Jumat, 22 November 2024

Naskah Teater : Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) part. 1

 



PEMILIHAN KEPALA DESA (PILKADES) DESA HANDIL MUKUNG

Karya Arif Riduan


Backsound Sinopsis

LIMA RATUS RIBU, TIGA RATUS RIBU, SERATUS RIBU, BAHKAN DENGAN LIMA PULUH RIBU KAU RELA HATI NURANIMU TERGADAI OLEH CALON-CALON PEMIMPIN PEMBELI BILIK SUARA.

JANJI-JANJI MANIS MENJADI KALIMAT-KALIMAT ROMANTIS YANG SEBENARNYA KAU PUN TAHU SEMUA ITU HANYA RAYUAN, GOMBALAN DAN SEBUAH HARAPAN ENTAH DAPAT DITEPATI ATAU TIDAK, TAPI KAU MENIKMATI LANTUNAN ITU BAK SEBUAH LAGU YANG MERDU

BUKANKAH BELANDA SUDAH PERGI ?, NAMUN MENGAPA KEMISKINAN SEMAKIN MENJADI JADI. BUKANKAH PENJAJAH DIATAS DUNIA HARUS DIHAPUSKAN, TAPI MENGAPA RAKYAT KECIL SELALU MENJADI KORBAN SEBUAH KEBOHONGAN

KAU TITIPKAN HARAPAMU PADA SEGELINTIR ORANG BERTOPENG DERMAWAN, BERHARAP ADA SEDIKIT HARAPAN UNTUK SEBUAH PERUBAHAN DAN KEMAJUAN. PERTANYAANYA ADALAH MASIHKAN AMANAH BISA DITITPKAN ? ATAU SUDAH MUSNAH HILANG DITELAH OLEH KERAKUSAN !

Inilah penampilan kami ........ 

Yang berjudul PILKADES DI DESA HANDIL MUKUNG karya Arif Riduan

Dengan para pemain ........ 

Selamat menyaksikan !!!!

(tepuk tangan)

Lampu Menyala


Episode Debat Kandidat

Suasana panggung seperti perhelatan debat kandidat calon kepala desa. Ada 2 orang panitia, 1 betugas sebagai Moderator, 1 sebagai panelis. Ada 1 orang hansip/ keamanan. Dan satu orang calon kepala desa yang sudah duduk menunggu calon lain belum datang.

Beberapa orang figuran/crew duduk didepan panggung/ dibawah panggung sebagai penonton debat kandidat. Properti 3 kursi untuk 3 kandidat, 1 meja untuk panelis, 1 stand mic untuk moderator dan untuk pembacaan visi misi calon.

Yanto (kandidat 1) : aduh gimana ini pak, acara belum mulai, calon yang lain belum ada yang datang, kalau terlambat didiskualifikasi saja pak ( protes kandidat 1 kepada Moderator dan panelis)

Moderator : ... ( Terlihat berdiskusi dengan panelis perihal keterlambatan peserta)

Yanto : bagaimana apakah warga semuanya, setuju untuk didiskualifikasi bagi calon yang terlambat ? (Bertanya kepada penonton figuran)

Figuran semua : dis aja di/, tunggu saja/, sebentar lagi/, batal saja batal/, dis saja, dis dis/ (riuh)

Moderator : tenang tenang bapak ibu, sekalian tenang, sepertinya kandidat sedang dalam perjalanan, sabar sedikit

Figuran semua : iya kami tunggu/ dis aja dis/ gak asik/ terlambat dis/ tunggu aja tunggu,/ ey goblok tunggu saja kali, (riuh)

Moderator : .... ( Terlihat kembali berdiskusi kepada panelis)

Moderator : baiklah bapak ibu sekalian, harap tenang, kami sebagai panitia Pilkades Desa Handil Mukung memutuskan untuk menunggu para kandidat lain untuk datang selama 30 menit, jika tidak datang maka akan kami diskualifikasi sesuai aturan yang sudah ditanda tangani Bersama semua kandidat, mengingat betapa pentingnya debat kandidat Pilkades ini. Semua kandidat kemarin sepakat bagi yang terlambat akan didiskualifikasi

Figuran semua : huuuuuu/ gak asik/ dis aja dis/ batal batal / tunggu woy tunggu/ masih dijalan (riuh)


(Musik dentuman arak arakan berbunyi, suara riuh para pendukung 4-6 orang terdengar, tandanya kandidat petahana sudah datang diantar para pendukung dengan gerobak serta iring iringan musik dari seng/galon/gayung dsb, sambil bernyanyi )

Pendukung: Pak memetlah kadesku, pak memet lah pilihanku, kuyakin bapak memet pasti memang !! 3x (Sambil bernyanyi dan ketukan galon para pendukung mengantar kades dengan gerobak - nada lagunya sesuaikan dengan lagu garuda didadaku atau bikin sendiri seperti yel yel, boleh d ganti kata katanya menyesuaikan)

( Memet kades petahana turun dari gerobak, dengan me aba abakan tangan agar para pendukung untuk berhenti bernyanyi. Dan mengeluarkan amplop untuk para pendukung secara bergantian)

Yanto : instrupsi, moderator, ini money politik Namanya, jelas melanggar aturan ! ( protes Yanto kepada panitia)

