Beberapa Waktu Berlalu
...
gerah gairah
seharusnya ini malam dingin
sebab angin gunung menerpa raga
tapi berbalik rasa
peluh membasuh tubuh rubuh
berkeluh menempung rasa jauh
berahir sudah
dipelataran rebah sepanjang galah
bersama rasa gerah bergairah.
...
gerah gairah
seharusnya ini malam dingin
sebab angin gunung menerpa raga
tapi berbalik rasa
peluh membasuh tubuh rubuh
berkeluh menempung rasa jauh
berahir sudah
dipelataran rebah sepanjang galah
bersama rasa gerah bergairah.
------------------------------------------------------------------------
Mentari memberi kabar rindu
Lembah merah tempat para penyair menenggelamkan lagu
Memesonakan hitam nya langit berkeringat basah
Lembah merah berlantaikan tiga sinar
Yang terpancar menapak jari jari alam
Lir... Angin menyapa suara tak sampai
Seperti merah yang ku simpan
Membuka kabar membuka rindu
Meninggalkan alam merahmu
Lembah merah tempat para penyair menenggelamkan lagu
Memesonakan hitam nya langit berkeringat basah
Lembah merah berlantaikan tiga sinar
Yang terpancar menapak jari jari alam
Lir... Angin menyapa suara tak sampai
Seperti merah yang ku simpan
Membuka kabar membuka rindu
Meninggalkan alam merahmu
-----------------------------------------------------------------------------------------
YA SUDAHLAH
Ya sudahlah,
Saat ini yang singgah
Yang membuat gelisah
Yang membuat gundah
Hari yang parah
Tambah bubrah
Dan ora nggenah
Ya sudahlah,
Itu kataku.....
Lidah terasa kaku
Kata hanya didalam saku
Jari beku
Untuk sekedar menulis yang baku.
Ya sudahlah
Itu guman dalam hati
Karena kita memang tidak sehati.
Tak ada yang mau mengerti.
sapa kian mati
Karena tidak pernah kita titi.
Ya sudahlah.........
Ya sudahlah,
Saat ini yang singgah
Yang membuat gelisah
Yang membuat gundah
Hari yang parah
Tambah bubrah
Dan ora nggenah
Ya sudahlah,
Itu kataku.....
Lidah terasa kaku
Kata hanya didalam saku
Jari beku
Untuk sekedar menulis yang baku.
Ya sudahlah
Itu guman dalam hati
Karena kita memang tidak sehati.
Tak ada yang mau mengerti.
sapa kian mati
Karena tidak pernah kita titi.
Ya sudahlah.........
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
JANGAN SEBUT INI PUISI
aku tak lagi bersajak
seperti kalimat-kalimat bijak yang kulihat sepanjang jalan tadi
aku tak lagi merangkai kata-kata indah
seperti bunga-bunga yang merekah di halaman depan rumah tetanggaku
apalagi berpuisi
seperti para pujangga yang datang dengan seribu puisi merayumu
aku hanya menulis
jemariku ku biarkan terus bercengkrama liar di atas keyboard putih
kini aku terdiam sejenak, lalu tersenyum
aku kembali terdiam lagi, lalu entah apa ini namanya
aku pun tak mengerti...
aku tak lagi bersajak
seperti kalimat-kalimat bijak yang kulihat sepanjang jalan tadi
aku tak lagi merangkai kata-kata indah
seperti bunga-bunga yang merekah di halaman depan rumah tetanggaku
apalagi berpuisi
seperti para pujangga yang datang dengan seribu puisi merayumu
aku hanya menulis
jemariku ku biarkan terus bercengkrama liar di atas keyboard putih
kini aku terdiam sejenak, lalu tersenyum
aku kembali terdiam lagi, lalu entah apa ini namanya
aku pun tak mengerti...
----------------------------------------------------------------------------------------------------
TAK TAHU HARUS BAGAIMANA
Wajah itu begitu lekat
Disini.....hingga aku terjerat.
Hati berontak....raga terperanjat
Sungguhpun tanpa sapa
Itupun tak apa....
Hingga aku absen juga untuk menyapa.
Diam,....
Hari kelam
Sunyi dalam temaram
Hemm.....lalu bungkam.....
Sudahlah.......
Aku tidak akan banyak polah
Biar aku tetap pongah
Dengan rasa yang terbelah
Dan,
Tanpa senandung yang indah.
Disini aku duduk
Dengan kepala menunduk
Hingga terkantuk kantuk
Masih juga tak ada sapa,
Wajah itu begitu lekat
Disini.....hingga aku terjerat.
Hati berontak....raga terperanjat
Sungguhpun tanpa sapa
Itupun tak apa....
Hingga aku absen juga untuk menyapa.
Diam,....
Hari kelam
Sunyi dalam temaram
Hemm.....lalu bungkam.....
Sudahlah.......
Aku tidak akan banyak polah
Biar aku tetap pongah
Dengan rasa yang terbelah
Dan,
Tanpa senandung yang indah.
Disini aku duduk
Dengan kepala menunduk
Hingga terkantuk kantuk
Masih juga tak ada sapa,
------------------------------------------------------------------------------------
Rinduku Terbit Lebih Pagi Dari pada
mentari
Di setiap hari
Rinduku terbit lebih pagi dari matahari.
Ia selalu berhasil menyeretku keluar dari mimpi,
Dan memaksaku untuk jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali.
Di setiap hari
Rinduku terbit lebih pagi dari matahari.
Ia selalu berhasil menyeretku keluar dari mimpi,
Dan memaksaku untuk jatuh cinta pada orang yang sama berkali-kali.
Karya teman teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar