Selasa, 11 Juni 2013

teknik bimbingan konseling islam


TEKNIK BIMBINGAN KONSELING ISLAM
ARIF RIDUAN

BAB I
PEMBAHASAN

Berdasarkan pendapat ahli jiwa, bahwa yang mengendalikan tindakan seseorang adalah kepribadiannya. Kepribadian terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang telah dialaluinya. Bahkan sejak dari kandungan pun telah menerima berbagai pengaruh terhadap kelakuan dan kesehatan mental. Untuk itulah perlu adanya bimbingan dan pengajaran serta penanaman nilai-nilai agama Islam dan pembiasaan-pembiasaan yang baik sejak lahir. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat membentuk kepribadian manusia yang berakhlak karimah yang sesuai dengan ajaran agama. Karena kepribadian merupakan kebiasaan yang mendapatkan keterampilan-keterampilan gerak dan kemampuan untuk meggunakan secara sadar.
Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan  membimbing manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dnegan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala sifat-sifat yang negatif.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan pendidikan Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak karimah.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Kata bimbingan dan konseling merupakan pengalihan bahasa dari istilah Inggris guidance and counseling. Pengertian Bimbingan secara etimologi adalah menunjuk, membimbing, atau membantu. Sedangkan pengertian bimbingan secara terminologi menurut Dr. Moh Surya (1986) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada  yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengerahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan klien dengan menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien.
Bimbingan dan konseling saling berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu tekhnik dan alat dalam pelayanan bimbingan. Dan pendapat lain yang mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah, sedangkan konseling memusatkan diri pada pencegahan masalah individu atau dapat dikatakan bahwa bimbingan bersifat preventif sedangkan konseling bersifat kuratif.
B. Teori-teori  konseling
Konseling Psikoanalitik: Psikoanalitik merupakn teori yang menekankan pentingnya Riwayat hidup  klien (perkembangan psikoseksual), pengaruh dari impuls-impuls genetik (instink), energi hidup (libido), pengaruh dari pengalaman dini kepada kepribadiaan individu, serta irasionalitas dan sumber-sumber tak sadar dari tingkah laku manusia.
Adapun Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling Psikoanalitik ini adalah: Asosiasi Bebas, Analisis Mimpi, Anlisis Resistansi dan Interprestasi
Konseling Humanistik : Dalam hubungan dengan konseling, memfokuskan pada potensi individu untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungannya.
Ada beberapa Teknik-teknik yang digunakan dalam proses konseling Humanistik ini adalah
Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka. Positive regard yang dikenal juga sebagai akseptansi adalah genuine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.  Kongruensi adalah kondisi transparan dalam hubungan terapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan-pulasan.
Konseling Behavioristik : konseling ini Membantu klien untuk belajar cara bertindak yang baru dan pantas, atau membantu mereka untuk memodifikasi atau mengeliminasi tingkah laku yang berlebih. Dengan perkataan lain, membantu klien agar tingkah lakunya menjadi lebih adaptif dan menghilangkan yang maladaftif. Konseling behavioral merupakan pilihan untuk membantu kilen yang mempunyai masalah spesifik seperti gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan disfungsi psikoseksual. Juga bermamfaat untuk membantu gangguan yang diasosiasikan dengan anxietas, stress, asertivitas, berfungsi sebagai orang tua dan interaksi social.
Konseling Rational Emotive Behavior Therapy  : Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan konseling yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar dapat mengembangkan diri, meningkatkan aktualisasi dirinya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif. Disamping itu, dalam konseling, konselor dibantu untuk menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Adapun Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling Rational Emotive Behavior Therapy ini adalah:
Dua yang utama adalah mengajari (teaching) dan menantang (disputing). Mengajari, menyangkut memberikan pemahaman tentang ide dasar RET dan memahami bahwa pikiran bertautan dengan emosi dan tingkah laku. Menantang pemikiran dan keyakinan terjadi dalam tiga bentuk. Menantang kognisi, melalui pertanyaan-pertanyaan langsung, penalaran logis dan persuasi. Tantangan imajinal menggunakan kemampuan klien untuk berimajinasi; tantangan tingkah laku mencakup bertingkah laku dengan cara yang bertentangan dengan yang biasanya dilakukan klien, misalnya melalui bermain peran atau menyelesaikan tugas ketika klien harus melakukan sesuatu yang dahulunya dianggap tidak mungkin untuk dilakukannya

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Adapun tujuan utama dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ini adalah sebagai berikut:
·         Merencanakan kegiatan kehidupan, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang
·         Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
·         Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya dan lingkungan sosial lainnya.
·         Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan , penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

D. Bimbingan dan Konseling dalam Islam
Dalam BK Islami perlu diketahui apa tujuan dari BK Islami tersebut. berangkat dari hal tersebut, Islam memandang bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan sebagai khalifah di muka  bumi untuk mengabdi kepada-Nya. Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan dari bimbingan dan konseling Islami adalah untuk meningkatkan dan menumbuhkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah swt di muka bumi ini, sehingga setiap aktifitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya, yakni menyembah atau mengabdi kepada Allah swt.
Secara kodrati, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk religius yang memiliki keeksistensiannya dan hidup secara bersama-sama. Manusia dilahirkan sebagai makhluk monopluralis yang berunsurkan jasad dan ruh dengan disertai akal dan hati nurani dan hawa nafsu diberi kebebasan untuk berkehendak. Akan tetapi hal tersebut  menuntut adanya tanggung jawab yang harus dipikulnya.  Oleh karena itu, dengan bimbingan dan konseling daimaksudkan agar manusia mampu memhami potensi-potensi insaniahnya, dimensi-dimensi kemanusiaanya, termasuk memahami berbagai persoalan hidup dan mencari alternati pemecahannya.  Dengan pemahaman ajaran-ajaran Islam, secara preventif dapat mencegah manusia dari berbagai bentuk perbuatan negatif yang dapat merugikanya dirinya maupun orang lain .
Di era globalisasi ini, ditemukan banyak individu yang terbuai dengan urusan dunia sehingga melahirkan sikap individualistik dan sifat-sifat negatif semacamnya. Sikap dan perilaku yang demikian telah menyimpang dari perkembangan fitrah manusia yang telah Allah berikan. Bahkan hal tersebut dapat menjauhkan hubungan manusia sebagai hamba kepada Tuhannya meskipun hubungan sesama manusia tetap berjalan dengan baik. Hal demikian dapat terjadi dikarenakan kekurang perhatian pendidikan dan bimbingan yang diberikan sebelumnya terhadap hal tersebut.
Dari penjelasan diatas bahwa konseling Islami adalah suatu usaha membantu individu dalam menanggulangi penyimpangan perkembangan fitrah beragama yang dimilikinya, sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah dibumi dan berfungsi untuk menyembah kepada Allah swt., sehingga askhirnya tercipta kembali hubungan baik dengan Allah, manusia dan alam semesta.
E. Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling
Pendekatan Islami dalam bimbingan dan konseling dapat diakaitkan dengan aspek-aspek psikologis yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan dan lain-lain yang berkaitan dengan klien dan konselor. Bagi pribadi muslim yang berlandaskan tauhid, merupakan pribadi yang bekerja keras untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan percayakan kepadanya, yang mana baginya merupakan suatu ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan dan konseling, pribadi muslim berprinsip pada hal-hal sebagaimana yang disampaikan oleh Nelly Nurmelly dalam papernya peran agama dalam bimbingan konseling berikut ini:
1.      Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu hanya beriman kepada Allah swt.
2.      Memiliki prinsip kepercayaan, yakni beriman kepada malaikat.
3.      Memiliki prinsip kepemimpinan,  yakni beriman kepada Nabi dan Rosul-Nya.
4.      Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yakni berprinsip pada Al-Quran.
5.      Memiliki prinsip masa depan, yakni beriman kepada hari akhir.
6.      Memiliki prinsip keteraturan, yakni beriman kepada ketentuan Allah.
Jika seorang konselor memegang prinsip tersebut, maka pelaksanaan bimbingan dan konseling akan mengarah kearah kebenaran, selanjutnya dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling perlu memiliki tiga langkah untuk mewujudkan tujuannya. Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu daua kalimat syahadat. Kedua, memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus simbol kehidupan yaitu shalat lima waktu. Ketiga, memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan puasa. Dengan prinsip tersebut, seorang konselor dapat  menghasilkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Ahlakul Karimah). Selain itu seorang konselor juga perlu mengetahhui pandangan filsafat Ketuhanan (Theologi) karena manusia sejatinya telah membawa potensi bertuhan sejak dilahirkan. Dalam menghadapi masalah diarahkan dengan pendekatan agama. Yang mana dalam agama mempunyai fungsi-fungsi pelayanan bimbingan, konseling dan terapi yang didasarkan kepada Al-Quran dan As-sunnah. Dan sudah pastinya, pelaksanaan bimbingan dan konseling ddengan pendekatan agama Islam, akan membawa kepada peningkatan iman, ibadah dan jalan yang diridhai Allah swt.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia, agama telah mengatur berbagai aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan rasa damai dan tentram bagi jiwa manusia dalam menuju kebahagiaan yang hakiki. Peranan agama Islam dalam menghadapi kesehatan mental manusia adalah sebagaimana berikut:
·         Ajaran Islam beserta seluruh petunjuknya yang ada di dalamnya merupakan obat bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam jiwa manusia.
·         Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan  dan mengatasi kesulitan.
·         Ajaran Islam memberikan rasa aman dan tentram yang menimbulkan keimanan kepada allah dalam jiwa seorang mukmin.
Bagi seorang mukmin, ketenangan jiwa, rasa aman dan ketentraman jiwa akan terealisas  dengan keimanannyakepada Allah yang akan membekali harapan akan pertolongan, lindungan dan penjagaan-Nya.
F. Teori-Teori Konseling dalam Islam
Yang dimaksud dengan teori-teori konseling dalam Islam adalah landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Allah berfirman dalam Al-Quran: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl : 125). Ayat tersebut menjelaskan beberapa teori atau metode dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Teori-teori tersebut sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Hamdani Bakran (2002) adalah sebagaimana berikut:
1.      Teori Al-Hikmah , Sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan pertolongan Allah, baik secara langsung maupun melalui perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas izin-Nya.
2.      Teori Al-Mauidhoh Hasanah, Yaitu teori bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya. Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah ialah pelajaran yang baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu dapat membantu klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya.
3.      Teori Mujadalah yang baik. Yang dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal pikiran, emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini adalah sebagai berikut:
·         Harus adanya kesabaran yang tinggi dari konselor
·         Konselor harus menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik
·         Saling menghormati dan menghargai
·         Bukan bertujuan menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam mencari kebenaran
·         Rasa persaudaraan dan penuh kasih sayang
·         Tutur kata dan bahasa yang mudah dipahami dan halus
·         Tidak menyinggung perasaan klien
·         Mengemukakan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas
·         Ketauladanan yang sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling benar-benar telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah sangat murka kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada orang lain.
Teori konseling “Al-Mujadalah bil Ahsan”, menitikberatkan kepada individu yang membutuhkan kekuatan dalam keyakinan dan ingin menghilangkan keraguan terhadap kebenaran Ilahiyah yang selalu bergema dalam nuraninya. Seperti adanya dua suara atau pernyataan yang terdapat dalam akal fikiran dan hati sanubari, namun sangat sulit untuk memutuskan mana yang paling mendekati kebenaran.
G. Teknik-tekning Konseling
Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan  dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik  yang memadai. Berikut ini adalah beberapa teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari (2002), yakni:
1.      Teknik yang bersifat lahir
Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien (anak didik) yaitu dengan menggunakan tangan atau lisan antara lain:
a.       Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas
b.      Keinginan, kesungguhan dan usaha yang keras
c.       Sentuhan tangan (terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian kepala, leher dan pundak)
d.      Nasehat, wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian pula ketika memberikan nasehat hendaklah dilakukan denagn kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan.
e.       Menbacakan do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan
f.       Sesuatu yang dekat dengan lisan yakni dengan tiupan

2.      Teknik yang Bersifat Batin
Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda "bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman".
Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. 






















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bimbingan dan konseling dalam Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada individu maupun kelompok agar dapat memngembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin.
Tujuan bimbingan dan konseling Islam adalah membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan, membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keagamaan, dan membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan ibadah tetap baik dan mengembangkannya menjadi lebih baik.
Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. 












DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad .2003. Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta: Golden Terayon Press.
Rahim Faqih, Aunur. 2001. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. UII press:Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...