Memet : oh oh oh !! No ! No !! Ini bukan money politik, ini namanya biaya transportasi alias uang jalan buat warga yang telah mengantarkan saya ke sini jauh jauh dari rumah saya. Saya membayar jasa mereka. Bukankah tidak dilarang pak panelis ? saya Cuma bayar jasa pengantaran saja, tidak money politik

Yanto : tapi ini dilakukan saat debat kandidat, ini money politik

Memet : sudah saya katakan ini adalah uang bayar jasa,, ( lalu Kades Memet mengambil uang disakunya dan menghamburkannya kepada penonton figuran,, mereka riuh berebut)

Yanto : nah nah nah, panelis coba lihat itu, jelas didepan mata kita semua ini adalah money politik ( panelis hanya terdiam)

Memet : Pak Yanto, sabar tenang dulu, ini bukan money politik, ini adalah sedekah dari seorang pemimpin kepada warganya,? saya adalah Petahana, Kepala Desa Handil Mukung yang dermawan dan suka bersedekah kepada warga sendiri, apakah itu dilarang ?

Yanto : ini money politik, membagi bagikan uang saat masa politik

Memet : gini pak Yanto saya jelaskan, money politik itu ketika membagi bagikan uang dengan syarat tertentu, misalnya meminta untuk di pilih atau mewajibkan warga untuk memilih saya. Lah inikan cuma cuma, apakah terdengar saya minta dipilih ? (Menjelaskan kepada Yanto, Yanto terdiam)

Memet : wahai para pendukung ku apakah saya meminta untuk dipilih ? (Sambil menghamburkan uang, riuh berebut)

Pendukung: tidaakkkkkkkkkk (sambil merebut uang)

Memet : wahai para warga yang berhadir, menyaksikan debat kandidat, apakah saya memberikan uang ini sambil berkata " pilihlah saya !?" ( Sambil menghamburkan uang)

Piguran : tidaaakkkkkkk ( sambil berebut uang)

Memet : nah bapak bapak sekalian, lihat sendiri kan , saya tidak pernah meminta untuk dipilih, ini murni sedekah, pemberian hadiah dari seorang pemimpin yang baik hati serta amanah kepada warganya

Pendukung : Pak Memet lah kadesku, pak Memet lah pilihanku, ku yakin bapak Memet akan menang ! (Seruan dari pendukung/ lagu Garuda didadaku)

Memet : sudah sudah, kasian pak Yanto , nanti minder gak ada pendukung ( para pendukung pun turun dan duduk di depan panggung bersama para figuran/ warga menonton debat kandidat )

Yanto : ini jelas pelanggaran pak panelis (masih protes)

Moderator : sepertinya tidak pak Yanto, seperti yang kita lihat Pak Memet tidak ada meminta warga untuk memilih dia, seperti yang dia sampaikan tadi ini adalah sedekah. Nanti kalau ada bukti pak memet meminta dipilih dengan memberikan uang, pak Yanto bisa melaporkan kepada kami

Suryadi : assalamualaikum!!!! Mohon maaf agak terlambat, dijalan saya banyak berdiskusi dengan warga dengan keadaan desa ini, menyerap aspirasi rakyat yang mungkin tidak perang di dengar oleh pemimpinnya ( Kandidat 3 muncul dan memberikan salam, mengejutkan)

Moderator: waalaikum salam Pak Suryadi, silahkan mengambil tempat ( ketiga kandidat pun duduk ditempat yang sudah disiapkankan oleh panitia)

Moderator: baiklah bapak ibu, warga Desa Handil Mukung Sekalian, Debat Kandidat Calon Kepala Desa akan segera dimulai !!!!

Piguran : wuuuuuuhhh,, yeeeeee, mantaaaappp, gas. Gas !! (Riuh)

Moderator : warga desa Handil Mukung, inilahhhhh.. Debat Kandidat Calon Kepada Desa Handil Mukung 2024 (sesuaikan tahun)

Piguran : wuuuhhhhh (tepuk tangan riuh)

Moderator : silahkan Pak Yanto, Nomor urut 01, maju untuk menyampaikan visi dan misinya ketika nanti jika terpilih menjadi Kepala Desa

Piguran : wuuuhhhh (tepuk tangan)

Yanto : Assalamualaikum, semuanya, Saya Yanto warga negara yang baik, pengalaman saya menjadi pemimpin adalah pernah menjadi Ketua RT 3, empat periode. Menang aklamasi.

Yanto : Jika saya terpilih nanti program yang akan saya canangkan adalah SATU RT SATU SARJANA, akan saya alokasikan kepada warga yang kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa kuliah S1 di Ibu kota. Melalui anggaran desa, dengan harapan Desa ini menjadi maju dan berkembang. Ada ambulan gratis buat pengantaran ke kota, ada pemakaman gratis buat warga desa. Serta akan ada bazar sembako murah disetiap bulannnya. Tidak akan ada lagi jalan yang rusak di desa ini, semua RT mendapatkan alokasi bantuan yang merada. Saya jamin satu tahun pertama kepemimpinan saya, hal itu sudah terlaksana.

Piguran : wuuuhhhhh (tepuk tangan)


Bersambung part. 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah Teater : Ospek Mahasiswa Baru, Bubar ! ( karya Arif Riduan)

Ospek Mahasiswa Baru, Bubar ! Karya : Arif Riduan Suasana panggung : Taman Kampus atau halaman kampus tempat ospek, ada bak sampah, kursi ta...