Selasa, 16 Februari 2016

Teater Pertamaku ( cerpen karya Arif Riduan)

Teater Pertamaku ...

Sampai hari ini saya sudah belasan kali ikut serta dalam sebuah pertunjukan teater, mulai dari panggung besar sampai dari panggung hiburan (panggung kecil) saja. Saya pernah memainakan beberapa peran, ada polisi, dukun, genderowo, anak idiot, batu, pohon, dan sebagainya. Juga berperan di belakang panggung, jadi penata lampu, jadi instrumen musik dan lainnya. Jika dikatakan saya piyawai dalam seni teater, ya tidak juga, yang pasti saya bisa memainkan peran apapun,. Terlebih lagi peran orang ganteng- saya sangat piyawai memainkannya.

Bakat yang saya miliki tidak terlepas dari keikut sertaan saya dalam sebuah kelompok seni saat berkuliah dulu, yakni Kerajaan Teater Annida. Sebelum saya kuliah dulu sebenarnya saya juga pernah bermain teater, tepatnya teater musikal yang dipertunjukkan kira-kira sepuluh tahun silam. Lebih tepatnya lagi saat perpisahan dari kelulusan sewaktu saya kelas enam madrasah ibtidayah dulu.

Pada saat itu judul teater musikal yang kami mainkan berjudul “ Cinderella”. Kami adlah anak-anak yang rata-rata berusia 11-12 tahun (usia sekolah kelas 6 dasar). Sebelumnya dialog dan tata suara serta efek panggung terlebih dahulu direkam oleh Pak Zaini serta istreri belaiu dan dibantu juga beberapa kakak-kakak pramuka kami, yakni ka Duan, ka Arul dan Ka Iwan. Efek suara direkam menggunakan tipe recorder sederhana yang masih menggunakan pita kaset, bisa dibayangkan betapa sulitnya prosese perekaman. Beberapa minggu beliau menyiapkan rekaman tersebut, dan hasil rekaman tersebut mulai kami pakai untuk latihan teater musikal. Setelah beberapa minggu latihan tibalah saat pementasan.

Tibalah saat pementasan, disaksikan sekitar 50 orang lebih ditambah dengan siswa-siswi madrah ibtidayah tersebut.

Kisah ini berawal dari seseorang yang bernama “ Cinderella “ merenung sedih, musik mengayng sedih dan saat itu dia menyanyikan lagu kisah sedih dihari minggu sambing berguling-guling diatas panggung (saking sedihnya). Karakter Cinderella ini di perankan oleh sahabat saya yang bernama Jumadi, orangnya hitam coy, mukanya dibaluti oleh make up yang seakan-akn menunjukan dia adalah seorang wanita, padahal dia cowok. Si Cinderella masih berguling-guling sedih, dia merenungi nasibnya yang ditinggal oleh ayah tercinta, dan kini hanya hidup bersama saudara tiri dan ibu tirinya yang kejam.

Sedih Cinderella belum mereda, datang seorang ibu tiri yang sangat jahat, sontak dia menyuruh Cinderella membersihkan rumah dengan nada yang keras serta memaksa, sedangkan kakak-kakak tirinya santai bercanda sambil sesekali mengejek Cinderella yang lagi bersih-bersih rumah. Ibu tiri diperankan oleh sahabat saya Khairani S, sedangkan dua kakak tiri Cinderella diperankan oleh sahabat saya Ramadhan dan Rizky.

Terompet kerajaan berbunyi diluar rumah, pet.. pet..pet.. datanglah prajurit dari kerajaan yang datang berkeliling desa untuk membacakan pengumuman dari kerajaan. Prajurit dengan gagah dan langkah yang tegap ia membacakn pengumuman “ PANCAAAASILAAAAA !!!! eh, salah maaf, ini bukan pancasila” sembari menggaruk-garuk kepala dan sesekali terdengar bunyi kentut dari si Prajurit yang saya perankan ini menyambung bacaannya “ PENGUMUMAN, BAHWASANYA MALAM INI PANGERAN MENGADAKAN PESTA DIKERAJAAN DALAM RANGKA SEMBAYA PENCARIAN CALON ISTRI SANG PANGERAN, MAKA SELURUH RAKYAT DIUNDANG UNTUK MENGIKUTI PESTA TERSEBUT”. Pet.. pet.. pet.. pet.. bunyi terompet Prajurit pun selesai membacakan pengumuman dan kembali ke kerajaan.

Mendengar hal tersebut, warga desa berbondong-bondong merencakan ikut ke pesta nanti malam, tak terkecuali ibu tiri dan kakak-kakak tiri Cinderella. Di rumah, ibu dan kakak-kakak tiri Cinderella mulai mempersiapkan diri dengan gaun-gaun indah untuk ke pesta, beberapa waktu berselang berangkatlah mereka menuju istana dimana pesta itu diadakan. Cinderella yang sibuk membersihkan rumah sebenarnya juga ingin ikut ke pesta tersebut, tapi apalah daya baju baru pun dia tak punya apa lagi gaun pesta, itu membuat Cinderella terlihat sedih. Dengan menggunakan sarung yang dikenakannya (sarung menutupi seluruh badannya) dia nampak sanagt sedih.

Tiba-tiba muncul seorang peri. Peri ini diperankan oleh sahabat sayayang bernama Safaruddin. Dandanannya seperti peri beneran. Dengan sayang kupu-kupu dibelakang dan tak tertinggal tonkat peri yang diletakkannya dipinggang. Kedua tangannya ia gerakkan seakan-akan terbang (padahal gak terbang sama sekali tuh). Serta dandanannya peri banget deh, banyangkan aja cowok didandanin seperti cewek halah, jelekkan. Tapi itulah tuntutan peran. Sambung ceritannya, Peri yang tiba tiba muncul menanyakan akan kesedihan kepada Cinderella “ apa yang kamu sedihkan?”. Cinderella yang “tampak kebingungan juga ketakukan bertanya “ kami ini siapa ? , “ aku ini adalah peri yang turun dari langit untuk membantumu menghilangkan kesedihanmu, saya tahu kamu ingin sekali ke pesta itu, iya kan ? “ tanya si Peri yang tak henti-henti mengepakkan tanggannya seperti burung.

“ Bimsalabim, berubah menjadi cantik, Crooootttttttttttt !! tak sengaja si Peri ternyata salah ambil, yang dia ambil bukanlah tongkat ajaib akan tetapi pistol air yang menyemprot ke muka Cinderella, sontak penontonpun tertawa. “ Uh.. Maaf salah’ kata si Peri. Lalu diambilah tonkat sakti milik si Peri, “ Bimsalabim berubah menjadi cantik” jreeng !!!! maka berubahlah Cinderella, yang tadinya hanya meggunakan sarung yang menutupi badannya, kini ia mengenakan gaun yang cantik. Ya gaunnya yang cantik, Cinderella tetap aja seperti cowok, hahahaha. Dengan gembiranya Cinderella menari-nari dan meloncat-loncat denagn diiringi dengan musik soundtreck pahlawan bertopengnnya Shincan. Akibatnya dua balun kecil yang disi dengan air untuk diletakkan didadanya Cinderella jatuh kebawah. Lagi-lagi penonton tertawa terbahak-bahak.

Sikat cerita Cinderella pun tiba di istana dimana pesta itu diadakan, dengan gaun yang sangat cantik, serta dandanan bak seorang putri (huaakhhh !!) Cinderella membuat semua pasang mata yang ada dipesta tertuju padanya. Bahkan Keluarga tirinya pun terkesima dengan kecantikan Cinderella. Pangeran yang melihat langsung menyapanya. Pangeran ini diperankan oleh sahabat saya Selamat Ridaun, gantenhg orangnya, khakkk !!!. Cinderella dan pangeran pun berdansa berdua membuat iri mata yang memandangnya.

Teng.. Teng.. Teng... Jam diding kerajaan berbunyi, itu menunjukan sudah jam 12 malam, Cinderella ingat pesan sang peri bahwa apabila lewat jam 12 malam maka seluruh yang dia pakai akan hilang dan kembali keseperti semuala, kecuali sepatu kulit yang dia pakai. Cinderella pun pergi, pangeran mengejarnya sampai didepan gerbang istana. Cinderella yang buru-buru lalu berhenti melepas sepatu kulit yang ia pakai dan melemparkannya kepada pengeran. Pangeran pun menyambut sepetu itu dengan tangannya “ ihhh !! ini sepatu atau tong sampah yaa ? bau banget, huaaahhhhkk !!” pangeran mencium sepetu kulit yang ternyata bau sekali. Cinderella pun pergi meninggalkan sepatu kulit nan bau.

Pet.. pet.. pet... lagi-lagi terompet kerajaan berbunyi. Esok harinya pangeran serta prajuritnya (saya) menuju alun-alun desa, dimana pengeran membawa sepatu kulit bau yang ditinggalkan oleh Cinderella tadi malam. Pangeran yang tak ingat dengan jelas wajah Cinderella bagimana mengadakan cinderella, bagi siapa saja yang cocok dengan sepatu itu amak akan dijadikannya permaisuri kerajaan. Maka berbondong-bondonglah para perempuan desa memcoba sepatu tersebut, tak tertinggal ibi tirinya Cenderella, namun tak cocok dengan sepatu itu, ada yang kebesaran ada yang kekecilan. Pangeran yang tampak putus aja mencari pemilik sepatu kulit bau ini tak sengaja melihat seorang wanita yang berpakaian kumat dan jelek tampak malu-malu ia memandangi sang pangeran.

Pangeran pun mendatangi ia dan berkata “ Maukan engkau mencoba sepatu butut ini” ?. Tampak sangat malu, wanita itupun memakukan kakinya ke sepatu tersebut, alangkah terkejutnya semua orang ketika melihat sepatu itu cocok dikaki oleh wanita lusung itu dan ternyata wanita itupun memiliki satu pasang sepatu itu. Pangerasn pun tersenyum dan menanyakan namanya “ nama kamu siapa wahai pemilik sepatu butut?”, nama saya Cinderella, kata wanita tersebut.

Pangeranpun mengajak dia menikah dan membawanya keistana untuk menjadi permaisuri yang kelak akan menemani pengeran sebbagi seorang ratu istana. Dengan kebaikan hati Cinderella dia pun membawa serta keluarga tirinya untuk hidup di istana, dia memaafkan apa yang telah dilakukan oleh keluarga tirinya tersebut.

Merekapun hidup bahagia, selesaaaai .... ( penonton bertepuk tangan semuanya)

Inilah cerita sederhana mengenai teater pertama yang pernah saya mainkan, terima kasih untuk semuannya, kenangan ini takkan pernah terlupakan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...