia pada tahap ini sangat termotivasi oleh pemenuhan amanah. Tahapan ketiga, tahap alam pasca kehidupan dunia yang disebut hari penghabisan (yaumul akhirah). Pada kehidupan ini, manusia diminta oleh Allah untuk mepertanggungjawabkan semua aktivitasnya, apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan amanah atau tidak, jika sesuai dia akan masuk surga dan jika tidak maka akan masuk neraka.
2.      Beragama menurut psikologi Islam adalah setiap manusia yang lahir ke dunia memiliki potensi atau fitrah untuk memeluk agama yang diyakininya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki fitrah yang disebut dengan Ruh. Ruhlah yang mendorong manusia untuk mencari agama yang dianggap benar.
3.      Motivasi beragama bagi seorang muslim merupakan dorongan bagi manusia untuk menjalankan apa saja yang menjadi konsekuensi dari masing-masing agama yang dipeluknya. 
B.     Saran
Alhamdulillah, makalah yang kami susun dengan judul “Motivasi Beragama” pada mata kuliah Psikologi Islam ini dapat selesai tepat pada waktunya. Kemi sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini, namun masih ada kekurangan, karena tidak ada satu pun di dunia ini yang sempurna kecuali Allah. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Prenada Media, Jakarta;2004.
Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;2002.
Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta;2005.
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, Puataka Pelajar, Yogyakarta; 2004.
Djamaludin Ancok, Psikologi Islami,  Pustaka Pelajar, Yogyakarta;2011.
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung;2008.
Sumanto, Psikologi Umum, CAPS (Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta;2014.


[1] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2004, hal. 179.
[2]Sumanto, Psikologi Umum, CAPS (Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta;2014, hal 167-168.
[3] Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta;2002, hal 246-250.
[4]Ibid, hal 255.
[5]Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung;2008, hal 7.
[6] Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004, hal. 145-146.
[7]Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta;2005, hal 21-22.
[8] Djamaludin Ancok, Psikologi Islami,  Pustaka Pelajar, Yogyakarta;2011, hal 157.

http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-psikologi-islam-tentang_9.html 

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...