Sabtu, 22 Februari 2014

Kumpulan Puisi-Puisi Indan dan Romantis (part10)



Ceriwis sesalmu

Kini kau bicara, dengan ludah berbisa
Diantara nestapa dan derita, kau acuhkan
Menganga bibirmu, matamu tajam
Mengumbar nafsu pada cermin
Serta kursi mewah tanpa luka

Kini kau menangis, sesal tiada bertuan
Hentakan sepatu menghilang
Selampir kata halus membela
Berpijak antara pasir dan debu
Terkikis semua wahh.... yang kau ucap

Merunduk hari, aku tertawa
Menatap ribuan bintang membela
Bulan, serta meteorpun tersenyum
Ku lantunkan melodi penghibur jiwa
Menyandar badan puasku bicara

Kini ceriwismu tanpa berarti

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

menunggu .

tanyaku pada Tuhan di detik ini
tak tentu terjawab saat yang sama
entah kapan mestinya
hingga selang waktu berganti

kepenatan tiada tara
hingga tak sanggup teruskan karsa
raga serasa tak lagi berpijak tanah
jiwa serasa tak lagi bertuan

hidup bagai mengais mimpi
bayangan asa tiada bertepi
menunggu arti yang pasti
untuk sandaran sampai tiba masanya nanti

-----------------------------------------------------------------------------------------------
KENANGAN

Gelora asmara aku lewati
melodi rindu aku lalui
alunan syahdu aku hadapi..
kni smw t hnya mimpi..
aku hrus mlpknmu segera..
aku hrus mningglknmu scptnya..
dmi qmu..
dmi bhagiamu..
kawan..
knang..

--------------------------------------------------------------------------------------------------

JANJI KITA

Derai gerimis tak halangi ku tuk susuri senja menuju peraduan sunyimu, resah ini kuncup sejak kemarin lalu
Sejumput gulana mengetuk pintu rindu untuk kembali menziarahi silam yang tersulam pada bingkai kenangan

Kau, Aku dan Dia. Kisah yang tak mampu terurai kata, bisu ku telan, janji ku genggam...

Hati mu slalu ku jaga, ku tepis peduli tak menyakiti hati yang lain nya, tanpa keterpaksaan semua ku relakan meski kata tak mampu ku selesaikan

Tidurlah tidur sayang,
ku rebah sekujur doa di taman surga mu,
usah ragukan ihlas ku mengusap pilu yang berdebu

Aku saat ini tak lagi sendiri; separuh hati tlah termiliki, dan bukan dia meski dia telah membawa separuh ingatan yang ku sirnakan

Lihat lah... senyum ini menghias di sepanjang hari ku yang tak lagi terdiam dalam gamang

Dengar lah detak nadi ku yang telah kembali
Lewati lalu yang terbunuh sepi.

----------------------------------------------------------------------------------------------------
 karya teman-teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...