Sabtu, 22 Februari 2014

Kumpulan Puisi indah dan romantis (part 9)



Antara aku denganmu

Bilangan-bilangan menjengkali kaki kita
dua inchi dari sudut mata mulai basah
Bayang tak lagi menjejak
namun bersembunyi menghitung jumlah tanya

Semakin mendekati hati diam menjadi jadi
kemarau berbuah parau yang kering
Tak ada suara dimakan dahaga,

Jika mata berpeluk rindu alisnya luluh
kemudian jatuh pingsan di pangkuan tanganku
Engkau jauh, yang berlari hanya anganku mengejar lambaianmu

Ragu membasuh kedua telingaku
bisiknya terdengar bimbang melantunkan niatku Padamu
ayat ayat tak bermakna dari mulut yang kadang bernoda

Kepastian tak kunjung datang
di pintu penantian engkau "aku tak kau hiraukan"...pikirmu.

----------------------------------------------------------------------------------------

PEREMPUAN DI BUKIT SUNYI

di rindang cahaya bulan
kau tangkap sejuta kunang-kunang
sebagai teman untuk membelah malam
dengan kerudung ungu kehijaun

kau terus berjalan terseok terjungkal
untuk kemudian bangkit lagi
demi menuju lembah di bukit sunyi
tempat biasa kau barbagi rasa yang sedih

perlahan netra berlinang sara
nada bersenggama dengan kepedihan
jeritmupun semakin tenggelam
di dahsyatnya luka yang menganga

seribu dua ratus satu sudah jarum jam berdentang
membawa melodi kesedihan
di atas singgasana aksara keangkuhan kata
namun kau masih terus berjalan
lewati segala cadas yang berkarang
demi sebuah keabadian rasa

oh,cinta....
kau telah bunuh kekasihnya
dan kau jadikan memori di sudut bola matanya
hinngga ia harus melawan segala kekecewaan
yang berhembus di altar angin selatan
tanpa,cinta rindu dan juga kekasihnya

oh,cinta…
kini ia semakin menderita
matanya semakin basah
jiwanya telah tersiksa
tubuhnya tinggalah hampa
dan cintanya di bawa mati karena kecewa

------------------------------------------------------------------------------------------------------

pagi

masih tersisa remang petang
ada yang tertinggal satu dua bintang
ada sedikit bias cahaya bulan
harus bangun untuk bersujud ..

dingin air padasan membasuh diri
terasa segar melunturkan nista
ringan kaki melangkah kerumah Gusti
tuntutan nurani bersembah diri

pagiku sumringah
doa yang kupanjatkan semoga berkah .....

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi Cinta Itu Begitu Manis

Hati itu begitu malu
Berdiri di depan pintu
Ragu hendak mengetuk atau diam saja di situ, menunggu...
Berharap seraut cinta yg manis mengintip dari balik vitras dan membukakan pintu

Waktu berlalu..
Dan pintu itu tetap saja tegak disitu
Hati yang malu memutuskan utk pergi dan datang lagi di lain waktu
"Tapi cinta itu begitu manis"
Gumamnya lirih sambil berlalu

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di tepi laut hitam

waktu semakin berlalu
hati takut senja memakan kalbu
hingga gelap tiada cahaya
di balik ruang tunggu

ingin ku merayu
di atas amarah ku
tapi kini terlempar jauh
sejauh mata memandang pada pekat malam

inilah resikonya
tanpa makna apa apa
aku sekarang
terhempas ke jurang tanpa teman
risau ku teramat dalam memeluk raga ku

kini suara jam dinding berdetak
terdengar cerewet di atas dinding ruangan ini
ingin ku hentikan
tapi tak bisa
karena dia tak bersalah

karya teman-teman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manaqib KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin

  Manaqib Syekh KH. Basyirun Ali, Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jannah Banjarmasin Penulis Arif Riduan, S.Sos.I Alumni ponpes Nurul Janna...