Kamis, 20 Februari 2014

Kumpulan Puisi Indah (part 2)



JEJAK MASA LALU

Sesungguhnya dia memang begitu cantik.
Tapi sekarang, aku tak lagi jadi pemilik.

Semenjak dia tak sadar.
Cinta kami perlahan pudar.

Andai pertemuan itu hanyalah mimpi.
Mungkin tragedi itu tak pernah terjadi.

Tapi apa boleh dikata.
Ini sudah kehendak Yang Kuasa.

Kini aku hanya terpaku.
Mengenang jejak-jejak masa lalu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

perih...

dari rasa sapamu pagi ini
manis kata mu sangat tak berlaku
karna aku bukan satu-satunya

elok parasmu tak penting bagiku
banyak dari mereka mengagumimu
buruk laku mu sudah biasa untukku
semua nampak indah2 saja bagiku...

bodoh kah aku?
yg masih menemanimu meski ku tau bukan hanya aq kau inginkan
menunggumu dengan sabar saat kau tengah bersama yg lain
dan masih berthan hingga detik ini

di balik kalimat indah yang terselip" bertahan dengan CINTA"...
apa pedulimu dengan segala rasa perih yang kau beri
hanya untuk menemani kepedihan dalam hatimu
darimana aq kuat bertahan dari semua deraan

bersembunyi di balik cinta?
buta! mati rasa?
diam membusuk!
kenapa hanya karna satu kata CINTA aq relakan segalanya....
sunguh tak masuk akal...
tapi aku cukup menikmati indah dunia dari kepedihan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
WAKTU

Dentingnya terasa pilu
Meragu dalam semu
Menunggumu, menyapaku...
Gila saja rasanya tak cukup waras
Menyebutmu dalam setiap helaan nafas
Sampai kapan kau akan pahami
Rasa ini....
Tak kan pernah terganti

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KEPALSUAN

ku gantungkan harapan pada bulan
pastilah cahaya itu lebih sempurna
melewati gerbang malam bumian
ada seluit cerah disetiap saat yang tiba

adakalanya mega diujung barat mulai pekat
mengusik manusia untuk istirahat
padahal semua hanya nasehat
karena tempat terakhir tiada terlihat

namun, yang kulihat bukan nasehat
tetapi tempat istirahat yang pekat

senyi kembali selimuti dada
takut bila harus berpisah begitu saja
melepas nada cinta
yang tercipta dari panorama senja
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Masih kah?

Saat engkau pergi di sisi......
Ku cuba menahan sakit di hati.....
Walau sudah tak punya erti....
Air mata menitis badai sebuah kepalsuan lagi.......

Kekadang ku termenung......
Melihat langit biru yang kosong.....
Hujan turun yang membasahi bumi.........
Yang dulu sgalanya indah.......
Tapi tak lagi kini..........

Ku cuma ingin tahu........
Masihkah ada sisa cinta untukku?
Masihkah ada secebis bhagia tuk diriku?
Masihkah ada derita andai kan bahagia?

Ku hanya mampu b'tanya tanpa jawapan........
Kerna ku binguung hendak memikir sendiri........
Yang dulu ku suka.......
Tapi kini ku duka.......

 karya teman-teman

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...