Antara aku denganmu
Bilangan-bilangan menjengkali kaki kita
Bilangan-bilangan menjengkali kaki kita
dua inchi dari sudut mata mulai
basah
Bayang tak lagi menjejak
Bayang tak lagi menjejak
namun bersembunyi menghitung jumlah
tanya
Semakin mendekati hati diam menjadi jadi
Semakin mendekati hati diam menjadi jadi
kemarau berbuah parau yang kering
Tak ada suara dimakan dahaga,
Jika mata berpeluk rindu alisnya luluh
Tak ada suara dimakan dahaga,
Jika mata berpeluk rindu alisnya luluh
kemudian jatuh pingsan di pangkuan
tanganku
Engkau jauh, yang berlari hanya anganku mengejar lambaianmu
Ragu membasuh kedua telingaku
Engkau jauh, yang berlari hanya anganku mengejar lambaianmu
Ragu membasuh kedua telingaku
bisiknya terdengar bimbang
melantunkan niatku Padamu
ayat ayat tak bermakna dari mulut
yang kadang bernoda
Kepastian tak kunjung datang
Kepastian tak kunjung datang
di pintu penantian engkau "aku
tak kau hiraukan"...pikirmu.
----------------------------------------------------------------------------------------
PEREMPUAN DI BUKIT SUNYI
di rindang cahaya bulan
kau tangkap sejuta kunang-kunang
sebagai teman untuk membelah malam
dengan kerudung ungu kehijaun
di rindang cahaya bulan
kau tangkap sejuta kunang-kunang
sebagai teman untuk membelah malam
dengan kerudung ungu kehijaun
kau terus berjalan terseok terjungkal
untuk kemudian bangkit lagi
demi menuju lembah di bukit sunyi
tempat biasa kau barbagi rasa yang sedih
perlahan netra berlinang sara
nada bersenggama dengan kepedihan
jeritmupun semakin tenggelam
di dahsyatnya luka yang menganga
seribu dua ratus satu sudah jarum jam berdentang
membawa melodi kesedihan
di atas singgasana aksara keangkuhan kata
namun kau masih terus berjalan
lewati segala cadas yang berkarang
demi sebuah keabadian rasa
oh,cinta....
kau telah bunuh kekasihnya
dan kau jadikan memori di sudut bola matanya
hinngga ia harus melawan segala kekecewaan
yang berhembus di altar angin selatan
tanpa,cinta rindu dan juga kekasihnya
oh,cinta…
kini ia semakin menderita
matanya semakin basah
jiwanya telah tersiksa
tubuhnya tinggalah hampa
dan cintanya di bawa mati karena kecewa
------------------------------------------------------------------------------------------------------
pagi
masih tersisa remang petang
ada yang tertinggal satu dua bintang
ada sedikit bias cahaya bulan
harus bangun untuk bersujud ..
dingin air padasan membasuh diri
terasa segar melunturkan nista
ringan kaki melangkah kerumah Gusti
tuntutan nurani bersembah diri
pagiku sumringah
doa yang kupanjatkan semoga berkah .....
masih tersisa remang petang
ada yang tertinggal satu dua bintang
ada sedikit bias cahaya bulan
harus bangun untuk bersujud ..
dingin air padasan membasuh diri
terasa segar melunturkan nista
ringan kaki melangkah kerumah Gusti
tuntutan nurani bersembah diri
pagiku sumringah
doa yang kupanjatkan semoga berkah .....
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tapi Cinta Itu Begitu Manis
Hati itu begitu malu
Berdiri di depan pintu
Ragu hendak mengetuk atau diam saja di situ, menunggu...
Berharap seraut cinta yg manis mengintip dari balik vitras dan membukakan pintu
Waktu berlalu..
Dan pintu itu tetap saja tegak disitu
Hati yang malu memutuskan utk pergi dan datang lagi di lain waktu
"Tapi cinta itu begitu manis"
Gumamnya lirih sambil berlalu
Hati itu begitu malu
Berdiri di depan pintu
Ragu hendak mengetuk atau diam saja di situ, menunggu...
Berharap seraut cinta yg manis mengintip dari balik vitras dan membukakan pintu
Waktu berlalu..
Dan pintu itu tetap saja tegak disitu
Hati yang malu memutuskan utk pergi dan datang lagi di lain waktu
"Tapi cinta itu begitu manis"
Gumamnya lirih sambil berlalu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tepi laut hitam
waktu semakin berlalu
hati takut senja memakan kalbu
hingga gelap tiada cahaya
di balik ruang tunggu
ingin ku merayu
di atas amarah ku
tapi kini terlempar jauh
sejauh mata memandang pada pekat malam
inilah resikonya
tanpa makna apa apa
aku sekarang
terhempas ke jurang tanpa teman
risau ku teramat dalam memeluk raga ku
kini suara jam dinding berdetak
terdengar cerewet di atas dinding ruangan ini
ingin ku hentikan
tapi tak bisa
karena dia tak bersalah
waktu semakin berlalu
hati takut senja memakan kalbu
hingga gelap tiada cahaya
di balik ruang tunggu
ingin ku merayu
di atas amarah ku
tapi kini terlempar jauh
sejauh mata memandang pada pekat malam
inilah resikonya
tanpa makna apa apa
aku sekarang
terhempas ke jurang tanpa teman
risau ku teramat dalam memeluk raga ku
kini suara jam dinding berdetak
terdengar cerewet di atas dinding ruangan ini
ingin ku hentikan
tapi tak bisa
karena dia tak bersalah
karya teman-teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar