Rabu, 12 Juni 2013

unsur-usur kalimat


BAB I
PENDAHULUAN

Seperti kita ketahui, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dikawasan republik kita. Kita sebagai warga Indonesia harus mengerti bahasa Indonesia itu sendiri. Adapun unsur yang terdapat pada bahasa Indonesia itu salah satunya adalah kalimat. Dimana kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Nah, pada kalimat yang lengkap pengertiannya, juga mempunyai unsur-unsur tersendiri pada kalimat tersebut. Di makalah inilah akan dijelaskan tentang unsur-unsur bentuk kalimat, agar kita dapat benar-benar mengetahui dan memahami unsur-unsur bentuk kalimat tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1.      Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.[1] Atau kalimat juga bisa diartikan sebagai kesatuan ujaran yang terkecil, berintonasi dan mengundang pikiran lengkap serta didukung dengan situasi.[2]
Adapun deifinisi kalimat menurut Daryanto (1997:319) adalah kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, perkataan, suatu bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pla intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Modern karangan Muhammad Ali (hal 160) menyatakan bahwa kalimat adalah sepatah kata atau sekelompok kata yang menrupakan satuan yang mengutarakan suatu pikiranatau perasaan.[3]
Kalimat juga bisa diartikan sebagai rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang relatif lengkap.[4]

2.2.      Unsur-Unsur Kalimat
            Uraian tentang kalimat pada dasarnya juga menguraikan unsur-unsur bentuk kalimat. Dari segi unsur-unsurnya, sebuah kalimat dikatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung dua unsur, yaitu unsur yang disebut subjek dan unsur yang disebut predikat.[5]
            Adapun kalimat yang lengkap pengertiannya, juga mempunyai unsur kalimat yang lengkap. Maksudnya, kalimat itu mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan.

2.2.1. Subjek
Subjek ialah bagian kalimat yang berwujud kata atau frase benda yang merupakan pokok persoalan atau bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembaca.[6]
Ciri-ciri subjek:
a.       Bagian kalimat yang berwujud kata atau frase benda,
b.      Bagian kalimat yang merupakan pokok persoalan atau yang menandai suatu ujaran.
c.       Bagian kalimat yang pada umumnya diikuti kata itu.
d.      Bagian kalimat yang pada umumnya bisa diikuti kata ganti empunya.
e.       Bagian kalimat yang dapat menjadi objek dalam kalimat aktif-pasif.
Contoh:
1)      Rumah itu sudah rusak.
Subjek
2)      Sepedaku telah terjual
Subjek
Adapun cara untuk mencari subjek sebuah kalimat adalah dengan cara bertanya melalui predikat dengan pertanyaan siapa yang atau apa yang + ... predikat.[7]

2.2.2. Predikat
Predikat ialah bagian kalimat yang menandai apa yang dikatan oleh pembicara tentang subjek atau bagian kalimat yang berfunsi menerangkan subjek.
Ciri-ciri predikat:
a.       Bagian kalimat yang menandai subjek.
b.      Bagian kalimat yang dapat didahului kopula atau kata kerja bantu, misalnya: yaitu, ialah, adalah.
c.       Bagian kalimat yang pada umumnya menunjukkan pengertian melakukan atau dilakukan seperti pada kata dasarnya.
Contohnya:
1)      Rumah itu sudah rusak.
                  Predikat
2)      Kami menggambar.
          Predikat
3)      Merokok berbahaya. (kalimat nominal)
Predikat
Penjelasan:
Pembicara mengatakan: Rumah itu, Kami, Merokok. Tentang rumah itu, pembicara mengatakan sudah rusak, tentang Kami, pembicara mengatakan menggambar. Tentang merokok, pembicara mengatakan berbahaya.
Jadi, bagian kalimat sudah rusak, menggambar, dan berbahaya yang dikatakan oleh pembicara tentang subjek, disebut predikat. Atau, bagian kalimat itu berfungsi menerangkan subjek sehingga disebut predikat.
Contoh:
a)      Yani sangat pandai.
         Predikat
b)      Heri teman saya bisa membuat baju.
                           Predikat
c)      Sepeda itu baru
                  Predikat
Macam-macam predikat:
(1)   Predikat verbal adalah predikat yang berjenis kata atau berjenis frase kerja. Contoh:
(a)    Mereka pulang
Pred. Kt. Kerja.

(b)   Paman telah datang di rumah kakek.
Pred. Frase Kerja
(2)   Predikat nominal adalah predikat yang berjenis kata atau berjenis frase selain kata atau frase kerja. Contoh:
(a)    Mereka pulang.
Pred. Ket. Kerja.
(b)   Paman telah datang di rumah kakek.
Pred. Frase Kerja
(3)   Predikat nominal adalah predikat yang berjenis kata atau berjenis frase selain kata atau frase kerja. Contoh:
(a)    Bentuk rumah itu menarik.
                             Pred. Kt. Sifat
(b)   Bunyi radiomu sangat keras.
                         Pred. Frase Sifat
(c)    Topi saya.
        Pred. Kt. Benda.
(d)   Mobil paman Umar.
           Pred. Frase Benda.

2.2.3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang berupa kata atau frase benda yang fungsinya melengkapi kata kerja atau bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Kalimat yang berobjek maka predikatnya berupa kata atau frase kerja. Dengan demikian, bagian kalimat yang menempati atau menduduki fungsi sebegai pelengkap atau melengkapi predikat disebut objek.
Ciri-ciri objek:
a.       Bagian kalimat yang berwujud kata atau frase benda.
b.      Bagian kalimat yang melengkapi kata atau frase kerja (sebagai predikat).
c.       Bagan kalimat yang dapat menjadi subjek dalam kalimat akti-pasif.


Contoh:
1)      Bapak guru itu membawa buku dan penggaris.
                                          Objek
2)      Buku dan penggaris dibawa bapak guru itu.
                                              Objek
3)      Ibu membeli baju kecil untuk adik.
                     Objek
Macam-macam objek:
a)      Objek langsung adalah objek yang melengkapi verbal tersebut. Contoh:
Kaka mencubit adik.
                         Objek langsung
b)      Objek tak langsung adalah objek yang menyertai verbal transiti dan merupakan bagian dari frase verbal tersebut. Contoh:
(1)   Kakak membelikan saya sepatu.
                                Objek tak langsung
(2)   Kakak membeli sepatu untuk saya.
                                      Objek tak langsung
c)      Objek afektif adalah objek langsung yang dikenal oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal tetapi tidak merupakan perbuatan itu. Contoh:
Ayah membaca Al-Quran.
                          Objek afektif
d)     Objek efektif adalah objek langsung yang ditimbulkan sebagai hasil perbuatan yang terdapat dapat predikat verbal. Contoh:
Tini menanak nasi.
                       Objek Efektif.
Catatan:
Pembahasan objek langsung dan tidak langsung sebagai pengetahuan pembaca, karena menurut penulis objek tidak langsung dalam kalimat di atas berfungsi atau menduduki jabatan ketengan. Jadi, yang ada hanya yang disebut objek.
2.2.4. Keterangan
Keterangan ialah bagian kalimat yang dipakai untuk meluaskan, melengkapi, atau membatasi makna subjek atau predikat dalam suatu kalimat.
Ciri-ciri keterangan:
a)      Bagian kalimat yang meluaskan, melengkapi, atau membatasi makna subjek atau predikat.
b)      Bagian kalimat yang pada umumnya didahului di, ke, dari, sebab, karena, jika, kalau, dengan, ketika, sejak, supaya, dan agar.
c)      Bagian kalimat yang pada umumnya diletakkan di awal atau di akhir kalimat.
Contoh:
1)      Pemuda itu memukul anjing dengan tongkat kayu.
                                              Keterangan
2)      Tokoh-tokoh sastra akan berkumpul di Bandung.
                                                           Keterangan.

Macam-macam keterangan:
a)      Keterangan akibat adalah bagian kalimat yang menyatakan akibat terjadinya predikat. Contoh:
Ayam itu ditembak mati.
                                Ket. Akibat.
b)      Keterangan alasan adalah bagian kalimat yang menyatakan alasan terjadinya predikat. Contoh:
Ia tidak hadir berdasarkan pertimbangannya.
                       Ket. Alasan.
c)      Keterangan asal adalah bagian kalimat yang menyatakan bahan terbuatnya predikat. Contoh:
Cincinmu itu dibuat dari logam.
                                 Ket. Asal.
d)     Keterangan kualitas bagian kalimat yang menyatakan bagaimana atau dalam keadaan apa predikat.
Contoh:
Anak kuda itu berjalan cepat.
                                     Ket. Kualitas.
e)      Keterangan kuantitas adalah bagian kalimat yang menyatakan jumlah atau derajat predikat atau perbandingan dengan yang lain. Contoh:
Lebah itu mengumpul seperti batu.
                                               Ket. Kuantitas.
f)       Keterangan modalitas bagian kalimat yang mengungkapkan kepastian, kemungkinan, kesangsian, atau kebalikan dari semua itu. Contoh:
Ti mungkin, ia datang.
Ket. Modalitas.
g)      Keterangan perlawanan adalah bagian kalimat yang menyatakan keadaan atau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang dimaksud predikat. Contoh:
Ia masih nakal walaupun telah dihukum beberapa kali.
                        Ket. Pertentangan.
h)      Keterangan sebab adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang menjadi sebab terjadinya predikat. Contoh:
Adak tidak naik kelas karena malas belajar.
                                    Ket. Sebab.
i)        Keterangan sebab adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang harus ada untuk mencapai yang disebut dalam predikat. Contoh:
Kalau tidak hujan, kami akan datang.
Ket. Syarat.
j)        Keterangan perwatasan adalah bagian kalimat yang menyatakan batas predikat. Contoh:
Lebih mendalam, nenek menceritakannya.
Ket. Perwatasan.

k)      Keterangan tempat adalah bagian kalimat yang menyatakan tempat terjadinya predikat, yakni yang bersangkutan dengen tempat asal, arah, atau tempat yang didahului. Contoh:
Matahari terbit dari utara.
                         Ket. Tempat.
l)        Keterangan tujuan adalah bagian kalimat yang menyatakan apa yang dituju oleh predikat, yakni yang bersangkutan dengan bilamana, berapalama, jangka lamanya, dan kekerabatannya. Contoh:
Mereka telah datang beberapa kali.
                                 Ket. Tujuan.
m)    Keterangan subjek adalah bagian kalimat yang merinci atau memperluas subjek itu sendiri. Contoh:
Gudangyang baru itu sudah dimasuki ular.
S            Ket. Subjek.
n)      Keterangan objek adalahbagian kalimat yang merinci atau memperluas objek itu sendiri. Contoh:
Ayam itu akan diberikan adik sayayang paling pandai.
                                         Objek      Ket. Objek

Adapun pada terdapat unsur wajib dan unsur tak wajib.[8] Unsur wajib berupa unsur subjek dan unsur predikat, sedangkan unsur tak wajib berupa unsur objek dan keterangan. Jadi, unsur wajib terdiri atas konstitue kalimat yang tidak dapat dihilangkan, sedangkan unsur tak wajib terdiri atas konstituen kalimat yang dapat dihilangkan.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkait, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Suatu kalimat harus memiliki sekurang-kurangnya satu subjek dan satu predikat.
Unsur-unsur bentuk predikat terdiri
-        Subjek
-        Predikat
-        Objek
-        Keterangan
Ciri-ciri subjek antara lain:
-        Berwujud kata atau frase benda,
-        Merupakan pokok persoalan atau yang menandai suatu ujaran.
-        Pada umumnya diikuti kata itu.
Ciri-ciri predikat antara lain:
-        Yang menandai subjek.
-        Dapat didahului kopula atau kata kerja bantu, misalnya: yaitu, ialah, adalah.
-        menunjukkan pengertian melakukan.
Ciri-ciri objek:
-        Berwujud kata atau frase benda.
-        Melengkapi kata atau frase kerja.
-        Dapat menjadi subjek dalam kalimat akti-pasif.
Ciri-ciri keterangan:
a)      Meluaskan, melengkapi, atau membatasi makna subjek atau predikat.
b)      Pada umumnya didahului di, ke, dari, dan lain sebagainya.
c)      Pada umumnya diletakkan di awal atau di akhir kalimat.

DAFTAR PUSTAKA


Alwi Hasan, dkk.1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin Zaenal dan Amran Tasani, 2002.Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademi Pressindo
Mustakim, 1994. Membina Kemampuan Berbahasa.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Renika Cipta, 1992S, hal 59.
Yuzzintani Azizah.2009. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA/MA dan Perguruan Tinggi.Banjarmasin.
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


[1]Zaenal Arifin dan Amran Tasani, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademi Pressindo, 2002), hal 58.
[2]Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Renika Cipta, 1992), hal 59.
[3]Azizah Yuzzintani, Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA/MA dan Perguruan Tinggi, (Banjarmasin: 2009), hal 29.
[4]Mustakim, Membina Kemampuan Berbahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hal 65.
[5]Ibid, hal 68.
[6] Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal 76.
[7]Zaenal Arifin dan Amran Tasani, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademi Pressindo, 2002), hal 61.
[8]Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal 315.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...