PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut fitrahnya, manusia adalah
makhluk beragama (homo religious), yaitu makhluk yang memiliki rasa keagamaan,
dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahannya
inilah yang membedakan manusia dari hewan, dan juga yang mengangkat harkat dan
martabatnya atau kemuliaannya disisi tuhan. Dengan mengamalkan ajaran agama,
berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas dirinya (self-identity)
yang hakiki yaitu sebagai abdullah (hamba allah) kalifatullah (pemimpin allah)
dimuka bumi, sehingga mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat. Yang terkandung
dalam surat Al-Baqarah ayat 30.
وَ
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً
قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ
نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ
تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau
berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang
khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang
merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan
memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS
Al-Baqarah ayat 30)
Konseling islami merupakan pendekatan yang mengutamakan
membantu dalam pengentasan problema perseorangan atau kelompok melalui keimanan. Klien dapat diberi
kesadaran terhadap hubungan adanya sebab akibat dalam rangkain
problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai
keimanannya. Islam memberikna bimbingan kepada individu agar dapat kembali
kepada al-qur’an dan as sunnah. Islam mengarahkan individu agar dapat mengerti
apa arti ujian dan masalah hidup. Setelah individu-individu kembali dalam
kondisi yang fitri (bersih dan sehat) barulah dikembangkan kearah pengembangan
dan pendidikan bagi mereka.
Konseling
islami akan memberikan rujukan dalam memfokuskan tujuan, asumsi dan prosedur
kerjanya secara komprehensif, sebab pendekatan ini lebih memfokuskan terhadap
kehidupan konseli yang lebih luas, yaitu kehidupan dunia dan akhirat kelak.
Dalam memahami
konseling islami upaya yang harus dilakukan yaitu menelaah hakikat manusia,
tujuan, metode dan tekhnik, peran dan kualifikasi konselor maupun penilaian
terhadap keberhasilan konselingnya yang semuanya dikemas dalam sudut pandang
islam.
Sebagai ilustrasi kasus berikut
gambaran kasus yang akan ditangani konselor. Rizky adalah anak kedua dari 2
bersaudara, ia adalah anak dari seorang dirut BUMN ternama di kotanya. sekarang
duduk pada semester 6 di sebuah akademi bank. Ia adalah seorang anak yang
rajin, patuh dan juga taat beragama selain itu Rizky juga pintar secara
akademik. Namun akhir-akhir ini Rizky menjadi pemurung dan sering diam.
Kejadiannya bermula ketika Rizky
berkunjung dikos pacarnya. Ketika itu Rizky berkunjung bermaksud untuk mengajak
jalan, anggap saja nama pacarnya Dina (nama samaran). Namun karena cuaca tidak
memungkinkan, disaat itu hujan menggguyur. Karena hujan Rizky diajak masuk
kosan Dina. Disaat moment tersebut Dina mulai menunjukkan sifat nakalnya, menggoda
Rizky untuk berbuat hal yang tidak sepantasnya dilakukan. Rizky pun tenggelam
oleh rayuan Dina, dan tidak disadari mereka melakukan hubungan seks diluar
nikah.
Beberapa
hari setelah kejadian, Rizky mulai menunjukan perilaku yang aneh seperti
mengurung diri di dalam kamar, tidak mau berkomunikasi dengan siapapun bahkan
dengan kedua orang tuanya. Saat dikampus Rizky pun kurang aktif dalam
diskusi-diskusi kelas. Dikampus, Risky
juga kurang dalam bersosialisasi dengan teman-teman kampusnya. Risky merasa
bersalah karena melakukan hal yang sangat memalukan tersebut, ditambah dia
adalah seorang anak yang patuh dalam beragama. Dia merasa bahwa dirinya adalah
orang yang paling hina didunia dan paling berdosa dihadapan tuhan. Sehingga
Rizky hanya bisa menyesalinya dengan mengurung diri. Dalam
himpitan masalah yang sulit itu, dalam sebuah kesempatan, Rizky memutuskan
untuk menemui konselor kampusnya.
A.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
penjelasan diatas maka penulis membuat suatu rumusan masalah yang akan di bahas
yaitu,“Bagaimana penerapan pendekatan konseling islami dalam menangani kasus
konseli yang mengurung diri karena kekhilafannya bersetubuh dengan pacarnya?”.
B.
Tujuan Penulisan
Untuk
mengetahui bagaimana penerapan pendekatan konseling islami dalam
menangani kasus konseli yang mengurung diri karena kekhilafannya bersetubuh dengan pacarnya.
C.
Manfaat
1. Bagi Konseli
Konseli menjadi kembali besemangat dalam menjalani
kehidupan sehari-seharinya serta memandang suatu masalah tidak dari satu sudut
pandang saja.
2. Bagi Konselor
Makin
bertambah pengetahuan
dan wawasan tentang penggunaan
pendekatan Konseling Islami dalam menangani konseli.
3. Bagi Orang Tua
Agar
orang tua memberikan pendidikan agama
sejak dini pada anak-anak mereka.
Sehingga kelak mereka tftrrrffridak
salah mengambil keputusan dalam pergaulannya kelak.
4.
Bagi Pembaca
Mengambil hikmah dari masalah
yang dihadapi konseli, sehingga tidak terjemurus pula seperti keadaan yang
dialami konseli, serta menambah wawasan untuk mengetahui lebih banyak mengenai
manfaat konseling islami.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
II
DASAR
TEORI
A. Pengertian Bimbingan
dan Konseling Islami
Bimbingan dan konseling merupakan alih
bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam
kamus bahasa inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide,
yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin
(leading). Menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instruction),
mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving
advice). Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata
counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran
(to give counsel), pembicaraan (to take counsel).
Dalam bahasa arab kata
konseling disebut al-Irsyad atau Al-Itisyarah kata bimbingan disebut
alat-Taujih sehingga disebut at-taujih wal irsyad atau at-taujih wal
istisyarah. Secara etimologi kata al-irsyad berarti alhuda, adalah yang artinya
bahasa indonesia petunjuk sedangkan al istisyarah berarti talaba minh
al-masyurah/an-nashihah yag berarti meminta nasihat atau konsultasi.
Mengenai kedudukan dan hubungan antara
bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang
bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada
dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan
munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat
atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan
Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu
Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari
masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum
dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya
yaitu:
a) Pada
umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan
dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap
sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan
aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu ibadah kepada
Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan
konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
b) Pada
umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas
pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah
didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan
konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas
akal dan pengalaman manusia.
c) Konsep
layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah
mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya
kehidupan sesudah mati
d) Konsep
layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan
pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas
pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Dari perbedaan diatas akan melahirkan
beberapa definisi diantaranya, yaitu :
a) Thohari mengartikan
bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga
dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
b) Yahya
Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan
bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami
masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi
keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar
menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan
akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam
al-Qur’an dan Hadits.
c) Ainur
Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan
dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang
dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan pengentasan masalah yang
dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
berdasarkan ajaran Islam.
Sebagai catatan penting yang perlu
diperhatikan adalah kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan “Bimbingan dan
konseling Islami” adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir sama namun
berbeda. Arif Wibisono Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka dasar
psikologi Islami menyatakan bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi adalah
masalah nama. Banyak psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya dengan
sebutan Islam, karena seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya
orang-orang takut untuk mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu
dinamis dan selalu berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk
digantikan dengan teori atau dalil yang baru.
Sebagai hasil dari nalar manusia, maka
pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk digantikan
dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak tidaklah dapat
dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru ilmu itu
ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan teori atau
dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara mutlak”.
Menurut Hidayat Nataatmadja (1985),
istilah “…..Islam” sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami” untuk
membedakan antara wahyu dan ide. Karenanya akan
lebih tepat kalau kita menyebut Bimbingan dan konseling Islami dan bukan
Bimbingan dan konseling Islam.
“Bimbingan dan konseling Islami”
dengan menunjang nama itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik
dan identitasnya yang semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan
sebagai wadah yang masih menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih
luwes dan luas.
Menurut penulis tidak perlu merombak
sama sekali ilmu atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang telah ada,
namun cukup hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian hal-hal yang
dianggap kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan
dan ideal-ideal Islam saja.
B. Landasan Bimbingan dan Konseling Islami
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan
dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber
dari segala sumber pedoman hidup umat Islami, dalam arti mencakup seluruh aspek
kehidupan mereka, Sabda Nabi SAW.
“Hadis
dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku tinggalkan sesuatu
bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya
selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu yakni Kitabullah
dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan
sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami.
Berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan
landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam
pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan.
Al-Qur’an di sebut juga dengan landasan “naqliyah” sedangkan landasan lain yang
dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang bersifat “aqliyah”. Dalam
hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran
Islam.
Jadi landasan utama bimbingan dan
konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT dalam surat
At-Tin ayat 4, sebagai berikut :
Artinya
: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya”.(QS At-Tin ayat 4)
Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya
manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan
tinggi yang memadai, dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk
lain yang mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami
istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai
ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya.
Al-Qur’an dapat menjadi sumber bimbingan
dan konseling Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman Allah surat
al-Isra’ ayat 82.
Artinya
: “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian”.(QS al-Isra’ ayat 82)
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an,
al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah
berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit
karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan
menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti
layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil
petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya
jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.
A.
Hakikat Pandangan Tentang Manusia
Menurut konsep
konseling, manusia itu pada hakikatnya adalah sebagai makhluk biologis, makhluk
pribadi dan makhluk sosial. Ayat-ayat Al
Qur’an menerangkan ketiga komponen tersebut. Di samping itu Al Qur’an juga
menerangkan bahwa manusia itu merupakan makhluk religius dan ini meliputi
ketiga komponen lainnya, artinya manusia sebagai makhluk biologis, pribadi, dan
sosial tidak terlepas dari nilai-nilai manusia sebagai makhluk religius.
Menurut kandungan
ayat-ayat Al Qur’an manusia itu pada hakikatnya adalah makhluk yang utuh dan
sempurna, yaitu sebagai makhuk biologis, pribadi, sosial, dan makhluk religius.
Manusia sebagai makhluk religius meliputi ketiga komponen lainnya, yaitu
manusia sebagai makhluk biologis, pribadi dan sosial selalu terikat dengan
nilai-nilai religius.
a. Sebagai
Makhluk Biologis
Menurut
konsep konseling, manusia sebagai makhluk biologis memiliki potensi dasar yang
menentukan kepribadian manusia berupa insting. Manusia hidup pada dasarnya
memenuhi tuntutan dan kebutuhan insting. Menurut keterangan ayat-ayat Al Qur’an
potensi manusia yang relevan dengan insting ini disebut nafsu.
Potensi nafsu ini berupa al hawa dan as-syahwat.
Potensi nafsu ini berupa al hawa dan as-syahwat.
1.
Syahwat adalah dorongan seksual, kepuasan yang bersifat
materi duniawi yang menuntut untuk selalu dipenuhi dengan cepat dan memaksakan
diri serta cenderung melampaui batas.
Artinya: Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).
(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan
perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia
ini) sebelummu?" (QS Al-A’raf: 80)
2.
Al-Hawa adalah dorongan-dorongan yang tidak rasional,
sangat mengagungkan kemampuan dan kepandaian diri sendiri, cenderung
membenarkan segala cara, tidak adil yang terpengaruh oleh kehendak sendiri,
rasa marah, kasihan, hiba, sedih, dendam, benci yang berupa emosi dan sentimal.
Dengan demikian orang selalu mengikuti hawa ini dia akan tersesat.\
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjaka. (QS An-Nisa:135)
Ada tiga jenis nafsu yang paling pokok,
yaitu:
a.
Nafsu amarah , yaitu nafsu yang selalu
mendorong untuk melakukan kesesatan dan kejahatan.
Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS Yusuf:53)
b.
Nafsu
lawwaamah, yaitu nafsu yang menyesal . Ketika manusia telah mengikuti dorongan
nafsu amarah dengan perbuatan nyata, sesudahnya sangat memungkinkan manusia itu
menyadari kekeliruannya dan membuat nafsu itu menyesal (Al Qiyamah:1-2)
Artinya:
Aku bersumpah demi hari kiamat. dan
aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri_. (QS
Al Qiyamah:1-2)
c.
Nafsu muthmainnah, yaitu nafsu yang
terkendali oleh akal dan kalbu sehingga dirahmati oleh Allah swt. Ia akan
mendorong kepada ketakwaan dalam arti mendorong kepada hal-hal yang positif.
Artinya:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku,masuklah ke dalam surga-Ku.
(QS Al-Fajr: 27-30)
a. Sebagai Makhluk
Pribadi
Menurut konsep
konseling seperti yang dikemukakan dalam Terapi Terpusat pada Pribadi, Terapi
Eksistensial, Terapi Gestalt, Rasional Emotif Terapi, dan Terapi Realita.
Manusia sebagai makhluk pribadi memiliki ciri-ciri kepribadian pokok sebagai
berikut:
a. memiliki
potensi akal untuk berpikir rasional dan mampu menjadi hidup sehat, kreatif,
produktif dan efektif, tetapi juga ada kecendrungan dorongan berpikir tidak
rasional.
Artinya:“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS Al-Baqarah: 164)
b. Memiliki
kesadaran diri (as-syu’ru).
Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar. (QS Al-Baqarah:9)
Artinya: Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS
Al-Baqarah:12 )
c. Memiliki
kebebasan untuk menentukan pilihan.
Artinya:“Sesungguhnya
orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari
kami. Maka Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik,
ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat?
perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.” (QS Fushilat:40)
d. Memiliki tanggung jawab.
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ(38)
Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung
jawab atas apa yang telah diperbuatnya,”. (Al-Muddatsir:38)
e. merasakan
kecemasan sebagai bagian dari kondisi hidup (Al-Baqarah: 155).
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ (١٥٥) وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ وَالْأَنفُسِ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.” (QS Al-baqarah: 155)
f. Memiliki
kesadaran akan kematian dan ketiadaan.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS Al-A’raf: 172)
Artinya:
atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah
mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan
yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"
(QS Al-A’raf: 173)
Artinya: Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu,
agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS Al-A’raf:
174)
a. Sebagai
mahluk Sosial
Sebagai makhluk sosial,
Al Qur’an menerangkan bahwa sekalipun manusia memiliki potensi fitrah yang
selalu menuntut kepada aktualisasi iman dan takwa, namun manusia tidak terbebas
dari pengaruh lingkungan atau merupakan agen positif yang tergantung pada
pengaruh lingkungan terutama pada usia anak-anak. Menurut konsep konseling,
seperti yang diungkapkan dalam Terapi Adler, Terapi Behavioral, dan Terapi
Transaksional, manusia sebagai memiliki sifat dan ciri-ciri pokok sebagai
berikut:
1. manusia
merupakan agen positif yang tergantung pada pengaruh lingkungan, tetapi juga
sekaligus sebagai produser terhadap lingkungannya.
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan
benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan. (QS Al-Ankabut: 7)
2. Perilaku
sangat dipengaruhi oleh kehidupan masa kanak-kanak, yaitu pengaruh orang tua
(orang lain yang signifikan).
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(QS At-Tahrim: 6)
3. Keputusan awal dapat dirubah atau ditinjau
kembali.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al-Hasyr:18)
4. selalu
terlibat menjalin hubungan dengan orang lain dengan cinta kasih dan
kekeluargaan.
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS
An Nisa: 1)
a. Sebagai
Makhluk Religius
Konsep konseling tidak
ada menerangkan manusia sebagai makhluk religius. Sebagai makhluk religius
manusia lahir sudah membawa fitrah, yaitu potensi nilai-nilai keimanan dan
nilai-nilai kebenaran hakiki. Fitrah ini berkedudukan di kalbu, sehingga dengan
fitrah ini manusia secara rohani akan selalu menuntut aktualisasi diri kepada
iman dan takwa dimanapun manusia berada.
Artinya:
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
(Ar-Ruum: 30)
Namun tidak ada yang
bisa teraktualisasikan dengan baik dan ada pula yang tidak, dalam hal ini
faktor lingkungan pada usia anak sangat menentukan. Manusia sebagai makhluk
religius berkedudukan sebagai abidullah dan sebagai khalifatullah di muka bumi.
Abidullah merupakan
pribadi yang mengabdi dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan dan
petunjuk Allah.
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
Artinya:
Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Adz-Dzariyat: 56)
Hal ini disebut ibadah mahdhah.
Khalifatullah merupakan
tugas manusia untuk mengolah dan memakmurkan alam ini sesuai dengan
kemampuannya untuk kesejahteraan umat manusia, serta menjadi rahmat bagi orang
lain atau yang disebut rahmatan lil’alamin (Al-Baqarah: 30).
وَ
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ
خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan
(ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah
Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan
menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan
memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah ayat 30)
A. Tujuan Bimbingan
Konseling Islami
Setiap kegiatan konseling pasti memiliki tujuan yang hendak
di capai. Namun pada umumnya bimbingan konseling mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a.
Tujuan Jangka Panjang
Agar fitrah yang dikaruniakan Allah
kapada individu bisa berkembang dan berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi
kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu
dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap
hokum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan
dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
b.
Tujuan Jangka Pendek
Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal
saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa:
1. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya.
2. Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik
ketentuan (taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya
3. Manusia adalah hamba Allah, yang harus
ber-ibadah kepada-Nya sepanjang hayat.
4. Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah
kepada setiap manusia, jika fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi
pendorong, pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani,
dan nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat di dunia
dan akhirat.
5. Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut,
tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal
perbuatan.
6. Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara
benar, potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan
selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat (Sutoyo: 2007)
B.
Fungsi
Bimbingan Konseling Islami
Dengan memperhatikan tujuan dari
Bimbingan Konseling Islami, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi Bimbingan
Konseling Islami. Menurut Faqih (dalam Mizan : 2011) menyebutkan bahwa fungsi
Bimbingan Konseling Islami terdiri dari:
a.
Fungsi Preventif
Fungsi preventif dapat diartikan sebagai upaya membantu
individu atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya sendiri.
b. Fungsi Kuratif
Fungsi kuratif diartikan sebagai membantu
individu dalam pengentasan masalah yang sedang dihadapinya
c. Fungsi Preservative
Fungsi preservatif diartikan sebagai
upaya membantu individu menjaga kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan
kebaikan itu bertahan lama.
a.
Fungsi Developmental
Fungsi developmental diartikan
sebagai upaya untuk membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak
memungkinkannya menjadi sebab munculnya permasalahan baginya.
C. Dasar-dasar
Bimbingan Konseling Islami
Al-Qur’an dan sunnah rasul adalah
landasan ideal dan konseptual bimbingan konseling Islami. Dari kedua dasar
tersebut gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan konseling Islami
bersumber. Segala usaha atau perbuatan yang dilkukan manusia selalu membutuhkan
adanya dasar sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar
orang tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan
bimbingan Islami didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, baik yang
mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar memberi bimbingan dan
petunjuk.
a. Dasar Bimbingan
Islami
Dasar yang memberi isyarat pada
manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain dapat dilihat
dalam surat al-Baqarah :2 yang berbunyi :
Artinya: “Kitab al-Qur’an ini tidak
ada keraguan kepadanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS
Al-Baqarah:2)
b. Dasar Konseling
Islam
Dasar yang memberi isyarat kepada
manusia untuk memberi nasehat (Konseling) kepada orang lain. Firman Allah (QS.
al-Ashr:1-3)
Artinya: “Demi masa, sesungguhnya
manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya mentaati kesabaran. (QS. al-Ashr:1-3)
A. Prinsip-Prinsip
Bimbingan Konseling Islami
Secara tehnis, praktek konseling
islami dapat menggunakan instrument yang dibuat oleh bimbingan dan konseling Modern,
tetapi secara filosofis, konseling islami harus berdiri diatas prinsip-prinsip
ajaran islam, antara lain:
a.
Bahwa nasehat itu merupakan salah satu pilar agama, seperti
yang tersebut dalam hadist; bahwa agama seperti nasehat.
b.
Bahwa konseling kejiwaan adalah merupakan pekerjaan yang
mulia karena bernilai membantu orang lain mengatasi kesulitan, seperti yang
dimaksud oleh hadist nabi:
Artinya: Sebaik-baiknya pekerjaan
disisi Allah adalah membuat gembira hati seorang muslim, atau menghilangkan
kesusahan darinya atau membayarkan
hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. (H.R. Tabrani)
c.
Konseling agama harus dilakukan sebagai pekerjaan ibadah
yang dikerjakan semata mata mengharap ridha Allah.
d.
Uli al Amri atau Pemerintahan berkewajiban mendukung program-progra
konseling misalnya memberi fasilitas atau membuka program pendidikan konseling
islami.
e.
Setiap muslim yang memiliki kamampuan bidang konseling
memiliki tanggung jawab moral dalam pengembangan konseling islami.
f.
Tujuan praktis konseling islami adalah mendorong konseli
agar selalu ridha terhadap hal-hal yang madharat.
g.
Konseling islami juga menganut prinsip bagaimana konseli
dapat menarik keuntungan dan menolak kerusakan.
h.
Meminta bantuan konselor agama hukumnya wajib bagi setiap
orang yang membutuhkannya.
i.
Memberikan bantuan psikologis/konseling agama hukumnya wajib
bagi konselor yang sudah mencapai derajat specialist.
j.
Proses pemberian konseling harus sejalan dengan tuntutan
syariat islam.
k.
Pada dasarnya manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan
sendiri perbuatan baik yang akan dipilih, dan bahkan juga memiliki kebebasan
untuk melakukan perbuatan maksiat secara sembunyi-sembunyi (tetapi ia berdosa)
l.
Tidak ada orang yang diberi kebebasab untuk melakukan
perbuatan maksiat atau perbuatan destruktif secara terang-terangan, yang
mengganggu pikiran dan perasaan prang lain, langsung atau tidak langsung, atau
perbuatan yang menjurus pada kekejian yang merusakmasyarakat. Dalam islam
setiap individu ikut bertanggung jawab atas kemaslahatan masyarakatnya, seprti
yang dilukiskan oleh hadis Nabi tentang penumpang kapal.
Artinya: Perumpamaan tanggung jawab penegak
hokum terhadap perilaku pelanggar hokum
adalah seperti orang banyak yang bersama-sama menjadi penumpang sebuah kapal.
(karena banyaknya penumpang) maka ada yang duduk dilantai dasar dan ada yang
duduk dilantai dasar membutuhkan air maka mereka harus nai keatas dan sudah
barang tentu mengganggu penumpang yang diatas (atas pertimbangan praktis) ada
penumpang dibawah yang mengusulkan: dibawah kita ini ada air, jika kita membuat
lubang, maka air kita peroleh tanpa harus mengganggu orang diatas. Jika
penumpang yang diatas membiarkan perbuatan orang dibawah melubangi perahu, maka
semua penumpang akan tenggelam, tetapi jika mereka mencegah, maka semua
penumpang selamat. (H.R. Bukhari dari Nukman bin Basyir).
Bimbingan dan konseling islami harus
memperhatikan norma-norma social islam, misalnya tentang kesiucian perkawinan,
kehormatan wanita dan tanggung jawab individu dalam bermasyarakat.
B.
Metode
Bimbingan Konseling Islami
Metode
konseling secara khusus dalam konteks bimbingan konseling islami terdapat beberapa
jenis metode yang dipaparkan oleh Az-Zahrani melalui bukunya Konseling Terapi,
yaitu:
a)
Metode keteladanan, yang digambarkan dengan suri teladan
yang baik.
“Rasulullah pun selalu dapat memberikan solusi jika terdapat
konflik atau masalah. Solusinya pun tepat sasaran. Bahkan Beliau dapat
menyikapi perbedaan pendapat yang ada dalam pengikutnya dengan win-win
solution. Jika
pemimpin dapat memberikan keteladan, insya Allah maka perubahan ke arah yang
lebih baik dapat terjadi. Pemimpin itu ibarat sumber mata air di hulu. Bila di
hulu airnya telah keruh, maka kebawahnya akan keruh juga. Jika dari sumbernya
telah bersih dan jernih, makan kebawahnya pun Insya Allah akan bersih juga.
Oleh karena itu, jadilah kita pemimpin yang
dapat memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Kita semua adalah
pemimpin, maka kita harus dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain, dalam
setiap sikap dan tutur kata kita. Jadilah kita seorang memiliki hati yang
bersih denga berakhlak mulia.”
b) Metode penyadaran, yang banyak menggunakan
ungkapan nasihat dan juga at-targhib wat-tarhib (janji dan ancaman).
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu;
sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat
besar (dahsyat).(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia. (QS Al-Hajj: 1-2)
c) Metode penalaran logis, yang
berkisar tentang dialog dengan akal dan perasaan individu.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (QS Al-Hujuraat : 12)
a)
Metode kisah
(cerita). al-Quran banyak merangkum kisah para nabi serta dialog yang terjadi
antara mereka dengan kaumnya. kisah-kisah ini bisa dijadikan contoh dan model
yang mampu menjadi penjelas akan perilaku yang diharapkan, hingga bisa
dibiasakan, dan juga perilaku yang tercela hingga bisa dihindari.
Tetangga Yang
Baik
Diriwayatkan dari Sahal bin Abdillah
rahimahullah, bahwa dia mempunyai seorang tetangga yang merupakan orang dzimmiy
(orang non-muslim yang tinggal di wilayah Islam, memiliki hak keamanan harta
dan jiwa dengan membayar jizyah). Dan dari rumah orang dzimmiy itu ada
kebocoran yang menimbulkan tetesan air ke rumah Sahal.
Setiap hari Sahal menampung air bocoran itu di
dalam suatu wadah agar tidak menyebar di rumahnya. Jika telah penuh Sahal
membuangnya pada malam hari agar tidak dilihat oleh orang. Keadaan itu terus
berlangsung lama sampai ketika ajal sudah mendatangi Sahal.
Lalu tetangganya yang dzimiiy Majusi itu datang
menjenguknya ketika ia sedang sakit menjelang meninggalnya. Sahal menyuruhnya
masuk ke sebuah ruangan di rumahnya agar tetangganya itu melihat apa yang
terjadi di dalamnya. Begitu Majusi itu masuk, ia langsung melihat adanya
kebocoran dari rumahnya dan airnya menetes ke rumah Sahal. Ia paham, hal ini
tentu saja mengganggu Sahal. Ia kemudian bertanya, “Apa sebenarnya yang kulihat
ini?”
Sahal berkata, “Hal ini sudah berlangsung lama,
air menetes dari rumahmu ke rumahku ini. Dan saya menampungnya di siang hari,
kemudian membuangnya pada malam hari. Kalaulah bukan karena ajalku telah tiba,
dan aku takut orang lain tidak sanggup menerima keadaan ini, aku tidak akan
memberitahukan hal ini kepadamu. Makanya aku melakukan hal telah kau lihat
ini.”
Orang Majusi itu berkata: “Wahai Syekh! Engkau
telah memperlakukan aku dengan toleransi tinggi seperti ini, sedangkan saya
tetap saja memegang kekufuranku. Tolong julurkanlah tangan anda, inilah saya
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan Allah (Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan
rasulullah). Setelah itu Sahal kemudian meninggal.
BAB III
PEMBAHASAN
Langkah-langkah
yang harus diambil oleh seorang konselor dalam membantu pengentasan masalah
yang dihadapi oleh Rizky (konseli):
A.
Analisis
Pada tahap ini terlebih dahulu kami
perkenalkan data diri konseli sebagai berikut :
Nama
: Rizky
Putra Fananda
Tempat / Tanggal
lahir : Samarinda, 12 Desember
1991
Alamat
: Perumahan
Citra Griya, Blok
BA4 .No.06
Umur
: 21
Tahun
Tinggi
Badan
: 174
cm
Berat
Badan
: 50
kg
Anak
ke
: 2
dari dua bersaudara
Status
: Anak
Kandung
Universitas
: 17 Agustus Samarinda
Semester
: 6
Minat /
Bakat
: Olahraga
(Renang) dan Music.
Data Orangtua :
Nama ayah
: Drs. H. Faisal Fananda
Pekerjaan
: Direktur Utama BUMN
Alamat
: Perumahan Citra Griya, Blok BA4 . No.06 Samarinda
Nama
Ibu : Dra. Sandra Aulia Dini
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perumahan Citra Griya Blok BA4 No. 06 Samarinda
a)
Dari Segi
Fisik
Rizky adalah anak yang tampan, memiliki gaya penampilan yang
rapi, rambut cepak dan bentuk tubuh yang ideal. warna kulit sawo matang,
bermata sipit dan rambut cepak. Risky tidak pernah menderita penyakit apapun
selain penyakit ringan seperti flu, pilek dan lain-lain.
b)
Dari Segi
Psikis
Rizky adalah anak yang ekstrovert,
periang dan mudah bergaul dengan orang lain. Namun, akhir-akhir ini tampak diraut wajahnya
kesedihan dan rasa bersalah yang begitu mendalam, sehingga ia menjadi
anak yang introvert, suka mengurung diri, murung, pendiam dan menjadi penutup,
karena kekhilafannya bersetubuh dengan
pacarnya sehingga dia selalau dihantui perasaan berdosa.
c)
Dari Segi
Tingkah laku Sosial
Rizky adalah anak
yang aktif dalam berbagai kegiatan di
kampusnya, ia juga tipe anak yang terbuka dalam bergaul dengan siapa pun serta
sangat akrab dengan teman-temannya. Namun
akhir-akhir ini Rizky lebih sering menyendiri, dan menjauhi diri dari pergaulan dengan teman-temannya.
d)
Dari Sisi
Keluarga
Rizky merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, ayahnya
bekerja sebagai direktur utama di sebuah perusahaan BUMN, sedangkan ibunya
adalah seorang ibu rumah tangga . Karena ia anak bungsu dan hidup dalam
keluarga yang mapan, kehidupannya selalu diperhatikan oleh orangtuanya. Dari
kebutuhan pribadi maupun segala kebutuhan akademisnya dan sejak kecil Rizky
diajarkan untuk selalu taat pada agama.
e)
Kemajuan
Akademis
Sejak TK hingga sekarang di perguruan tinggi, Rizky memiliki
kemampuan akademik yang baik. Dari SD sampai SMA ia selalu masuk peringkat 5
besar, semasa kuliah semester 1 sampai dengan semester 5 ipk nya selalu diatas
standar, Rizky adalah anak yang cerdas
dan di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dari kedua orang
tuanya.
B.
Sintesis
Berdasarkan hasil analisis diatas
dapat disimpulkan bahwa :
a. Dari
segi fisik, Rizky adalah anak yang sehat (tidak menderita suatu penyakit ) dan normal.
b. Dari
segi psikis, Rizky mengalami perubahan psikis
dari terbuka menjadi pemurung, karena dia selalu dihantui perasaan
berdosa terhadap kekhilafan yang dia lakukan dengan pacarnya.
c. Dari
segi tingkah laku sosial, Rizky yang
awalnya aktif dan periang berubah menjadi tidak banyak bergaul dengan orang
lain dan lebih sering menyendiri.
d. Dari
sisi keluarga Rizky terlahir dari keluarga yang cukup mapan dan tidak
kekurangan apapun dari segi kebutuhan.
e. Dari
segi kemajuan akademis, Rizky adalah anak yang cerdas dan tidak ada masalah
dalam belajar.
C.
Diagnosis
Rizky mengalami
penurunan tingkah laku dan keadaan psikisnya, karena dia selalu dihantui
perasaan berdosa dan terbebani atas penyesalannya terhadap kejadian yang dia
lakukan dengan pacarnya. Ia selalu berfikiran bahwa apa yang sudah dia lakukan
adalah dosa besar sudah tidak mungkin diampuni. Perasaan iniah yang membuat dia
menjadi penutup, suka menyendiri atau mengurung diri dan tidak banyak bergaul dengan
teman-temannya.
D. Prognosis
Adalah langkah awal dalam upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi jika masalah Rizky tidak segera ditangani. Jika masalah rizky tidak segera dibantu kemungkinan
Rizky akan semakin tertekan, stress dan tidak
nyaman dalam menjalani hidupnya. Kemungkinan jika masalah Rizky dibantu,
maka Rizky dapat kembali beraktifitas
seperti dulu, dan tidak terus menerus mengurung diri dan murung sehingga Rizky dapat dengan nyaman menjalani hidupnya
seperti sebelumnya.
Dari diagnosis di atas kami dapat
mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu :
1. Mencocokkan
data-data yang ada dengan kenyataan yang ada pada konseli.
2. Membagun
hubungan yang baik dengan konseli agar konseli lebih terbuka dalam menceritakan
masalahnya yang sebenarnya.
3. Mencari
penyebab permasalahan yang sebenarnya dialami konseli berdasarkan keterangan
yang diperoleh.
4. Membuat
komitmen untuk bersama-sama mencari penyelesaian dari masalah yang dihadapi konseli.
5. Melakukan
wawancara konseling.
E. Treatment
VERBATIN KONSELING INDIVIDU
PERTEMUAN
PERTAMA
Konseli :(tok..tok..tok mengetuk
pintu sambil membuka perlahan) assalamualaikum ibu.
Konselor
:Waalaikumsalam,
silahkan masuk (tersenyum manis sambil
mengulurkan tangan).
Rizky :Terimakasih, Oh iya
saya Rizky Bu (membalas uluran tangan
Konselor )
Konselor :Oh Rizky, Silahkan duduk, Gimana
kabarnya Rizky ? (sambil tersenyum).
Rizky :(menarik
kursi kemudian duduk ) saya baik-baik saja bu.
Konselor :Syukurlah kalau begitu, nampaknya ada sesuatu sehingga
Rizky datang keruangan ibu ?
Rizky :ya Bu… seperti apa yang telah saya
konfirmasikan ke Ibu tadi malam di telepon jika saya akan menemui ibu hari ini.
Konselor :Ya..nampaknya ada sesuatu yang ingin Rizky bicarakan.
Rizky :ya bu… saya punya masalah dan masalah ini sangat memberatkan saya. (Nampak murung)
Konselor :Ya…
coba kemukakan apa yang sedang Rizky rasakan ? Lead
Rizky :Iya
bu, tapi kira-kira nanti kita sampai jam berapa ya bu ? Tentunya kita bisa
ketemu lain hari kan bu jika sekiranya waktu yang telah kita sepakati tidak
cukup ?
Konselor :Ya
tentu saja Rizky, jika waktunya nanti tidak cukup jika ingin bertemu lagi
selanjutnya konfirmasi saja, bisa hubungi ibu dulu untuk janjian.
Rizky :Begini
bu, masalah yang sekarang saya alami sangat memberatkan san membuat saya
tertekan dan setelah kejadian itu saya selalu mengurung diri dan tertutup
enggan untuk berkomunikasi dengan siapa saja.
Konselor :masalah
yang Rizky alami sekarang sangat memberatkan Rizky.. dan hal ini membuat Rizky
selalu mengurung diri dan tertutup ? coba Rizky ceritakan semoga masalah Rizky dapat diselesaikan dan
tidak ada hambatan yang berarti. Bagaimana ? \
Rizky : Iya bu, semoga saja. Begini
bu saya telah melakukan suatu perbuatan dosa (tunduk dan terbata-bata)
Konselor :
perbuatan dosa ?
Rizky :ya Bu.. saya tidak sadar telah melakukannya,
saya merasa sangat bersalah dan dikejar-kejar perasaan dosa. Awalnya saya tidak
ada maksud untuk melakukan hal tersebut, namun karena cuaca yang tidak
mendukung pada saat itu ketika saya ingin mengajak pacar saya jalan akhirnya
saya mampir dulu di kost pacar saya dan kami khilaf pada saat itu dan akhirnya melakukan hal tersebut.
Konselor : Ya..ya..ya
saya memahami perasaan Rizky.
Rizky :
seharusnya saya tidak melakukan hal itu, harusnya saya bisa menahan nafsu.
Konselor : kalau tidak
keberatan coba Rizky ceritakan kronologi peristiwa kejadiaan itu ?
Konselor : hari itu saya bermaksud untuk
mengajak pacar saya jalan kemudia saya kekostnya untu menjemputnya tapi karena
cuaca yang tidak mendukung (hujan) kami tidak langsung jalan kami menuggu hujan
reda dulu dan ia mempersilahkan saya masuk ke kostnya kebetulan pada saat itu
lagi sepi teman-temannya lagi tidak ada. Awalnya kami bercanda, tak lama
kemudia pacar saya iseng menggoda saya dengan nakal dan mengajak saya melakukan
hal yang tidak sepantasnya kami lakukan, saya pun akhirnya terbawa oleh
rayuannya dan tanpa sadar kami melakukan hubungan intim diluar nikah. (tunduk
dan tampak menyesal).
Konselor :
Ya ibu bisa merasakan apa yang Rizky
rasakan saat ini.
Rizky : (tunduk dan hanya diam)
Konselor :
Dengan kata lain Rizky sangat
menyesal karena telah melakukan suatu dosa besar yaitu berzinah ?
Rizky :
Iya bu, saya merasa ini adalah dosa paling besar yang telah saya lakukan. Saya
sempat berpikir bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa saya ini.
Konselor :Coba
pikirkan lagi apakah berpikir seperti itu sudah sesuai?
Rizky :
Entahlah bu.
Konselor :Bagaimana
dengan orang tua Rizky dan pacar Rizky
sekarang?
Rizky : Bapak dan Ibu saya
belum mengetahui mengenai hal ini Bu, saya belum bercerita kepada mereka
tentang apa yang telah saya lakukan. Saya juga belum pernah menghubungi pacar
saya setelah kejadian itu. sampai sekarang saya pun belum bisa memaafkan diri
saya sendiri, Bu…
Konselor : Rizky
belum pernah menceritakan hal ini kepada orang tua Rizky dan Rizky belum pernah
menghubungi pacar Rizky setelah kejadian itu dan Rizky juga belum bisa
memaafkan diri sendiri?
Rizky : ya bu.. saya mengerti akan resiko dari semua perbuatan yang
telah saya lakukan dan saya sudah siap menerima segala kemungkinan yang akan
terjadi namun saya masih merasa belum ada waktu yang tepat untuk menceritakan
mengenai hal ini kepada orang tua.
Konselor :
Nah, mari kita pikirkan bersama-sama Rizky. Seperti apa yang telah Rizky
katakan tadi bahwa Rizky mengerti dan menerima resiko yang mungkin akan terjadi
dan saat ini Rizky merasa selalu dikejar perasaan berdosa , tapi Rizky masih
tetap memendam hal ini tidak menceritakannya pada orang tua dan merasa bahwa
Allah SWT tidak akan mengampuni dosa yang telah Rizky lakukan ? sehingga Rizky
mengurung diri dan tertutup terhadap orang lain. Menurut Rizky itu adalah hal
yang paling tepat yang di lakukan ?
Rizky : Tidak sepantasnya saya berprilaku
seperti itu bu setelah apa yang saya lakukan tapi Gimana ya bu, saya selalu
dikejar - kejar perasaan berdosa, jangankan untuk bercerita dan meminta maaf
kepada orang tua karena sudah melakukan hal
ini, saya sendiri saja tidak mampu untuk memaafkan diri sendiri.
Konselor : Jadi Rizky tidak mampu memaafkan diri sendiri apa lagi
meminta maaf bercerita dan meminta maaf
pada orang tua dan Rizky juga berfikir Allah SWT Tidak akan mengampuni dosa
Rizky sehingga Rizky masih mengurung diri membiarkan masalah ini dengan terus
seperti itu ? Hal itu merupakan
keputusan yang tepat. Begitu?
Rizky : Iya bu, saya rasa itu cara terbaik
dalam menyelesaikan masalah ini untuk sementara waktu sambil saya menunggu waktu yang tepat untuk
bercerita kepada orang tua.
Konselor : Baiklah Rizky coba tenangkan pikiran terlebih dahulu.
Dengan terus mengurung diri dan tertutup apakah masalah itu dirasa sudah
selesai? Apakah orang tua Rizky tenang melihat Rizky seperti ini dengan terus
mengurung diri ? apakah Pacar Rizky tidak kecewa jika Rizky tidak pernah
menemui atau menghubunginya ?
Rizky : Iya sih, bu sepertinya saya malah menambah masalah dengan
cara ini , tetapi saya tidak yakin Allah SWT mengampuni dosa saya ini Bu,
dengan cara apa lagi agar bisa menyelesaikan masalah ini bu.
Konselor :
Allah
SWT berfirman, “Aku tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik kepada-Ku, maka kebaikan baginya, dan bila berprasangka buruk maka keburukan
baginya. (HR. Ahmad dengan sanad hasan dan Ibnu
Hibban dalam kitab Shahih-nya).” Bahwa apabila Rizky berprasangka bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa Rizky, maka Allah SWT juga tidak akan pernah membantu Rizky dalam menyelesaikan masalah ini.
Hibban dalam kitab Shahih-nya).” Bahwa apabila Rizky berprasangka bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa Rizky, maka Allah SWT juga tidak akan pernah membantu Rizky dalam menyelesaikan masalah ini.
Rizky : Iya bu, saya mengerti itu. Tapi
saya masih belum bisa memaafkan diri saya atas kejadian itu.
Konselor : Rizky tentunya tahu kan cerita nabi
Adam As dan Hawa ketika mereka memakan buah Kuldi yang telah Allah SWT larang
buat mereka sentuh apalagi memakannya ?
Rizky : ya bu.. mereka akhirnya mereka di turunkan ke bumi akibat dari
perbuatannya tersebut.
Konselor : benar sekali, ketika
Nabi adam melakukan hal tersebut kemudian ia memohon ampun kepada Allah SWT dan
Allah SWT akhirnya mengampuninya. Bagaimana pendapat mu mengenai Hal
tersebut?
Rizky :(
Tunduk dan diam )
Konselor :Allah
SWT bukan hanya sekendar pengampun namun Maha Pengampun.
Rizky : Ya sih bu. Mungkin saya berpikir terlalu pendek dan berprasangka buruk mengatakan bahwa Allah SWT
tidak mungkin mengampuni dosa saya.
Konselor :
ya… ya..ya.. coba nanti Rizky pikirkan
lagi mengenai apa yang Rizky lakukan selama ini apakah mengurung diri merupakan
hal yang tepat dan apakah Allah SWT tidak berlaku adil kepada hamba-Nya apakah
ampunan hanya diberikan kepada orang-orang tertentu?
Rizky :
Ya bu… kalau begitu, bagaimana kalau
kita lanjutkan besol saja? Saya ingin menenangkan diri dulu bu..
Konselor :Ya,
mungkin kamu butuh waktu Rizky untuk memikirkan mengenai ini, kita lanjutkan
besok saja ?.
Rizky :
ya bu, kita lanjutkan besok saja.
Konselor :
Baik, sekarang coba Rizky simpulkan apa yang didapatkan pada pertemuan kita
hari ini.
Rizky : saya merasa sangat berdosa karena telah melakukan suatu
perbuatan dosa besar. Saya sangat tertekan dan sedih. Namun saya tidak tahu
bagaimana menyelesaikan masalah ini agar hidup saya menjadi tenang. Dan saya
diberi kesempatan untuk memikirkan mengenai apa yang saya lakukan selama ini
apakah Allah SWT tidak berlaku adil pada hambanya dan apakah ampunan hanya di
berikan kepada orang-orang tertentu.
Konselor :
Baik Rizky, silahkan kembali dan beristirahat ya.
Rizky :
iya bu, besok saya hubungi ibu lagi ya. Terima kasih ya bu. Saya pulang dulu.
Assalamualaikum.
Konselor : sama-sama
Rizky, Waalaikum salam hati-hati di jalan.
PERTEMUAN KEDUA
Rizky :
Assalamu’alaikum, Bu.
Konselor :
Waalaikum salam. Silahkan duduk Rizky.
Rizky : ya bu terimakasih
Konselor :
bagaimana kabarnya hari ini Rizky ?
Rizky : Alhamdullilah sudah agak lebih dari kemarin bu,
Konselor :
syukurlah, ibu ikut senang mendengarnya
Rizky :
Gini bu, saya ingin menyampaikan kalau perasaan saya sudah agak tenang, saya
merasa jauh lebih baik setelah memikirkan kembali apa yang katakan kemarin.
Konselor :
Alhamdullilah. Apa yang Rizky rasakan ?
Rizky : saya merasa jauh lebih lega dan tenang bu, setelah
memikirkan apa yang ibu katakana kemarin saya sadar bahwa tidak sepantasnya
saya berpikiran sepertii itu berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Padahal
Allah Maha Pengampun, kemudian saya shalat tobat dan juga shalat malam tidak
seperti biasannya ketika saya selesai shalat saya selalu mengurung diri namun
lainnya dengan tadi malam selesai shalat saya merasa jauh lebih tenang dan
mulai bisa memaafkan diri sendiri. Dan yang tak kalah pentingnya saya merasa
kangen dan ingin sekali ngomong dengan orang tua saya yang akhir-akhir ini saya
jarang berkomunikasi dengan mereka.
Konselor : oh ya, syukurlah.. ibu sangat senang Rizky akhirnya bisa
lebih tenang dan sudah mulai ingini terbuka. Yang terpenting sekarang adalah
bagaimana agar Rizky tidak mengulangi lagi perbuatan itu sebelum semuannya
halal buat Rizky.
Rizky : Ya bu… saya berjanji tidak akan
melakukan itu lagi..
Konselor : ya..ya..ya.. Berjanjilah pada diri sendiri Rizky. Rizky
sudah bisa memaafkan diri sendiri dan
memahami jika Allah bukan hanya pengampun tapi lebih dari sekedar yaitu maha
pengampun dan sekarang Rizky lebih
tenang. Berarti kita dapat melanjutkan pembicaraan kita yang kemarin ?
Rizky : Iya bu saya sudah memikirkan
semuanya dirumah, saya salah seharusnya saya tidak mengurung diri karena itu
tidak akan menyelesaikan masalah dan seharusnya saya tertutup kepada orang tua.
Selain itu, rasanya tidak etis jika saya mendiamkan pacar saya seperti ini apa lagi kami telah melakukan hal
itu. Pasti ia sangat sedih dan kecewa.
Konselor :
ya..ya..ya, ibu senang Rizky sudah
mulai memikirkan orang-orang disekitar Rizky dan juga pacar Rizky.
Rizky : saya juga sudah memikirkan waktu
yang tepat dan akan segera membicarakan mengenai hal ini kepada orang tua saya
bu dan saya juga akan menghubungi pacar saja secepatnya bu.
Konselor : ya..ya.. bagus sekali
Rizky : tapi saya bingung mengenai pacar
saya Bu, apa yang harus saya lakukan..?
Konselor : sebelumnya tentu Rizky tahu bukan mengenai etika pergaulan
dalam islam ? Bagaimana batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan ?
tidak diperkenankan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk bergaul secara
intens (ada hubungan spesial). Bukan kah seperti itu Rizky ?
Rizky : ya.. bu saya mengerti. Sekiranya
saya hanya berteman biasa tidak mungkin hal ini akan terjadi (tunduk dan
menyesal)
Konselor : ya.. ya..ya.., tinggal bagaiman Rizky agar tidak mengulanginya
lagi. Bukankah kita hanya seorang hamba yang tidak pernah luput dari dosa dan
salah dan hanya lah Allah SWT yang maha sempurna. Namun ketika kita melakukan
suatu perbuatan dosa atau salah selain memohon ampun dan tidak mengulanginya lagi kita juga
sebaiknya bisa lapang dada menerima semua resikonya dan bertanggung jawab atas
hal tersebut. Bukankah seperti itu,
Rizky ?
Rizky : Ya bu memang sebaiknya dan
seharusnya seperti itu. Tapi bagaiman saya mempertanggung jawabkan semuannya bu
terutama terhadap pacar saya ? apakah saya harus menikahi pacar saya atau
bagaimana…. ?
Konselor : menurut Rizky yang terbaik seperti apa ?
Rizky : Mungkin jika saya menikahi pacar
saya akan lebih lega karena telah mempertanggung jawabkan apa yang telah saya
perbuat, tapi menurut ibu apakah ini langkah yang tepat bu…?
Konselor : menurut ibu iya.. dengan menikah hubungan antara Rizky dan pacar Rizky akan menjadi halal karena
bukankah menikah itu adalah cara di ridhoi Allah untuk menghalalkan apa yang haram
dilakukan terhadap wanita yang bukan muhrim dan tentunya akan berakhir pada
meningkatnya kualitas keimanan Rizky. Bukankah begitu Rizky ?
Rizky : Ya bu.. benar sekali apa yang
ibu katakan, mungkin sebaiknya saya menikah.
Konselor : Jadi gimana … apa Rizky sudah bisa
memutuskan ? atau Rizky mau berpikir-pikir lagi ?
Rizky :
ya bu mungkin saya butuh waktu untuk berpikir lebih jauh lagi mengenai
hal ini, besok kita lanjutkan lagi boleh nggak Bu ?
Konselor :
ya tidak masalah Rizky. Mungkin memang
sebaiknya seperti itu kita akhiri sampai di sini dulu Tapi sebelumnya seperti
biasa ibu minta kesimpulan dari apa yang kita bicarakan tadi boleh Rizky ?
Rizky : saya merasa lebih tenang setelah
memikirkan apa yang ibu katakan kemarin
akhirnya saya bisa memaafkan diri sendiri dan menyadari akan kekeliruan saya
yang telah berprasangka buruk pada Allah SWT. Saya juga sudah memutuskan untuk
segera membicarakan mengenai hal ini pada orang tua dan akan segera menghubungi
pacar saya. saya juga kan memikirkan masalah menikah.
Konselor :
Baik sekali Rizky….
Rizky :Kalau
begitu saya permisi dulu bu. Terima kasih. Assalamu’alaikum..
Konselor :Ya
sama-sama Rizky, waalaikumsalam hati-hati dijalan.
PERTEMUAN KETIGA
Rizky :
Assalamualaikum, Bu.
Konselor
: Walaikum salam, Rizky. Bagaimana keadaannya hari ini?
Rizky :
Alhamdulillah sangat baik bu
Konselor :
syukurlah.. silahkan duduk, bagaimana kabar orang tua Rizky ?
Rizky
: alhamdulilah baik juga bu..
Konselor :
Gimana mengenai yang kemarin, apa yang Rizky rasakan?
Rizky : saya sudah berbicara panjang lebar kepada
orang tua saya Bu.. awalnya mereka sangat marah namun saya terus menjelaskan
dan terus meminta maaf dan
alhamdulillah mereka mau memaafkan saya dan akhirnya ia menyuruh saya untuk
segera menikahi pacar saya . saya sangat lega dan senang sekali bu..
Konselor :
Alhamdulillah … tapi menurut Rizky sendiri bagaimana ?
Rizky :
mengenai hal itu saya sudah memikirkannya bu dan saya telah memutuskan
untuk menikahi pacar saya dan alhamdullilah
itu juga sejalan dengan pemikiran orang tua saya yang menyuruh saya untuk
segera menikahi pacar saya.
Konselor
: ibu senang sekali mendengarnya,
nampaknya semuanya berjalan lancar. Oh ya…Bagaimana mengenai pacar Rizky
?
Rizky :
saya sudah menemui pacar saya Bu bahkan
kedua orang tuanya. Saya meminta maaf kepada kedua orang tua dan juga kepada
pacar saya karena saya sempat tidak menghubunginya beberapa hari.
Konselor
: oh…ya…
Rizky :
saya juga sangat senang sekali bu , pacar saya setuju untuk menikah dan kedua
orang tuannya pun demikian.
Konselor :
Alhamdulilah Rizky, bersyukurlah kepada Allah karena ia telah memudahkan
segalanya untuk Rizky.
Rizky :
iya Bu… ternyata selama ini saya salah telah berprasangka buruk kepada Allah dan
mengurung diri serta tertutup. Tapi sekarang saya sadar Bu ..
Konselor :
alhamdulillah … ibu sangat senang dan bangga kepada Rizky karena Rizky bisa
memahami dan menyelesaikan masalah yang Rizky hadapi.
Rizky
: Iya bu, terimakasih banyak bu, selama
ibu ini telah banyak telah membantu saya menyelesaikan masalah ini dan saya
merasa banyak mendapat pelajaran dan hikmah dalam hal ini.
Konselor
: Sama – sama Rizky, Sebenarnya ibu tidak banyak melakukan apa-apa. Yang Rizky alami sekarang
memang karena usaha Rizky sendiri untuk menyelesaikan masalah yang Rizky
hadapi. Ibu pun senang Rizky bisa berubah lebih baik seperti ini. Apa yang
Rizky rasakan saat ini?
Rizky
: Saya merasa sangat jauh lebih nyaman, lega, bahagia dan bersemangat lagi bu
untuk beraktifitas.
Konselor
: Alhamdulilah kalau begitu. sekarang coba Rizky simpulkan pembicaraan kita
dari hari pertama sampai sekarang.
Konseli
:
Saya merasa sangat bersalah dan dikejar-kejar oleh perasaan berdosa
karena
telah melakukan hubungan intim diluar nikah kemudian saya mengurung diri
dan
tertutup enggan untuk berkomunikasai dengan orang sekitar termasuk orang
tua
dan pacar saya sendiri kemudian saya datang ke ibu dan membicarakan
mengenai
masalah ini pada pertemuan pertama yang saya lakukan adalah memikirkan
kembali
mengenai apa yang saya lakukan kemudian saya akhirnya menyadari
kekeliruan saya
yang beranggapan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa saya adalah
tidak benar setelah itu akhirnya saya tidak mengurung diri dan
tertutup lagi. Pertemuan kedua saya merasa lebih tenang setelah
memikirkan apa
yang ibu katakan pada pertemuan pertama, saya juga sudah memutuskan
untuk
segera menceritakan hal ini kepada orang tua saya dan segera menghubungi
pacar saya.
saya juga akan memikirkan masalah pernikahan untuk mempertanggung
jawabkan apa
yang telah saya perbuat. Pertemuan
ketiga saya sudah membicarakan masalah yang saya alami pada orang tua
saya dan
juga orang tua pacar saya dan kami dan orang tua kami memutuskan untuk
menikah.
Konselor
: Semoga sukses dan lancar ya Rizky acaranya
dan menjadi keluarga yang sakhinah, mawwahdah dan warohmah.
Rizky
: Insya Allah bu. Baiklah bu kalau begitu, saya pamit pulang dulu, terimakasih
sekali lagi dengan bantuannya, kalau ada apa-apa saya boleh kesini lagi kan
bu?
Konselor
: Oh iya tentu saja boleh Rizky.
Rizky
: Baik, terima kasih, Bu. Assalamu’alaikum.
Konselor :
Wa’alaikum Salam (berjabat tangan).
F. Follow Up
Dari
hasil wawancara di atas, melalui pendekatan yang lebih intens melalui pertemuan tatap muka dengan konseli
dan wawancara konseling ternyata Rizky
mampu berubah dan berpikir secara
positif dan baik sebagaimana mestinya. Wawancara konseling dengan tiga kali
pertemuan dan mencapai ketuntasan pada pertemuan ketiga. Untuk perkembangan
lebih lanjut, konselor akan tetap menjalin komunikasi dengan konseli.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pertemuan pada proses
konseling, konseli sudah bisa merubah
pola pikirnya menjadi lebih positif
yakin bahwa Allah akan mengampuni perbuatan yang telah ia lakukan dengan
cara bertobat sungguh dan tidak mengulanginya lagi.
2. Untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi, konseli memutuskan untuk menceritakan apa yang telah terjadi kepada
orang tuanya dan orang tua pacar konseli dan akhirnya sepakat dan konseli
mengambil keputusan untuk menikah.
3. Konseli merasa lega, tenang dan tidak
tertekan lagi, konseli juga sudah mulai berkomunikasi dengan orang tua
dan pacarnya dan tidak mengurung diri lagi.
B.
Saran
1.
Bagi Konseli
Diharapkan konseli
dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari dari kejadian atau masalah yang dialami seperti yang diangkat dalam
makalah ini dan setelah melewati beberapa pertemuan konseling diharapkan pula
agar konseli tidak lagi perbuatannya dan mampu mengatasi masalah yang serupa
dan masalah yang lain secara mandiri.
2.
Bagi Konselor
Sebagai konselor yang
baik hendaknya terus menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tekhnik yang digunakan dalam konseling
terutama tekhnik dalam konseling islami
agar bisa lebih kreatif dalam membantu konseli menyelesaikan masalah yang
dihadapi dan tidak terkesan menggurui.
3.
Bagi Orangtua
Berdasarkan kasus yang
telah menimpa konseli/anaknya, hendaknya orang tua orang tua bisa semakin memberikan perhatian dengan mendekatinya
secara intens agar anak tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah yang
dialaminya sehingga anak tidak semakin terkucilkan dengan masalah yang
dialaminya.
4.
Bagi Pembaca
Diharapkan dapat
menambah sedikit wawasan yang dimiliki
setelah membaca makalah ini dan mampu memberikan informasi untuk pembelajaran
bagi orang lain.
-------------------------------------------------------------
DAFTAR
PUSTAKA
Mubarok,
Achmad Dr, MA. 2000. Konseling Agama Teori dan Kasus.
Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Tafsir,
Ahmad Dr. 1995. Metodoloagi Pengajaran Agama Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakaryain.
Tohirin
Drs, M. Pd. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah.
Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
http://konselorindonesia.blogspot.com/2012/05/religius-agama-dan-spiritual-ketuhanan.html/
Rabu, 12 Juni 2012 /pukul 11:52.
http://whend-ry.blogspot.com/2012/01/konseling-islam.html/
Kamis, 19 Januari 2012 /pukul 02:54.
http://boning-sinta.blogspot.com/2012/12/makalah.html
http://boning-sinta.blogspot.com/2012/12/makalah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar