Sabtu, 22 Februari 2014

Konseling Islami

by. Arief Riduan The'el-Marra facebook

ARIF RIDUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Menurut fitrahnya, manusia adalah makhluk beragama (homo religious), yaitu makhluk yang memiliki rasa keagamaan, dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahannya inilah yang membedakan manusia dari hewan, dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemuliaannya disisi tuhan. Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya, identitas dirinya (self-identity) yang hakiki yaitu sebagai abdullah (hamba allah) kalifatullah (pemimpin allah) dimuka bumi, sehingga mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat. Yang terkandung dalam surat Al-Baqarah ayat 30.

وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah ayat 30)
Konseling islami merupakan pendekatan yang mengutamakan membantu dalam pengentasan problema perseorangan atau kelompok melalui keimanan. Klien dapat diberi kesadaran terhadap hubungan adanya sebab akibat dalam rangkain problema-problema yang dialami dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya. Islam memberikna bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada al-qur’an dan as sunnah. Islam mengarahkan individu agar dapat mengerti apa arti ujian dan masalah hidup. Setelah individu-individu kembali dalam kondisi yang fitri (bersih dan sehat) barulah dikembangkan kearah pengembangan dan pendidikan bagi mereka.
Konseling islami akan memberikan rujukan dalam memfokuskan tujuan, asumsi dan prosedur kerjanya secara komprehensif, sebab pendekatan ini lebih memfokuskan terhadap kehidupan konseli yang lebih luas, yaitu kehidupan dunia dan akhirat kelak.
Dalam memahami konseling islami upaya yang harus dilakukan yaitu menelaah hakikat manusia, tujuan, metode dan tekhnik, peran dan kualifikasi konselor maupun penilaian terhadap keberhasilan konselingnya yang semuanya dikemas dalam sudut pandang islam.
Sebagai ilustrasi kasus berikut gambaran kasus yang akan ditangani konselor. Rizky adalah anak kedua dari 2 bersaudara, ia adalah anak dari seorang dirut BUMN ternama di kotanya. sekarang duduk pada semester 6 di sebuah akademi bank. Ia adalah seorang anak yang rajin, patuh dan juga taat beragama selain itu Rizky juga pintar secara akademik. Namun akhir-akhir ini Rizky menjadi pemurung dan sering diam.
Kejadiannya bermula ketika Rizky berkunjung dikos pacarnya. Ketika itu Rizky berkunjung bermaksud untuk mengajak jalan, anggap saja nama pacarnya Dina (nama samaran). Namun karena cuaca tidak memungkinkan, disaat itu hujan menggguyur. Karena hujan Rizky diajak masuk kosan Dina. Disaat moment tersebut Dina mulai menunjukkan sifat nakalnya, menggoda Rizky untuk berbuat hal yang tidak sepantasnya dilakukan. Rizky pun tenggelam oleh rayuan Dina, dan tidak disadari mereka melakukan hubungan seks diluar nikah.
Beberapa hari setelah kejadian, Rizky mulai menunjukan perilaku yang aneh seperti mengurung diri di dalam kamar, tidak mau berkomunikasi dengan siapapun bahkan dengan kedua orang tuanya. Saat dikampus Rizky pun kurang aktif dalam diskusi-diskusi kelas.  Dikampus, Risky juga kurang dalam bersosialisasi dengan teman-teman kampusnya. Risky merasa bersalah karena melakukan hal yang sangat memalukan tersebut, ditambah dia adalah seorang anak yang patuh dalam beragama. Dia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling hina didunia dan paling berdosa dihadapan tuhan. Sehingga Rizky hanya bisa menyesalinya dengan mengurung diri. Dalam himpitan masalah yang sulit itu, dalam sebuah kesempatan, Rizky memutuskan untuk menemui konselor kampusnya.

A.   Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis membuat suatu rumusan masalah yang akan di bahas yaitu,“Bagaimana penerapan pendekatan konseling islami dalam menangani kasus konseli yang mengurung diri karena kekhilafannya bersetubuh dengan pacarnya?”.
           
B.   Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan konseling islami dalam menangani kasus konseli yang mengurung diri karena kekhilafannya bersetubuh dengan pacarnya.
C.   Manfaat
1.      Bagi Konseli
Konseli menjadi kembali besemangat dalam menjalani kehidupan sehari-seharinya serta memandang suatu masalah tidak dari satu sudut pandang saja.
2.      Bagi Konselor
Makin bertambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan pendekatan Konseling Islami dalam menangani konseli.
3.      Bagi Orang Tua
Agar orang tua memberikan pendidikan agama sejak dini pada anak-anak mereka. Sehingga kelak mereka tftrrrffridak salah mengambil keputusan dalam pergaulannya kelak.
4.      Bagi Pembaca
Mengambil  hikmah dari masalah yang dihadapi konseli, sehingga tidak terjemurus pula seperti keadaan yang dialami konseli, serta menambah wawasan untuk mengetahui lebih banyak mengenai manfaat konseling islami.

----------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
DASAR TEORI
A.   Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami
Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah inggris guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa inggris guidance dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (Showing the way), memimpin (leading). Menuntun (conducting), memberikan petunjuk (giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), memberikan nasehat (giving advice). Dalam kamus bahasa Inggris, counseling dikaitkan dengan kata counsel, yang diartikan sebagai berikut : nasehat (to abtain counsel), anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel).
Dalam bahasa arab kata konseling disebut al-Irsyad atau Al-Itisyarah kata bimbingan disebut alat-Taujih sehingga disebut at-taujih wal irsyad atau at-taujih wal istisyarah. Secara etimologi kata al-irsyad berarti alhuda, adalah yang artinya bahasa indonesia petunjuk sedangkan al istisyarah berarti talaba minh al-masyurah/an-nashihah yag berarti meminta nasihat atau konsultasi.
Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak pandangan, salah satunya memandang bahwa konseling sebagai teknik bimbingan, dengan kata lain konseling berada dalam bimbingan. Pendapat lain menyatakan bahwa bimbingan merupakan pencegahan munculnya masalah yang dialami oleh individu dengan kata lain bimbingan sifat atau fungsinya preventif (pencegahan), sedangkan konseling sifatnya kuratif dan Korektif. Namun bimbingan dan konseling dihadapkan pada objek yang sama yaitu Problem sedangkan perbedaannya terletak pada perhatian dan perlakuan dari masalah.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling umum dengan bimbingan dan Konseling Islami menurut Thohari Musnamar, di antaranya yaitu:
a)      Pada umumnya di barat proses layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Maka layanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai hal yang semata-mata masalah keduniawian, sedangkan Islami menganjurkan aktifitas layanan bimbingan dan konseling itu merupakan suatu  ibadah kepada Allah SWT suatu bantuan kepada orang lain, termasuk layanan bimbingan dan konseling, dalam ajaran Islam di hitung sebagai suatu sedekah.
b)      Pada umumnya konsep layanan bimbingan dan konseling barat hanyalah di dasarkan atas pikiran manusia. Semua teori bimbingan dan konseling yang ada hanyalah didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa lalu, sedangkan konsep bimbingan dan konseling Islami didasarkan atas, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, aktivitas akal dan pengalaman manusia.
c)      Konsep layanan Bimbingan dan konseling Barat tidak membahas masalah kehidupan sesudah mati. Sedangkan konsep layanan bimbingan dan konseling Islami meyakini adanya kehidupan sesudah mati
d)     Konsep layanan bimbingan dan konseling Barat tidak membahas dan mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Sedangkan menurut bimbingan dan konseling Islami membahas pahala dan dosa yang telah di kerjakan.
Dari perbedaan diatas akan melahirkan beberapa definisi diantaranya, yaitu :
a)      Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islami sebagai suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
b)      Yahya Jaya menyatakan bimbingan dan konseling agama Islami adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits.
c)      Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islami merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan pengentasan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam.
Sebagai catatan penting yang perlu diperhatikan adalah kalimat “Bimbingan dan konseling Islam” dan “Bimbingan dan konseling Islami” adalah merupakan sebuah kalimat yang hampir sama namun berbeda. Arif Wibisono Adi dalam tulisannya yang berjudul kerangka dasar psikologi Islami menyatakan bahwa;“Yang sering menimbulkan kontroversi adalah masalah nama. Banyak psikologi Muslim yang keberatan untuk menyebutnya dengan sebutan Islam, karena seolah-olah di sini ada otoritas Tuhan. Akibatnya orang-orang takut untuk mengkritiknya lagi, padahal bagaimanapun ilmu itu dinamis dan selalu berkembang. Selalu ada teori atau dalil yang tumbang untuk digantikan dengan teori atau dalil yang baru.
Sebagai hasil dari nalar manusia, maka pandangan-pandangan dari ilmu itu bisa salah dan disalahkan untuk digantikan dengan yang lebih mendekati kebenaran. Kebenaran yang mutlak tidaklah dapat dicapai oleh manusia. Dengan memakai embel-embel Islami justru ilmu itu ditakutkan jadi mandek karena orang sudah tidak berani menumbangkan teori atau dalil-dalilnya lagi dan disangkanya semuanya sudah benar secara mutlak”.
Menurut Hidayat Nataatmadja (1985), istilah “…..Islam” sebaiknya digantikan dengan istilah “…..Islami” untuk membedakan antara wahyu dan ide. Karenanya akan lebih tepat kalau kita menyebut Bimbingan dan konseling Islami dan bukan Bimbingan dan konseling Islam.
 “Bimbingan dan konseling Islami” dengan menunjang nama itu diharapkan secara langsung tergambar karakteristik dan identitasnya yang semuanya bermuara pada nilai-nilai yang Islami. Dan sebagai wadah yang masih menanti kelengkapan isi rasanya nama tersebut lebih luwes dan luas.
Menurut penulis tidak perlu merombak sama sekali ilmu atau teori-teori Bimbingan dan konseling Barat yang telah ada, namun cukup hanya dengan sikap kritis dan selektif dan kemudian hal-hal yang dianggap kurang cocok cukup kita ubah dan sesuaikan dengan pandangan-pandangan dan ideal-ideal Islam saja.
B.   Landasan Bimbingan dan Konseling Islami
Landasan (dasar pijak) utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab keduanya sumber dari segala sumber pedoman hidup umat Islami, dalam arti mencakup seluruh aspek kehidupan mereka, Sabda Nabi SAW. 
“Hadis dari Malik bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Aku tinggalkan sesuatu bagi kalian semua, yang jika kalian selalu berpegang teguh kepadanya niscaya selama-lamanya tidak akan pernah salah langkah, sesuatu itu yakni Kitabullah dan Sunnah Rasul” (H.R. Malik).
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya dapat dikatakan sebagai landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul merupakan landasan utama bagi bimbingan dan konseling Islami, yang juga dalam pengembangannya dibutuhkan landasan yang bersifat filsafat dan keilmuan. Al-Qur’an di sebut juga dengan landasan “naqliyah” sedangkan landasan lain yang dipergunakan oleh bimbingan dan konseling Islami yang bersifat “aqliyah”. Dalam hal ini filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.
Jadi landasan utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur’an dan Sunnah. Firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat 4, sebagai berikut :

Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.(QS At-Tin ayat 4)
Menurut Tafsir al-Maraghi sesungguhnya manusia diciptakan dalam bentuk yang paling baik. Kami ciptakan ia dengan tinggi yang memadai, dan memakan makanannya dengan tangan, tidak seperti makhluk lain yang mengambil dan memakan makanannya dengan mulutnya. Lebih dari itu kami istimewakan manusia dengan akalnya, agar bisa berfikir dan menimba berbagai ilmu pengetahuan serta bisa mewujudkan segala inspirasinya.
Al-Qur’an dapat menjadi sumber bimbingan dan konseling Islami, nasehat, dan obat bagi manusia. Firman Allah surat al-Isra’ ayat 82.

Artinya : “Dan kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.(QS al-Isra’ ayat 82)
Menurut Tafsir Tematik Cahaya al-Qur’an, al-Qur’an merupakan mukjizat Muhammad SAW yang abadi, yang diturunkan Allah berbagai cahaya dan petunjuk. Di dalamnya terdapat obat bagi jiwa yang sakit karena penyakit hati dan penyakit kemasyarakatan, seperti akidah yang sesat dan menyingkap hati yang tertutup, sehingga menjadi obat bagi hati, seperti layaknya ramuan obat-obatan bagi kesehatan. Jika suatu kaum mau mengambil petunjuk darinya mereka akan mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan, sebaliknya jika mereka tidak mau menerimanya, maka mereka akan menyesal dan sengsara.
A.   Hakikat Pandangan Tentang Manusia
Menurut konsep konseling, manusia itu pada hakikatnya adalah sebagai makhluk biologis, makhluk pribadi  dan makhluk sosial. Ayat-ayat Al Qur’an menerangkan ketiga komponen tersebut. Di samping itu Al Qur’an juga menerangkan bahwa manusia itu merupakan makhluk religius dan ini meliputi ketiga komponen lainnya, artinya manusia sebagai makhluk biologis, pribadi, dan sosial tidak terlepas dari nilai-nilai manusia sebagai makhluk religius.
Menurut kandungan ayat-ayat Al Qur’an manusia itu pada hakikatnya adalah makhluk yang utuh dan sempurna, yaitu sebagai makhuk biologis, pribadi, sosial, dan makhluk religius. Manusia sebagai makhluk religius meliputi ketiga komponen lainnya, yaitu manusia sebagai makhluk biologis, pribadi dan sosial selalu terikat dengan nilai-nilai religius.
a.      Sebagai Makhluk Biologis
Menurut konsep konseling, manusia sebagai makhluk biologis memiliki potensi dasar yang menentukan kepribadian manusia berupa insting. Manusia hidup pada dasarnya memenuhi tuntutan dan kebutuhan insting. Menurut keterangan ayat-ayat Al Qur’an potensi manusia yang relevan dengan insting ini disebut nafsu.
Potensi nafsu ini berupa al hawa dan as-syahwat.
1.         Syahwat adalah dorongan seksual, kepuasan yang bersifat materi duniawi yang menuntut untuk selalu dipenuhi dengan cepat dan memaksakan diri serta cenderung melampaui batas.
Artinya: Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?" (QS Al-A’raf: 80)

2.          Al-Hawa adalah dorongan-dorongan yang tidak rasional, sangat mengagungkan kemampuan dan kepandaian diri sendiri, cenderung membenarkan segala cara, tidak adil yang terpengaruh oleh kehendak sendiri, rasa marah, kasihan, hiba, sedih, dendam, benci yang berupa emosi dan sentimal. Dengan demikian orang selalu mengikuti hawa ini dia akan tersesat.\

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaka. (QS An-Nisa:135)
Ada tiga jenis nafsu yang paling pokok, yaitu:
a.           Nafsu amarah , yaitu nafsu yang selalu mendorong untuk melakukan kesesatan dan kejahatan.
Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS Yusuf:53)
b.           Nafsu lawwaamah, yaitu nafsu yang menyesal . Ketika manusia telah mengikuti dorongan nafsu amarah dengan perbuatan nyata, sesudahnya sangat memungkinkan manusia itu menyadari kekeliruannya dan membuat nafsu itu menyesal (Al Qiyamah:1-2)
Artinya: Aku bersumpah demi hari kiamat. dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri_. (QS Al Qiyamah:1-2)
c.           Nafsu muthmainnah, yaitu nafsu yang terkendali oleh akal dan kalbu sehingga dirahmati oleh Allah swt. Ia akan mendorong kepada ketakwaan dalam arti mendorong kepada hal-hal yang positif.

Artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,masuklah ke dalam surga-Ku. (QS Al-Fajr: 27-30)
a.      Sebagai Makhluk Pribadi
Menurut konsep konseling seperti yang dikemukakan dalam Terapi Terpusat pada Pribadi, Terapi Eksistensial, Terapi Gestalt, Rasional Emotif Terapi, dan Terapi Realita. Manusia sebagai makhluk pribadi memiliki ciri-ciri kepribadian pokok sebagai berikut:
a.       memiliki potensi akal untuk berpikir rasional dan mampu menjadi hidup sehat, kreatif, produktif dan efektif, tetapi juga ada kecendrungan dorongan berpikir tidak rasional.
 Artinya:“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al-Baqarah: 164)
b.      Memiliki kesadaran diri (as-syu’ru).
Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS Al-Baqarah:9)
Artinya: Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS Al-Baqarah:12 )
c.       Memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan.
Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari kami. Maka Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS Fushilat:40)

d.       Memiliki tanggung jawab.

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ(38)

Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,”. (Al-Muddatsir:38)

e.      merasakan kecemasan sebagai bagian dari kondisi hidup (Al-Baqarah: 155).

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ (١٥٥)      وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ وَالْأَنفُسِ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-baqarah: 155)
f.       Memiliki kesadaran akan kematian dan ketiadaan.
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS Al-A’raf: 172)

Artinya: atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (QS Al-A’raf: 173)
Artinya: Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS Al-A’raf: 174)
a.      Sebagai mahluk Sosial
Sebagai makhluk sosial, Al Qur’an menerangkan bahwa sekalipun manusia memiliki potensi fitrah yang selalu menuntut kepada aktualisasi iman dan takwa, namun manusia tidak terbebas dari pengaruh lingkungan atau merupakan agen positif yang tergantung pada pengaruh lingkungan terutama pada usia anak-anak. Menurut konsep konseling, seperti yang diungkapkan dalam Terapi Adler, Terapi Behavioral, dan Terapi Transaksional, manusia sebagai memiliki sifat dan ciri-ciri pokok sebagai berikut:
1.      manusia merupakan agen positif yang tergantung pada pengaruh lingkungan, tetapi juga sekaligus sebagai produser terhadap lingkungannya.
Artinya: Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (QS Al-Ankabut: 7)

2.      Perilaku sangat dipengaruhi oleh kehidupan masa kanak-kanak, yaitu pengaruh orang tua (orang lain yang signifikan).

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At-Tahrim: 6)
3. Keputusan awal dapat dirubah atau ditinjau kembali.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr:18)
4.      selalu terlibat menjalin hubungan dengan orang lain dengan cinta kasih dan kekeluargaan. 
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS An Nisa: 1)
a.      Sebagai Makhluk Religius
Konsep konseling tidak ada menerangkan manusia sebagai makhluk religius. Sebagai makhluk religius manusia lahir sudah membawa fitrah, yaitu potensi nilai-nilai keimanan dan nilai-nilai kebenaran hakiki. Fitrah ini berkedudukan di kalbu, sehingga dengan fitrah ini manusia secara rohani akan selalu menuntut aktualisasi diri kepada iman dan takwa dimanapun manusia berada.
Artinya: Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30)
Namun tidak ada yang bisa teraktualisasikan dengan baik dan ada pula yang tidak, dalam hal ini faktor lingkungan pada usia anak sangat menentukan. Manusia sebagai makhluk religius berkedudukan sebagai abidullah dan sebagai khalifatullah di muka bumi.
Abidullah merupakan pribadi yang mengabdi dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan dan petunjuk Allah.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz-Dzariyat: 56)
Hal ini disebut ibadah mahdhah.
Khalifatullah merupakan tugas manusia untuk mengolah dan memakmurkan alam ini sesuai dengan kemampuannya untuk kesejahteraan umat manusia, serta menjadi rahmat bagi orang lain atau yang disebut rahmatan lil’alamin (Al-Baqarah: 30).

وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَن يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَ نَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَ نُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْن
Artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah ayat 30)


A.   Tujuan Bimbingan Konseling Islami
Setiap kegiatan konseling pasti memiliki tujuan yang hendak di capai. Namun pada umumnya bimbingan konseling mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.      Tujuan Jangka Panjang
Agar fitrah yang dikaruniakan Allah kapada individu bisa berkembang dan berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hokum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

b.      Tujuan Jangka Pendek
Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa:
1.       Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya.
2.       Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik ketentuan (taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya
3.       Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber-ibadah kepada-Nya sepanjang hayat.
4.       Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi pendorong, pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani, dan nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat di dunia dan akhirat.
5.       Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal perbuatan.
6.       Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara benar, potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat (Sutoyo: 2007)

B.   Fungsi  Bimbingan Konseling Islami
Dengan memperhatikan tujuan dari Bimbingan Konseling Islami, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi Bimbingan Konseling Islami. Menurut Faqih (dalam Mizan : 2011) menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan Konseling Islami terdiri dari:
a.       Fungsi Preventif
Fungsi preventif dapat diartikan sebagai upaya membantu individu atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya sendiri.
b.    Fungsi Kuratif
Fungsi kuratif diartikan sebagai membantu individu dalam pengentasan masalah yang sedang dihadapinya
c.    Fungsi Preservative
Fungsi preservatif diartikan sebagai upaya membantu individu menjaga kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama.
a.   Fungsi Developmental
Fungsi developmental diartikan sebagai upaya untuk membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya permasalahan baginya.
C.   Dasar-dasar Bimbingan Konseling Islami
Al-Qur’an dan sunnah rasul adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan konseling Islami. Dari kedua dasar tersebut gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan konseling Islami bersumber. Segala usaha atau perbuatan yang dilkukan manusia selalu membutuhkan adanya dasar sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan bimbingan Islami didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Hadits, baik yang mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar memberi bimbingan dan petunjuk.
a.    Dasar Bimbingan Islami
Dasar yang memberi isyarat pada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain dapat dilihat dalam surat al-Baqarah :2 yang berbunyi :
Artinya: “Kitab al-Qur’an ini tidak ada keraguan kepadanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS Al-Baqarah:2)
b.    Dasar Konseling Islam
Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi nasehat (Konseling) kepada orang lain. Firman Allah (QS. al-Ashr:1-3)
Artinya: “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya mentaati kesabaran. (QS. al-Ashr:1-3)
A.   Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islami
Secara tehnis, praktek konseling islami dapat menggunakan instrument yang dibuat oleh bimbingan dan konseling Modern, tetapi secara filosofis, konseling islami harus berdiri diatas prinsip-prinsip ajaran islam, antara lain:
a.       Bahwa nasehat itu merupakan salah satu pilar agama, seperti yang tersebut dalam hadist; bahwa agama seperti nasehat.
b.      Bahwa konseling kejiwaan adalah merupakan pekerjaan yang mulia karena bernilai membantu orang lain mengatasi kesulitan, seperti yang dimaksud oleh hadist nabi:
Artinya: Sebaik-baiknya pekerjaan disisi Allah adalah membuat gembira hati seorang muslim, atau menghilangkan kesusahan darinya  atau membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. (H.R. Tabrani)
c.       Konseling agama harus dilakukan sebagai pekerjaan ibadah yang dikerjakan semata mata mengharap ridha Allah.
d.      Uli al Amri atau Pemerintahan berkewajiban mendukung program-progra konseling misalnya memberi fasilitas atau membuka program pendidikan konseling islami.
e.       Setiap muslim yang memiliki kamampuan bidang konseling memiliki tanggung jawab moral dalam pengembangan konseling islami.
f.       Tujuan praktis konseling islami adalah mendorong konseli agar selalu ridha terhadap hal-hal yang madharat.
g.      Konseling islami juga menganut prinsip bagaimana konseli dapat menarik keuntungan dan menolak kerusakan.
h.      Meminta bantuan konselor agama hukumnya wajib bagi setiap orang yang membutuhkannya.
i.        Memberikan bantuan psikologis/konseling agama hukumnya wajib bagi konselor yang sudah mencapai derajat specialist.
j.        Proses pemberian konseling harus sejalan dengan tuntutan syariat islam.
k.      Pada dasarnya manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perbuatan baik yang akan dipilih, dan bahkan juga memiliki kebebasan untuk melakukan perbuatan maksiat secara sembunyi-sembunyi (tetapi ia berdosa)
l.        Tidak ada orang yang diberi kebebasab untuk melakukan perbuatan maksiat atau perbuatan destruktif secara terang-terangan, yang mengganggu pikiran dan perasaan prang lain, langsung atau tidak langsung, atau perbuatan yang menjurus pada kekejian yang merusakmasyarakat. Dalam islam setiap individu ikut bertanggung jawab atas kemaslahatan masyarakatnya, seprti yang dilukiskan oleh hadis Nabi tentang penumpang kapal.
Artinya: Perumpamaan tanggung jawab penegak hokum  terhadap perilaku pelanggar hokum adalah seperti orang banyak yang bersama-sama menjadi penumpang sebuah kapal. (karena banyaknya penumpang) maka ada yang duduk dilantai dasar dan ada yang duduk dilantai dasar membutuhkan air maka mereka harus nai keatas dan sudah barang tentu mengganggu penumpang yang diatas (atas pertimbangan praktis) ada penumpang dibawah yang mengusulkan: dibawah kita ini ada air, jika kita membuat lubang, maka air kita peroleh tanpa harus mengganggu orang diatas. Jika penumpang yang diatas membiarkan perbuatan orang dibawah melubangi perahu, maka semua penumpang akan tenggelam, tetapi jika mereka mencegah, maka semua penumpang selamat. (H.R. Bukhari dari Nukman bin Basyir).
Bimbingan dan konseling islami harus memperhatikan norma-norma social islam, misalnya tentang kesiucian perkawinan, kehormatan wanita dan tanggung jawab individu dalam bermasyarakat.
B.   Metode Bimbingan Konseling Islami
Metode konseling secara khusus dalam konteks bimbingan konseling islami terdapat beberapa jenis metode yang dipaparkan oleh Az-Zahrani melalui bukunya Konseling Terapi, yaitu:
a)      Metode keteladanan, yang digambarkan dengan suri teladan yang baik.
“Rasulullah pun selalu dapat memberikan solusi jika terdapat konflik atau masalah. Solusinya pun tepat sasaran. Bahkan Beliau dapat menyikapi perbedaan pendapat yang ada dalam pengikutnya dengan win-win solution. Jika pemimpin dapat memberikan keteladan, insya Allah maka perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjadi. Pemimpin itu ibarat sumber mata air di hulu. Bila di hulu airnya telah keruh, maka kebawahnya akan keruh juga. Jika dari sumbernya telah bersih dan jernih, makan kebawahnya pun Insya Allah akan bersih juga. Oleh karena itu, jadilah kita pemimpin yang dapat memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Kita semua adalah pemimpin, maka kita harus dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain, dalam setiap sikap dan tutur kata kita. Jadilah kita seorang memiliki hati yang bersih denga berakhlak mulia.”
b)      Metode penyadaran, yang banyak menggunakan ungkapan nasihat dan juga at-targhib wat-tarhib (janji dan ancaman).
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia. (QS Al-Hajj: 1-2)

c)      Metode penalaran logis, yang berkisar tentang dialog dengan akal dan perasaan individu.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Hujuraat : 12)
a)      Metode kisah (cerita). al-Quran banyak merangkum kisah para nabi serta dialog yang terjadi antara mereka dengan kaumnya. kisah-kisah ini bisa dijadikan contoh dan model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku yang diharapkan, hingga bisa dibiasakan, dan juga perilaku yang tercela hingga bisa dihindari.

Tetangga Yang Baik

Diriwayatkan dari Sahal bin Abdillah rahimahullah, bahwa dia mempunyai seorang tetangga yang merupakan orang dzimmiy (orang non-muslim yang tinggal di wilayah Islam, memiliki hak keamanan harta dan jiwa dengan membayar jizyah). Dan dari rumah orang dzimmiy itu ada kebocoran yang menimbulkan tetesan air ke rumah Sahal.
Setiap hari Sahal menampung air bocoran itu di dalam suatu wadah agar tidak menyebar di rumahnya. Jika telah penuh Sahal membuangnya pada malam hari agar tidak dilihat oleh orang. Keadaan itu terus berlangsung lama sampai ketika ajal sudah mendatangi Sahal.
Lalu tetangganya yang dzimiiy Majusi itu datang menjenguknya ketika ia sedang sakit menjelang meninggalnya. Sahal menyuruhnya masuk ke sebuah ruangan di rumahnya agar tetangganya itu melihat apa yang terjadi di dalamnya. Begitu Majusi itu masuk, ia langsung melihat adanya kebocoran dari rumahnya dan airnya menetes ke rumah Sahal. Ia paham, hal ini tentu saja mengganggu Sahal. Ia kemudian bertanya, “Apa sebenarnya yang kulihat ini?”
Sahal berkata, “Hal ini sudah berlangsung lama, air menetes dari rumahmu ke rumahku ini. Dan saya menampungnya di siang hari, kemudian membuangnya pada malam hari. Kalaulah bukan karena ajalku telah tiba, dan aku takut orang lain tidak sanggup menerima keadaan ini, aku tidak akan memberitahukan hal ini kepadamu. Makanya aku melakukan hal telah kau lihat ini.”
Orang Majusi itu berkata: “Wahai Syekh! Engkau telah memperlakukan aku dengan toleransi tinggi seperti ini, sedangkan saya tetap saja memegang kekufuranku. Tolong julurkanlah tangan anda, inilah saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah). Setelah itu Sahal kemudian meninggal.


BAB III
PEMBAHASAN
Langkah-langkah yang harus diambil  oleh seorang  konselor dalam membantu pengentasan masalah yang dihadapi oleh Rizky (konseli):
A.   Analisis
Pada tahap ini terlebih dahulu kami perkenalkan data diri konseli sebagai berikut :
Nama                                      : Rizky Putra Fananda
Tempat / Tanggal lahir           Samarinda, 12 Desember
1991
Alamat                                   : Perumahan Citra Griya, Blok
BA4 .No.06
Umur                                      : 21 Tahun
Tinggi Badan                         : 174 cm
Berat Badan                           : 50 kg
Anak ke                                  : 2 dari dua bersaudara
Status                                     : Anak Kandung
Universitas                             :  17 Agustus Samarinda
Semester                                 : 6
Minat / Bakat                         : Olahraga (Renang) dan Music.
Data Orangtua :
Nama ayah                             : Drs. H. Faisal Fananda
Pekerjaan                               : Direktur Utama BUMN
Alamat                                    : Perumahan Citra Griya, Blok BA4 . No.06 Samarinda
Nama Ibu                               : Dra. Sandra Aulia Dini
Pekerjaan                               : Ibu Rumah Tangga
Alamat                                      : Perumahan Citra Griya Blok BA4 No. 06 Samarinda
a)      Dari Segi Fisik
Rizky adalah anak yang tampan, memiliki gaya penampilan yang rapi, rambut cepak dan bentuk tubuh yang ideal. warna kulit sawo matang, bermata sipit dan rambut cepak. Risky tidak pernah menderita penyakit apapun selain penyakit ringan seperti flu, pilek dan lain-lain.
b)      Dari Segi Psikis
Rizky adalah anak yang ekstrovert, periang dan mudah bergaul dengan orang lain. Namun, akhir-akhir ini  tampak diraut wajahnya  kesedihan dan rasa bersalah yang begitu mendalam, sehingga ia menjadi anak yang introvert, suka mengurung diri, murung, pendiam dan menjadi penutup, karena kekhilafannya bersetubuh dengan pacarnya sehingga dia selalau dihantui perasaan berdosa.
c)      Dari Segi Tingkah laku Sosial
Rizky  adalah anak yang  aktif dalam berbagai kegiatan di kampusnya, ia juga tipe anak yang terbuka dalam bergaul dengan siapa pun serta sangat akrab dengan teman-temannya. Namun  akhir-akhir ini  Rizky  lebih sering menyendiri, dan menjauhi diri dari pergaulan dengan teman-temannya.    
d)     Dari Sisi Keluarga
Rizky merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, ayahnya bekerja sebagai direktur utama di sebuah perusahaan BUMN, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga . Karena ia anak bungsu dan hidup dalam keluarga yang mapan, kehidupannya selalu diperhatikan oleh orangtuanya. Dari kebutuhan pribadi maupun segala kebutuhan akademisnya dan sejak kecil Rizky diajarkan untuk selalu taat pada agama.
e)      Kemajuan Akademis
Sejak TK hingga sekarang di perguruan tinggi, Rizky memiliki kemampuan akademik yang baik. Dari SD sampai SMA ia selalu masuk peringkat 5 besar, semasa kuliah semester 1 sampai dengan semester 5 ipk nya selalu diatas standar,   Rizky adalah anak yang cerdas dan di tunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dari kedua orang tuanya.
                 
B.    Sintesis
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa :
a.       Dari segi fisik, Rizky adalah anak yang sehat (tidak menderita  suatu penyakit ) dan normal.
b.      Dari segi psikis, Rizky mengalami perubahan psikis  dari terbuka menjadi pemurung, karena dia selalu dihantui perasaan berdosa terhadap kekhilafan yang dia lakukan dengan pacarnya. 
c.       Dari segi tingkah laku sosial, Rizky  yang awalnya aktif dan periang berubah menjadi tidak banyak bergaul dengan orang lain dan lebih sering menyendiri.
d.      Dari sisi keluarga Rizky terlahir dari keluarga yang cukup mapan dan tidak kekurangan apapun dari segi kebutuhan.
e.       Dari segi kemajuan akademis, Rizky adalah anak yang cerdas dan tidak ada masalah dalam belajar.
C.   Diagnosis
Rizky mengalami penurunan tingkah laku dan keadaan psikisnya, karena dia selalu dihantui perasaan berdosa dan terbebani atas penyesalannya terhadap kejadian yang dia lakukan dengan pacarnya. Ia selalu berfikiran bahwa apa yang sudah dia lakukan adalah dosa besar sudah tidak mungkin diampuni. Perasaan iniah yang membuat dia menjadi penutup, suka menyendiri atau mengurung diri dan tidak banyak bergaul dengan teman-temannya.



D.   Prognosis
Adalah langkah awal dalam upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika masalah Rizky tidak segera ditangani. Jika masalah rizky tidak segera dibantu kemungkinan Rizky akan semakin tertekan, stress dan tidak  nyaman dalam menjalani hidupnya. Kemungkinan jika masalah Rizky dibantu, maka Rizky dapat   kembali beraktifitas seperti dulu, dan tidak terus menerus mengurung diri dan murung sehingga  Rizky dapat dengan nyaman menjalani hidupnya seperti sebelumnya.
Dari diagnosis di atas kami dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu :
1.      Mencocokkan data-data yang ada dengan kenyataan yang ada pada konseli.
2.      Membagun hubungan yang baik dengan konseli agar konseli lebih terbuka dalam menceritakan masalahnya yang sebenarnya.
3.      Mencari penyebab permasalahan yang sebenarnya dialami konseli berdasarkan keterangan yang diperoleh.
4.      Membuat komitmen untuk bersama-sama mencari penyelesaian  dari masalah yang dihadapi konseli.
5.      Melakukan wawancara konseling.
           
E.   Treatment
VERBATIN  KONSELING INDIVIDU
PERTEMUAN PERTAMA
Konseli            :(tok..tok..tok mengetuk pintu sambil membuka perlahan) assalamualaikum ibu
Konselor         :Waalaikumsalam, silahkan masuk  (tersenyum manis sambil mengulurkan tangan).
Rizky              :Terimakasih, Oh iya saya Rizky Bu  (membalas uluran tangan Konselor )
Konselor           :Oh Rizky, Silahkan duduk, Gimana kabarnya Rizky ? (sambil tersenyum).
Rizky                :(menarik kursi kemudian duduk ) saya baik-baik saja bu.
Konselor           :Syukurlah kalau begitu, nampaknya ada sesuatu sehingga Rizky  datang keruangan ibu ?
Rizky                :ya Bu… seperti apa yang telah saya konfirmasikan ke Ibu tadi malam di telepon jika saya akan menemui ibu hari ini.
Konselor           :Ya..nampaknya ada sesuatu yang ingin Rizky bicarakan.
Rizky                :ya bu…  saya punya masalah dan masalah ini  sangat memberatkan saya. (Nampak murung)
Konselor           :Ya… coba kemukakan apa yang sedang Rizky rasakan ? Lead
Rizky                :Iya bu, tapi kira-kira nanti kita sampai jam berapa ya bu ? Tentunya kita bisa ketemu lain hari kan bu jika sekiranya waktu yang telah kita sepakati tidak cukup ?
Konselor           :Ya tentu saja Rizky, jika waktunya nanti tidak cukup jika ingin bertemu lagi selanjutnya konfirmasi saja, bisa hubungi ibu dulu untuk janjian.
Rizky                :Begini bu, masalah yang sekarang saya alami sangat memberatkan san membuat saya tertekan dan setelah kejadian itu saya selalu mengurung diri dan tertutup enggan untuk berkomunikasi dengan siapa saja.
Konselor           :masalah yang Rizky alami sekarang sangat memberatkan Rizky.. dan hal ini membuat Rizky selalu mengurung diri dan tertutup ? coba Rizky ceritakan  semoga masalah Rizky dapat diselesaikan dan tidak ada hambatan yang berarti. Bagaimana ? \
Rizky                : Iya bu, semoga saja. Begini bu saya telah melakukan suatu perbuatan dosa (tunduk dan terbata-bata)
Konselor           : perbuatan dosa ?
Rizky               :ya Bu.. saya tidak sadar telah melakukannya, saya merasa sangat bersalah dan dikejar-kejar perasaan dosa. Awalnya saya tidak ada maksud untuk melakukan hal tersebut, namun karena cuaca yang tidak mendukung pada saat itu ketika saya ingin mengajak pacar saya jalan akhirnya saya mampir dulu di kost pacar saya dan kami khilaf pada saat itu dan  akhirnya melakukan hal tersebut.
Konselor           : Ya..ya..ya saya memahami perasaan Rizky.
Rizky                : seharusnya saya tidak melakukan hal itu, harusnya saya bisa menahan nafsu.
Konselor           : kalau tidak keberatan coba Rizky ceritakan kronologi peristiwa kejadiaan itu ?
Konselor           : hari itu saya bermaksud untuk mengajak pacar saya jalan kemudia saya kekostnya untu menjemputnya tapi karena cuaca yang tidak mendukung (hujan) kami tidak langsung jalan kami menuggu hujan reda dulu dan ia mempersilahkan saya masuk ke kostnya kebetulan pada saat itu lagi sepi teman-temannya lagi tidak ada. Awalnya kami bercanda, tak lama kemudia pacar saya iseng menggoda saya dengan nakal dan mengajak saya melakukan hal yang tidak sepantasnya kami lakukan, saya pun akhirnya terbawa oleh rayuannya dan tanpa sadar kami melakukan hubungan intim diluar nikah. (tunduk dan tampak menyesal).
Konselor           : Ya ibu bisa merasakan  apa yang Rizky rasakan saat ini. 
Rizky                : (tunduk dan hanya diam)
Konselor           : Dengan kata lain  Rizky sangat menyesal  karena telah melakukan  suatu dosa besar yaitu berzinah ?
Rizky                : Iya bu, saya merasa ini adalah dosa paling besar yang telah saya lakukan. Saya sempat berpikir bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa saya ini.
Konselor           :Coba pikirkan lagi apakah berpikir seperti itu sudah sesuai? 
Rizky                : Entahlah bu.
Konselor           :Bagaimana dengan orang tua Rizky dan  pacar Rizky sekarang?
Rizky                : Bapak dan Ibu saya  belum mengetahui mengenai hal ini Bu, saya belum bercerita kepada mereka tentang apa yang telah saya lakukan. Saya juga belum pernah menghubungi pacar saya setelah kejadian itu. sampai sekarang saya pun belum bisa memaafkan diri saya sendiri, Bu…
Konselor           : Rizky belum pernah menceritakan hal ini kepada orang tua Rizky dan Rizky belum pernah menghubungi pacar Rizky setelah kejadian itu dan Rizky juga belum bisa memaafkan diri sendiri? 
Rizky                : ya bu.. saya mengerti akan resiko dari semua perbuatan yang telah saya lakukan dan saya sudah siap menerima segala kemungkinan yang akan terjadi namun saya masih merasa belum ada waktu yang tepat untuk menceritakan mengenai hal ini kepada orang tua.
Konselor           : Nah, mari kita pikirkan bersama-sama Rizky. Seperti apa yang telah Rizky katakan tadi bahwa Rizky mengerti dan menerima resiko yang mungkin akan terjadi dan saat ini Rizky merasa selalu dikejar perasaan berdosa , tapi Rizky masih tetap memendam hal ini tidak menceritakannya pada orang tua dan merasa bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa yang telah Rizky lakukan ? sehingga Rizky mengurung diri dan tertutup terhadap orang lain. Menurut Rizky itu adalah hal yang paling tepat yang di lakukan ?
Rizky                : Tidak sepantasnya saya berprilaku seperti itu bu setelah apa yang saya lakukan tapi Gimana ya bu, saya selalu dikejar - kejar perasaan berdosa, jangankan untuk bercerita dan meminta maaf kepada orang tua karena sudah melakukan hal  ini, saya sendiri saja tidak mampu untuk memaafkan diri sendiri.
Konselor           : Jadi Rizky tidak mampu memaafkan diri sendiri apa lagi meminta maaf  bercerita dan meminta maaf pada orang tua dan Rizky juga berfikir Allah SWT Tidak akan mengampuni dosa Rizky sehingga Rizky masih mengurung diri membiarkan masalah ini dengan terus seperti itu ?  Hal itu merupakan keputusan yang tepat. Begitu? 
Rizky                : Iya bu, saya rasa itu cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini untuk sementara waktu  sambil saya menunggu waktu yang tepat untuk bercerita kepada orang tua.
Konselor           : Baiklah Rizky coba tenangkan pikiran terlebih dahulu. Dengan terus mengurung diri dan tertutup apakah masalah itu dirasa sudah selesai? Apakah orang tua Rizky tenang melihat Rizky seperti ini dengan terus mengurung diri ? apakah Pacar Rizky tidak kecewa jika Rizky tidak pernah menemui atau menghubunginya ?
Rizky                : Iya sih, bu sepertinya saya malah menambah masalah dengan cara ini , tetapi saya tidak yakin Allah SWT mengampuni dosa saya ini Bu, dengan cara apa lagi agar bisa menyelesaikan masalah ini bu.
Konselor           : Allah SWT berfirman, “Aku tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku.  Apabila ia berprasangka baik kepada-Ku, maka kebaikan baginya, dan bila berprasangka buruk maka keburukan baginya. (HR. Ahmad dengan sanad hasan dan Ibnu
Hibban dalam kitab Shahih-nya).”
Bahwa apabila Rizky berprasangka bahwa Allah  SWT tidak akan mengampuni dosa Rizky, maka Allah SWT juga tidak akan pernah membantu Rizky dalam menyelesaikan masalah ini. 
Rizky                : Iya bu, saya mengerti itu. Tapi saya masih belum bisa memaafkan diri saya atas kejadian itu.
Konselor           : Rizky tentunya tahu kan cerita nabi Adam As dan Hawa ketika mereka memakan buah Kuldi yang telah Allah SWT larang buat mereka sentuh apalagi memakannya ? 
Rizky                : ya bu.. mereka akhirnya  mereka di turunkan ke bumi akibat dari perbuatannya tersebut.
Konselor           : benar sekali,  ketika Nabi adam melakukan hal tersebut kemudian ia memohon ampun kepada Allah SWT dan Allah SWT akhirnya mengampuninya. Bagaimana pendapat mu mengenai Hal tersebut? 
Rizky                :( Tunduk dan diam )
Konselor           :Allah SWT bukan hanya sekendar pengampun namun Maha Pengampun.
Rizky                : Ya sih bu. Mungkin saya berpikir terlalu pendek dan  berprasangka buruk mengatakan bahwa Allah SWT tidak mungkin mengampuni dosa saya.
Konselor           : ya… ya..ya.. coba nanti Rizky  pikirkan lagi mengenai apa yang Rizky lakukan selama ini apakah mengurung diri merupakan hal yang tepat dan apakah Allah SWT tidak berlaku adil kepada hamba-Nya apakah ampunan hanya diberikan kepada orang-orang tertentu?
Rizky                : Ya bu…  kalau begitu, bagaimana kalau kita lanjutkan besol saja? Saya ingin menenangkan diri dulu bu..
Konselor           :Ya, mungkin kamu butuh waktu Rizky untuk memikirkan mengenai ini, kita lanjutkan besok saja ?.
Rizky                : ya bu, kita lanjutkan besok saja.
Konselor           : Baik, sekarang coba Rizky simpulkan apa yang didapatkan pada pertemuan kita hari ini.
Rizky                : saya merasa sangat berdosa karena telah melakukan suatu perbuatan dosa besar. Saya sangat tertekan dan sedih. Namun saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini agar hidup saya menjadi tenang. Dan saya diberi kesempatan untuk memikirkan mengenai apa yang saya lakukan selama ini apakah Allah SWT tidak berlaku adil pada hambanya dan apakah ampunan hanya di berikan kepada orang-orang tertentu.
Konselor           : Baik Rizky, silahkan kembali dan beristirahat ya.
Rizky                : iya bu, besok saya hubungi ibu lagi ya. Terima kasih ya bu. Saya pulang dulu. Assalamualaikum.
Konselor           : sama-sama Rizky, Waalaikum salam hati-hati di jalan.


PERTEMUAN KEDUA
Rizky                : Assalamu’alaikum, Bu.
Konselor           : Waalaikum salam. Silahkan duduk Rizky.
Rizky                : ya bu terimakasih
Konselor           : bagaimana kabarnya hari ini Rizky ?
Rizky                : Alhamdullilah sudah agak lebih dari kemarin bu,
Konselor           : syukurlah, ibu ikut senang mendengarnya
Rizky                : Gini bu, saya ingin menyampaikan kalau perasaan saya sudah agak tenang, saya merasa jauh lebih baik setelah memikirkan kembali apa yang katakan kemarin.
Konselor           : Alhamdullilah. Apa yang Rizky rasakan ?
Rizky                : saya merasa jauh lebih lega dan tenang bu, setelah memikirkan apa yang ibu katakana kemarin saya sadar bahwa tidak sepantasnya saya berpikiran sepertii itu berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Padahal Allah Maha Pengampun, kemudian saya shalat tobat dan juga shalat malam tidak seperti biasannya ketika saya selesai shalat saya selalu mengurung diri namun lainnya dengan tadi malam selesai shalat saya merasa jauh lebih tenang dan mulai bisa memaafkan diri sendiri. Dan yang tak kalah pentingnya saya merasa kangen dan ingin sekali ngomong dengan orang tua saya yang akhir-akhir ini saya jarang berkomunikasi dengan mereka.
Konselor           : oh ya, syukurlah.. ibu sangat senang Rizky akhirnya bisa lebih tenang dan sudah mulai ingini terbuka. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana agar Rizky tidak mengulangi lagi perbuatan itu sebelum semuannya halal buat Rizky.
Rizky                : Ya bu… saya berjanji tidak akan melakukan itu lagi..
Konselor           : ya..ya..ya.. Berjanjilah pada diri sendiri Rizky. Rizky sudah  bisa memaafkan diri sendiri dan memahami jika Allah bukan hanya pengampun tapi lebih dari sekedar yaitu maha pengampun dan sekarang Rizky  lebih tenang. Berarti kita dapat melanjutkan pembicaraan kita yang kemarin ?
Rizky                : Iya bu saya sudah memikirkan semuanya dirumah, saya salah seharusnya saya tidak mengurung diri karena itu tidak akan menyelesaikan masalah dan seharusnya saya tertutup kepada orang tua. Selain itu, rasanya tidak etis jika saya mendiamkan pacar saya  seperti ini apa lagi kami telah melakukan hal itu. Pasti ia sangat sedih dan kecewa.
Konselor           : ya..ya..ya, ibu senang Rizky sudah mulai memikirkan orang-orang disekitar Rizky dan juga pacar Rizky.
Rizky                : saya juga sudah memikirkan waktu yang tepat dan akan segera membicarakan mengenai hal ini kepada orang tua saya bu dan saya juga akan menghubungi pacar saja secepatnya bu.
Konselor           : ya..ya.. bagus sekali
Rizky                : tapi saya bingung mengenai pacar saya Bu, apa yang harus saya lakukan..?
Konselor           : sebelumnya tentu Rizky tahu bukan mengenai etika pergaulan dalam islam ? Bagaimana batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan ? tidak diperkenankan laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk bergaul secara intens (ada hubungan spesial). Bukan kah seperti itu Rizky ? 
Rizky                : ya.. bu saya mengerti. Sekiranya saya hanya berteman biasa tidak mungkin hal ini akan terjadi (tunduk dan menyesal) 
Konselor           : ya.. ya..ya.., tinggal bagaiman Rizky agar tidak mengulanginya lagi. Bukankah kita hanya seorang hamba yang tidak pernah luput dari dosa dan salah dan hanya lah Allah SWT yang maha sempurna. Namun ketika kita melakukan suatu perbuatan dosa atau salah selain memohon ampun  dan tidak mengulanginya lagi kita juga sebaiknya bisa lapang dada menerima semua resikonya dan bertanggung jawab atas hal tersebut. Bukankah seperti itu,  Rizky ?
Rizky                : Ya bu memang sebaiknya dan seharusnya seperti itu. Tapi bagaiman saya mempertanggung jawabkan semuannya bu terutama terhadap pacar saya ? apakah saya harus menikahi pacar saya atau bagaimana…. ?
Konselor           : menurut Rizky yang terbaik seperti apa ?
Rizky                : Mungkin jika saya menikahi pacar saya akan lebih lega karena telah mempertanggung jawabkan apa yang telah saya perbuat, tapi menurut ibu apakah ini langkah yang tepat bu…?
Konselor           : menurut ibu iya.. dengan menikah  hubungan antara Rizky  dan pacar Rizky akan menjadi halal karena bukankah menikah itu adalah cara di ridhoi Allah untuk menghalalkan apa yang haram dilakukan terhadap wanita yang bukan muhrim dan tentunya akan berakhir pada meningkatnya kualitas keimanan Rizky. Bukankah begitu Rizky ?
Rizky                : Ya bu.. benar sekali apa yang ibu katakan, mungkin sebaiknya saya menikah.
Konselor           : Jadi gimana … apa Rizky sudah bisa memutuskan ? atau Rizky mau berpikir-pikir lagi ?
Rizky                :  ya bu mungkin saya butuh waktu untuk berpikir lebih jauh lagi mengenai hal ini, besok kita lanjutkan lagi boleh nggak Bu ?
Konselor           : ya  tidak masalah Rizky. Mungkin memang sebaiknya seperti itu kita akhiri sampai di sini dulu Tapi sebelumnya seperti biasa ibu minta kesimpulan dari apa yang kita bicarakan tadi boleh Rizky ?
Rizky                : saya merasa lebih tenang setelah memikirkan apa yang ibu katakan  kemarin akhirnya saya bisa memaafkan diri sendiri dan menyadari akan kekeliruan saya yang telah berprasangka buruk pada Allah SWT. Saya juga sudah memutuskan untuk segera membicarakan mengenai hal ini pada orang tua dan akan segera menghubungi pacar saya. saya juga kan memikirkan masalah menikah.
Konselor       : Baik  sekali Rizky….
Rizky                :Kalau begitu saya permisi dulu bu. Terima kasih. Assalamu’alaikum..
Konselor        :Ya sama-sama Rizky, waalaikumsalam hati-hati dijalan. 

PERTEMUAN KETIGA
Rizky                : Assalamualaikum, Bu.
Konselor         : Walaikum salam, Rizky. Bagaimana keadaannya hari ini? 
Rizky                :   Alhamdulillah sangat baik bu
Konselor           : syukurlah.. silahkan duduk, bagaimana kabar orang tua Rizky ?
Rizky                : alhamdulilah baik juga bu..
Konselor           : Gimana mengenai yang kemarin, apa yang Rizky rasakan?
Rizky                : saya sudah berbicara panjang lebar kepada orang tua saya Bu.. awalnya mereka sangat marah namun saya terus menjelaskan dan terus  meminta maaf dan  alhamdulillah mereka mau memaafkan saya dan akhirnya ia menyuruh saya untuk segera menikahi pacar saya . saya sangat lega dan senang sekali bu..
Konselor           : Alhamdulillah … tapi menurut Rizky sendiri bagaimana ?
Rizky                : mengenai hal itu saya sudah memikirkannya bu dan saya telah memutuskan untuk   menikahi pacar saya dan alhamdullilah itu juga sejalan dengan pemikiran orang tua saya yang menyuruh saya untuk segera menikahi pacar saya.
Konselor         : ibu senang sekali mendengarnya,  nampaknya semuanya berjalan lancar. Oh ya…Bagaimana mengenai pacar Rizky ?
Rizky                : saya  sudah menemui pacar saya Bu bahkan kedua orang tuanya. Saya meminta maaf kepada kedua orang tua dan juga kepada pacar saya karena saya sempat tidak menghubunginya beberapa hari.
Konselor          : oh…ya…
Rizky                : saya juga sangat senang sekali bu , pacar saya setuju untuk menikah dan kedua orang tuannya pun demikian.
Konselor           : Alhamdulilah Rizky, bersyukurlah kepada Allah karena ia telah memudahkan segalanya untuk Rizky.
Rizky                : iya Bu… ternyata selama ini saya salah telah berprasangka buruk kepada Allah dan mengurung diri serta tertutup. Tapi sekarang saya  sadar Bu ..
Konselor           : alhamdulillah … ibu sangat senang dan bangga kepada Rizky karena Rizky bisa memahami dan menyelesaikan masalah yang Rizky hadapi.
Rizky           : Iya bu, terimakasih banyak  bu, selama ibu ini telah banyak telah membantu saya menyelesaikan masalah ini dan saya merasa banyak mendapat pelajaran dan hikmah dalam hal ini.   
Konselor         : Sama – sama Rizky, Sebenarnya ibu tidak banyak  melakukan apa-apa. Yang Rizky alami sekarang memang karena usaha Rizky sendiri untuk menyelesaikan masalah yang Rizky hadapi. Ibu pun senang Rizky bisa berubah lebih baik seperti ini. Apa yang Rizky rasakan saat ini?    
Rizky            : Saya merasa sangat  jauh lebih  nyaman, lega, bahagia dan bersemangat lagi bu untuk beraktifitas.
Konselor         : Alhamdulilah kalau begitu. sekarang coba Rizky simpulkan pembicaraan kita dari hari pertama sampai sekarang.
Konseli            : Saya merasa  sangat bersalah dan  dikejar-kejar oleh perasaan berdosa karena telah melakukan hubungan intim diluar nikah kemudian saya mengurung diri dan tertutup enggan untuk berkomunikasai dengan orang sekitar termasuk orang tua dan pacar saya sendiri kemudian saya datang ke ibu dan membicarakan mengenai masalah ini pada pertemuan pertama yang saya lakukan adalah memikirkan kembali mengenai apa yang saya lakukan kemudian saya akhirnya menyadari kekeliruan saya yang beranggapan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa saya adalah  tidak benar setelah itu   akhirnya saya tidak mengurung diri dan tertutup lagi. Pertemuan kedua saya merasa lebih tenang setelah memikirkan apa yang ibu katakan pada pertemuan pertama, saya juga sudah memutuskan untuk segera menceritakan hal ini kepada orang tua saya dan segera menghubungi pacar saya. saya juga akan memikirkan masalah pernikahan untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah saya perbuat.  Pertemuan ketiga saya sudah membicarakan masalah yang saya alami pada orang tua saya dan juga orang tua pacar saya dan kami dan orang tua kami memutuskan untuk menikah.
Konselor         : Semoga sukses dan lancar ya Rizky acaranya  dan menjadi keluarga yang sakhinah, mawwahdah dan warohmah.
Rizky            : Insya Allah bu. Baiklah bu kalau begitu, saya pamit pulang dulu, terimakasih sekali lagi dengan bantuannya, kalau ada apa-apa saya boleh kesini lagi kan bu?         
Konselor         : Oh iya tentu saja boleh Rizky.
Rizky            : Baik, terima kasih, Bu. Assalamu’alaikum. 
Konselor        : Wa’alaikum Salam (berjabat tangan).

F.    Follow Up
Dari hasil wawancara di atas, melalui pendekatan yang lebih intens  melalui pertemuan tatap muka dengan konseli dan  wawancara konseling ternyata Rizky mampu berubah dan  berpikir secara positif dan baik sebagaimana mestinya. Wawancara konseling dengan tiga kali pertemuan dan mencapai ketuntasan pada pertemuan ketiga. Untuk perkembangan lebih lanjut, konselor akan tetap menjalin komunikasi dengan konseli.





BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.      Setelah dilakukan pertemuan pada proses konseling, konseli sudah bisa merubah  pola pikirnya menjadi lebih positif  yakin bahwa Allah akan mengampuni perbuatan yang telah ia lakukan dengan cara bertobat sungguh dan tidak mengulanginya lagi.
2.      Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, konseli memutuskan untuk menceritakan apa yang telah terjadi kepada orang tuanya dan orang tua pacar konseli dan akhirnya sepakat dan konseli mengambil keputusan untuk menikah.
3.      Konseli merasa lega, tenang dan tidak tertekan lagi,  konseli juga   sudah mulai berkomunikasi dengan orang tua dan pacarnya dan tidak mengurung diri lagi.

B.   Saran
1.      Bagi Konseli
Diharapkan konseli dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari dari kejadian atau masalah  yang dialami seperti yang diangkat dalam makalah ini dan setelah melewati beberapa pertemuan konseling diharapkan pula agar konseli tidak lagi perbuatannya dan mampu mengatasi masalah yang serupa dan masalah yang lain  secara mandiri.

2.      Bagi Konselor
Sebagai konselor yang baik hendaknya terus menambah pengetahuan dan wawasan mengenai  tekhnik yang digunakan dalam konseling terutama tekhnik dalam konseling  islami agar bisa lebih kreatif dalam membantu konseli menyelesaikan masalah yang dihadapi dan tidak terkesan menggurui.

3.      Bagi Orangtua
Berdasarkan kasus yang telah menimpa konseli/anaknya, hendaknya orang tua orang tua bisa semakin  memberikan perhatian dengan mendekatinya secara intens agar anak tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah yang dialaminya sehingga anak tidak semakin terkucilkan dengan masalah yang dialaminya.

4.      Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah sedikit  wawasan yang dimiliki setelah membaca makalah ini dan mampu memberikan informasi untuk pembelajaran bagi orang lain.

-------------------------------------------------------------

                        DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, Achmad Dr, MA. 2000. Konseling Agama Teori dan Kasus.
    Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Tafsir, Ahmad Dr. 1995. Metodoloagi Pengajaran Agama Islam. Bandung:
    PT. Remaja Rosdakaryain.

Tohirin Drs, M. Pd. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Madrasah.
   Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

http://whend-ry.blogspot.com/2012/01/konseling-islam.html/ Kamis, 19 Januari 2012 /pukul 02:54.

http://boning-sinta.blogspot.com/2012/12/makalah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah Teater : Ospek Mahasiswa Baru, Bubar ! ( karya Arif Riduan)

Ospek Mahasiswa Baru, Bubar ! Karya : Arif Riduan Suasana panggung : Taman Kampus atau halaman kampus tempat ospek, ada bak sampah, kursi ta...