- KACAMATA –
aku punya kacamata
memakainya aku bisa melihat aurora
walau aku tak berada di Antartika
atau pun juga di Kutub Utara
ia membiaskan berbagai warna
dari hitam putih yang terlihat oleh dunia
ia menunjukkan padaku harta karun makna
ketika banyak orang tak menyadarinya
kacamata itu tak bisa kita beli
karena ia tak berwujud materi
ia kita tumbuhkan dari dalam diri
ketika cangkir kosong itu kita isi
aku punya kacamata
memakainya aku bisa melihat aurora
walau aku tak berada di Antartika
atau pun juga di Kutub Utara
ia membiaskan berbagai warna
dari hitam putih yang terlihat oleh dunia
ia menunjukkan padaku harta karun makna
ketika banyak orang tak menyadarinya
kacamata itu tak bisa kita beli
karena ia tak berwujud materi
ia kita tumbuhkan dari dalam diri
ketika cangkir kosong itu kita isi
--------------------------------------------------------------------------------------
“ Hanya Sebuah
Cerita”
Hidup ini sulit
Sesulit memecahkan batu dengan tetesan air
Hidup ini mudah
Semudah membalikan telapak tangan
Hidup ini kacau
Sekacau angin topan yang menghancurkan kota
Hidup ini indah
Seindah bunga yang bermekaran di taman
Hidup ini pahit
Sepahit empedu yang menusuk lidah
Hidup ini berwarna
Seperti pelangi yang menghiasi langit
Hidup ini gelap
Seperti malam tanpa ada penerangan
Hidup ini cerah
Secerah agama yang selalu menuntun
Hidup ini perih
Seperti ditusuk sebuah pedang di dada
Tak ada hidup
Tak ada kesenangan
Tak ada kesakitan
Semua hanya sebuah cerita belaka
Hidup ini sulit
Sesulit memecahkan batu dengan tetesan air
Hidup ini mudah
Semudah membalikan telapak tangan
Hidup ini kacau
Sekacau angin topan yang menghancurkan kota
Hidup ini indah
Seindah bunga yang bermekaran di taman
Hidup ini pahit
Sepahit empedu yang menusuk lidah
Hidup ini berwarna
Seperti pelangi yang menghiasi langit
Hidup ini gelap
Seperti malam tanpa ada penerangan
Hidup ini cerah
Secerah agama yang selalu menuntun
Hidup ini perih
Seperti ditusuk sebuah pedang di dada
Tak ada hidup
Tak ada kesenangan
Tak ada kesakitan
Semua hanya sebuah cerita belaka
----------------------------------------------------------------------------------------
kisah
kita adalah perjalanan
tak ingin berpikir untuk berakhir
liku dan terjal tetap terlalui
walau akihirnyapun akan berhenti
kita adalah kisah
tiap jangkah tersulam apa adanya
tanpa keterpaksaan
semua karena yang Kuasa
kita adalah kekasih
tiap kata tersimpan makna
percaya juga setia telah terpatri
orang lain tak perlu mengerti ...
kita adalah perjalanan
tak ingin berpikir untuk berakhir
liku dan terjal tetap terlalui
walau akihirnyapun akan berhenti
kita adalah kisah
tiap jangkah tersulam apa adanya
tanpa keterpaksaan
semua karena yang Kuasa
kita adalah kekasih
tiap kata tersimpan makna
percaya juga setia telah terpatri
orang lain tak perlu mengerti ...
--------------------------------------------------------------------------------------------
hari ini ..
ketika bayang bulan pudar
ketika kerlip bintang menghilang
ketika suara adzan membahana
ketika itu pula singsing fajar ada ..
sisa penat telah luruh
sisa mimpi telah terbias
sujud syukur pada sang Kuasa
mohon panjangkan uluran nafas
pagi telah berlalu dengan riangnya
mentari perlahan meninggi
panaskan seluruh jagad dengan congkaknya
tak ada yang terlewatkan ....
senja melata perlahan
menuju keperaduan malam
bayang bulan kembali bersinar
kerlip bintang juga berpijar
hari ini begitu sempurna .......
ketika bayang bulan pudar
ketika kerlip bintang menghilang
ketika suara adzan membahana
ketika itu pula singsing fajar ada ..
sisa penat telah luruh
sisa mimpi telah terbias
sujud syukur pada sang Kuasa
mohon panjangkan uluran nafas
pagi telah berlalu dengan riangnya
mentari perlahan meninggi
panaskan seluruh jagad dengan congkaknya
tak ada yang terlewatkan ....
senja melata perlahan
menuju keperaduan malam
bayang bulan kembali bersinar
kerlip bintang juga berpijar
hari ini begitu sempurna .......
-------------------------------------------------------------------------------------
TANGAN MANJA DI
PEREMPATAN LICIN.
Wajah pasrah berserakan.
Berbaris vertikal di jalan beraspal.
Satu persatu bersahutan.
Mengikis habis segumpal akal.
Tangan-tangan manja.
Menjulur di perempatan licin.
Menengadah meminta-minta.
Berharap lemparan koin.
Hujan masih sangat lebat.
Memaksa mentari padam berkala.
Nampak si tangan manja bergerak lambat.
Saat lampu merah giliran menyala.
Seketika tanpa aba-aba.
Berlari secepat kilat.
Dompet curian si tangan manja.
Terlepas dari genggaman erat.
Hujan lebat tak kunjung reda.
Perempatan licin tak berpalang.
Hukum rimba tak dapat ditunda.
Tangan manja tersambar kereta barang.
Wajah pasrah berserakan.
Berbaris vertikal di jalan beraspal.
Satu persatu bersahutan.
Mengikis habis segumpal akal.
Tangan-tangan manja.
Menjulur di perempatan licin.
Menengadah meminta-minta.
Berharap lemparan koin.
Hujan masih sangat lebat.
Memaksa mentari padam berkala.
Nampak si tangan manja bergerak lambat.
Saat lampu merah giliran menyala.
Seketika tanpa aba-aba.
Berlari secepat kilat.
Dompet curian si tangan manja.
Terlepas dari genggaman erat.
Hujan lebat tak kunjung reda.
Perempatan licin tak berpalang.
Hukum rimba tak dapat ditunda.
Tangan manja tersambar kereta barang.
karya kawan kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar