CARA MUDAH KE
JANNAH
kalau kau mau ke surga
gak usah nunggu kaya
pergi haji rencananya
mbiayai anak yatim juga
mbangun masjid segala
trus ziarah wali sedunia
kau gak bakalan bisa kaya
harta benda kredit semua
kerja cuma karyawan biasa
masak mau korupsi pula
ke surga gak perlu biaya
penuhi saja panggilan-Nya
datangi majelis ilmu-Nya
Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa yang meniti
suatu jalan thulabul ilmi,
Allah mudahkan untuknya
jalan menuju surga."
(HR Muslim)
majelis ilmu di mana-mana
datang, duduk, dan dengar aja
asal bukan majelis ketawa
bukan pula majelis rebana
majelis artis bukan juga
majelis ilmu itu ada kitabnya
ke surga gak perlu biaya
orang miskin pun bisa
ke neraka butuh biaya
majelis dansa ada karcisnya
majelis togel ada modalnya
majelis bola ada boneknya
isinya hura-hura, ketawa-ketawa
ke surga gak perlu biaya
cuma malas musuhnya
kalau kau mau ke surga
gak usah nunggu kaya
pergi haji rencananya
mbiayai anak yatim juga
mbangun masjid segala
trus ziarah wali sedunia
kau gak bakalan bisa kaya
harta benda kredit semua
kerja cuma karyawan biasa
masak mau korupsi pula
ke surga gak perlu biaya
penuhi saja panggilan-Nya
datangi majelis ilmu-Nya
Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa yang meniti
suatu jalan thulabul ilmi,
Allah mudahkan untuknya
jalan menuju surga."
(HR Muslim)
majelis ilmu di mana-mana
datang, duduk, dan dengar aja
asal bukan majelis ketawa
bukan pula majelis rebana
majelis artis bukan juga
majelis ilmu itu ada kitabnya
ke surga gak perlu biaya
orang miskin pun bisa
ke neraka butuh biaya
majelis dansa ada karcisnya
majelis togel ada modalnya
majelis bola ada boneknya
isinya hura-hura, ketawa-ketawa
ke surga gak perlu biaya
cuma malas musuhnya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sajak hening
Ini kesekian kalinya, aliran darah menombak tepat di jantung. Degup yang tak rata. Bergelombang terbang liar memacu rindu pada wajah malam
Θ, hening yang melukai sepasang mata. Dari kaki hingga jiwa berjejak. Setapak rindu yang rabun
Telah menyerap dalam senyap yang paling hening.
Θ, sunyi yang bernama.kemana detak yang menyentak?
Ketika api yang membakar asmara, aku hangus dalam bungkusan sedu. Mendebu menyentuh kelopakmu yang kabut
Dilembahmu, yang hijau menghampar, hembusan angin melepas sesak. Aku beranjak ketelaga dewi. Harum kotamu surgawi para penyenduh teh:
Puncak mengambang halimun, hampir aku rumahrumah yang megah, melupakan halaman sendiri. Aku bertandang pada hidangan yang paling nikmat: ciuman dibibir cawan, sedikit racun memabukan. Mencumbui awan. lipatan paha, hati sepasang kekasih.
Tersadar, aurora hanya bunga fajar jelang itu bukan kamu, aku ingat akan senja jua itu bukan kamu.
Lalu sesadar kuda berlarian, dalam hentakan ladam, aku menyemai kelam menyerupai kamu.
Dalam sajak yang hening, mawar Melingkari duri belukar, sesayat luka mengiris jauh pada tatap kosong.
Ini kesekian kalinya, aliran darah menombak tepat di jantung. Degup yang tak rata. Bergelombang terbang liar memacu rindu pada wajah malam
Θ, hening yang melukai sepasang mata. Dari kaki hingga jiwa berjejak. Setapak rindu yang rabun
Telah menyerap dalam senyap yang paling hening.
Θ, sunyi yang bernama.kemana detak yang menyentak?
Ketika api yang membakar asmara, aku hangus dalam bungkusan sedu. Mendebu menyentuh kelopakmu yang kabut
Dilembahmu, yang hijau menghampar, hembusan angin melepas sesak. Aku beranjak ketelaga dewi. Harum kotamu surgawi para penyenduh teh:
Puncak mengambang halimun, hampir aku rumahrumah yang megah, melupakan halaman sendiri. Aku bertandang pada hidangan yang paling nikmat: ciuman dibibir cawan, sedikit racun memabukan. Mencumbui awan. lipatan paha, hati sepasang kekasih.
Tersadar, aurora hanya bunga fajar jelang itu bukan kamu, aku ingat akan senja jua itu bukan kamu.
Lalu sesadar kuda berlarian, dalam hentakan ladam, aku menyemai kelam menyerupai kamu.
Dalam sajak yang hening, mawar Melingkari duri belukar, sesayat luka mengiris jauh pada tatap kosong.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kapan
Kapan aku bertemu kamu, Cemara?
Kapan aku mendandanimu kebijaksanaan, elok perawakanmu kesukaan raja-raja
Ya, maksud hatiku
Aku akan membawamu bukan ke taman bunga tetapi ke gurun penuh kaktus, jarum-jarum duri.
Disana aku menusuk-nusuk tubuhmu
Mencercamu dengan lidah, sampai engkau terluka dan lelah
Lalu aku mengambil minyak zaitun dari kendi emas
Memoles lukamu sampai rapuh
Lalu aku menimang-nimang bidadariku
membuatmu besar dan kuat dalam cinta
lalu aku....................
dan lalu aku.........
Sampai aku tahu engkau tersenyum padaku kembali
Di bawah bulan dan bintang langit malam juli
Kapan aku bertemu kamu, Cemara?
Kapan aku mendandanimu kebijaksanaan, elok perawakanmu kesukaan raja-raja
Ya, maksud hatiku
Aku akan membawamu bukan ke taman bunga tetapi ke gurun penuh kaktus, jarum-jarum duri.
Disana aku menusuk-nusuk tubuhmu
Mencercamu dengan lidah, sampai engkau terluka dan lelah
Lalu aku mengambil minyak zaitun dari kendi emas
Memoles lukamu sampai rapuh
Lalu aku menimang-nimang bidadariku
membuatmu besar dan kuat dalam cinta
lalu aku....................
dan lalu aku.........
Sampai aku tahu engkau tersenyum padaku kembali
Di bawah bulan dan bintang langit malam juli
----------------------------------------------------------------------------------------------------
PEREMPUAN,
SYAIR MAWAR DAN BUKIT KESUNYIAN
Seorang perempuan
Duduk hening di bawah bayangan hijauan
Khusuk didalam kesendirian
Merenungi dalamnya bait-bait sutra sastra
Disaat transenden mencapai titik puncak rasa
Dia berdiri dan menghentakan syair-syairnya
Berderu bersama angin
Dan dipantulkan kembali oleh kedalaman lembah
Perempuan dibukit sunyi
Terus bersyair dengan syair-syair mawar
Syair-syair berduri.....
Syair-syair itu menantang siang dan merobek matahari
Syair-syair itu menentang malam dan menghadik kegelapan
Perempuan dengan syair mawar
Syair yang mekar diantara duri
Seorang perempuan
Duduk hening di bawah bayangan hijauan
Khusuk didalam kesendirian
Merenungi dalamnya bait-bait sutra sastra
Disaat transenden mencapai titik puncak rasa
Dia berdiri dan menghentakan syair-syairnya
Berderu bersama angin
Dan dipantulkan kembali oleh kedalaman lembah
Perempuan dibukit sunyi
Terus bersyair dengan syair-syair mawar
Syair-syair berduri.....
Syair-syair itu menantang siang dan merobek matahari
Syair-syair itu menentang malam dan menghadik kegelapan
Perempuan dengan syair mawar
Syair yang mekar diantara duri
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
¤HARMONIS¤
Bersndarkan diri dlam gundah..
Memikat hati mnyatukan rasa...
Dikala hati dirundung nestapa..
Menukar rasa sdih dan bhgia.
Begitu indah kbrsamaan
brsma-sma dlam angan
mlangkah jejak brsma
tuk mncpai kebhagiaan.
Harmonis..
Mencptakan keindahan
harmonis..
Tenangkn prasaan
harmonis..
Menyatukan kstiaan
Bersndarkan diri dlam gundah..
Memikat hati mnyatukan rasa...
Dikala hati dirundung nestapa..
Menukar rasa sdih dan bhgia.
Begitu indah kbrsamaan
brsma-sma dlam angan
mlangkah jejak brsma
tuk mncpai kebhagiaan.
Harmonis..
Mencptakan keindahan
harmonis..
Tenangkn prasaan
harmonis..
Menyatukan kstiaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
"Diam"
diam bkn brti ku bisu
diam bkn brti ku tk brni
diam bkn brti ku stju
diam bkn brti ku tkut
diam bkn brti ku bnci
ku diam hnya tuk mlht,mgawasi, mnelaah,mencari,
meintropeksi smua ttang kkuranganku.
Slama ini.
diam bkn brti ku bisu
diam bkn brti ku tk brni
diam bkn brti ku stju
diam bkn brti ku tkut
diam bkn brti ku bnci
ku diam hnya tuk mlht,mgawasi, mnelaah,mencari,
meintropeksi smua ttang kkuranganku.
Slama ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
-Hibur hamba
hai habibi-
Hujan hibahi himpunan harapan
Hentinya hendak hadir
Hampa hampir hampiri hati
Huni hidup hanya hiasan hari
hitam hayalku hisap hangatmu
halangi hijrahku hanyuti harum
Hujan hibahi himpunan harapan
Hentinya hendak hadir
Hampa hampir hampiri hati
Huni hidup hanya hiasan hari
hitam hayalku hisap hangatmu
halangi hijrahku hanyuti harum
karya teman teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar