Kepala Desa Masuk Neraka
Naskah Drama Realis
Karya Arif Riduan
Sinopsis suara backsound
TIDAK ADA UANG, MOHON MAAF URUSAN ADA TERHAMABAT
TIDAK ADA UANG, MAKA ANDA AKAN MENUNGGU LEBIH LAMA
JANGAN PROTES. BUKANKAH KALIAN YANG MEMILIH SAYA
BUKANKAH KALIAN YANG MAU MENERIMA SERANGAN PAJAR DARI SAYA, BAHKAN RELA MENUNGGU DAN BEREBUT
MOHON MAAF, UCAPAN TERIMA KASIH SAJA TIDAK BERLAKU DITEMPAT INI, SEBAB SAYA PUN PERLU BANYAK UANG UNTUK MENGEMBALIKAN PENGELUARAN KEMARIN
Dengan Bangga kami ........
Mempersembahkan Naskah yang berjudul Kepala Masuk Neraka Karya Arif Riduan, dengan para pemain : .........
Selamat menyaksikan
Episode kantor pagi
Set panggung seperti halnya kantor desa, ada ruangan kepala desa, ada meja registrasi dan kursi panjang untuk antrian pelayanan. Semua open space, hanya saja seakan akan ruangan kepala desa ada dinding penghalang, di tandai dengan ada pintu di samping meja registrasi, yakni pintu ruangan kepala desa. Dan ada lagi satu meja pelayanan ditengah menghadap ke penonton
(Lampu standby menyala)
(Suasana pagi sekitar jam 10, datang seorang pegawai kantor desa)
(Pegawai yang bernama Mamat ini, datang duduk dimeja registrasi untuk merapikan berkas, menyalakan laptop, menyiapkan printer, lalu beranjak mengambil sapu, dan menyalakan radio, untuk mendengarkan musik dangdut sayup sayup tidak terlalu keras)
Mamat : " nah kan begini mantap ". (Mamat menyapu sambil bergoyang)
Mamat : " ................. " (Mamat bernyanyi menirukan suara radio)
( Mamat lalu melanjutkan bersih bersih diruangan kepala desa)
Mamat : " hmmmmm, ruangan pak bos ini, bersih sekali, jadi hari ini gak perlu aku bersihin, besok-besok aja"
Mamat : " ya iyalah bersih, wong jarang ke kantor, sibuk moloorrrrrr, !"
Mamat : " aku heran, tapi kok tapi kok terpilih lagi ya pak bos ini, kerjaannya cuma tanda tangan, menerima uang, terus pulang. Malah 2 periode, pas kampanye bagi bagi uang makanya terpilih lagi"
Mamat : " tapi biarlah, itu bukan urusan aku, yang penting aku tetap bekerja disini. Walau aku gak tau jabatan aku ini apa, kadang kadang jadi tukang bersih bersih, kadang kadang jadi keamanan, kadang kadang jadi staf kantor yang melayani warga yang datang dan kadang kadang cuma makan gaji buta, hahahahaha, hidup dilingkaran ini memang menyenangkan"
Mamat : " seandainya aku punya banyak modal, pasti aku juga akan mencalonkan diri sebagai kepala desa, tinggal bagi bagi uang dan sembako yakin besoknya akan di pilih oleh warga" (Mamat duduk dikursi kepala desa, kaki ke atas meja)
Mamat : " pokoknya untuk balik nama pememilikan tanah, saya tidak akan tanda tangan jika anda tidak membawa uang untuk saya, ada rezeki itu bagi bagi jangan pelit " ( Mamat menirukan gaya dan bicara kepala desa)
Mamat : " bukan saya mata duitan, uang itu juga bukan untuk saya sendirian, tapi juga untuk kemaslahatan rakyat, dimana mana biar urusan lancar ya harus bawa uang, tak ada uang mayat pun gak bisa kubur " (Mamat masih menirukan kepala desa)
Mamat : " enak jadi kepala desa, hahahaha, seminggu dua Minggu pasti dinas ke kota atau kecamatan, entah itu rapat lah, pertemuan lah, apa lah, inilah itulah, suka suka dia, padahal, paling paling ke karaoke bareng gadis gadis, maklum om om berduit , alesan dinas ke kota, Halah, apa gak ada cara lain buat ngabisin duit ?"
(Tanpa sepengetahuan Mamat, kepala Desa datang ke kantor. Dengan baju dinas ala kepala desa dan tas jinjing. Kerah baju atas yang terbuka)
Kades : " lah kok gak ada orang ?, pintu depan terbuka, Mat, Mamat !?"
Kades : " Lah ngapain Mat ? ( Buka pintu ruangan kades)
Mamat : " pak boss, maaf pak, lagi bersih bersih ruangan bos "
Kades : " yaa yaaa .. ya udah kalo selesai ambili saya minum"
Mamat : " oke boss Que !"
Kades : " oh ya Mat, kalo ada warga yang perlu saya, bilangin saya belum datang "
Mamat : " tenang bos Que, seperti biasa kan !? "
( Mamat keluar dari ruangan kades, dan mengambilkan minum buat kades dan kades duduk ditempatnya dan tentunya seperti biasa dia mengambil HP dan main game judi online )
Kades : " katanya Gacor, dari kemarin lost Mulu, ah .. mumpung tadi sudah ngeDepo jadi main lagi, yuhu semoga Maxwin, rezeki anak Sholeh "
Kades : " wiihhh ada tambahan freespin, lumayan, lumayan "
Kades : " Zeus ! Zeus ! Ayooo lahhhhh, Nahh.. wuuuuuuuuu ! " ( Kades dapat kemenangan, dan terlihat senang sekali )
Kades : " Gacoorrrr ni gacooooorrrrr, "
Kades : " lumayan buat tambahan ngeDepo, dan tentunya lumayan buat karaokean juga besok, mumpung libur, emang gak salah pilih link hari ini, gacor banget "
Kades : " telpon Maimunah dulu ah "
Kades : " Haloo, Dek Munah, besok hari sabtu sibuk gak ?, kita karaokean yuk di Kota, ya Jam 9 besok " (kades memakai telpon satunya, sedangkan telpon yang lain masih main slot, menelpon dengan gaya manja manja)
Kades : " hah ?, istri saya ? Itu mah gampang aja, nanti Mas bilang kalo ada rapat sama Pak Camat, yaa yaa bisa ya dek ? Nanti mas jemput ya ditempat biasa,, yaa yaa tenang Dek nanti besok sekalian beli baju baru,, yaa yaa, sampai jumpa ya cantik" (menutup telpon, lanjut main slot)
(Fokus berpindah ke ruangan lobby depan)
Warga 1 : " selamat pagi pak Mamat "
Mamat : " Pagi pak, silahkan duduk dulu, Pak Kadesnya belum datang, ada rapat di kecamatan "
Warga 1 : " boleh saya duduk disini pak ?"
Mamat : " ya boleh silahkan, anggap aja kantor desa " (pengen bercanda)
Warga 1 " ini kan emang kantor desa kan pak ?"
Mamat : lah itu tau, gak lucu ya ? ( Sambil mengaduk kopi dan mengangkatnya mau menuju ruangan kades, ingin membuka pintu )
Warga : “ itu apa pak ?”
Mamat : “ kopi “
Warga : “ buat saya “
Mamat : “ enak saja”
Warga : " lah itu kopi buat siapa pak ?, kan pak kadesnya belum datang ?"
Mamat : " ini buat arwah penunggu sini, dia memang kalo hari Jumat suka minta kopi, kalo gak dikasih kopi bisa minta tumbal !"
Warga 1 : " seram sekali pak "
Mamat : " ya seram banget pokoknya, konon katanya dulu kantor ini sebelum dibangun, ini adalah kuburannya para penjajah Belanda yang tewas mengenaskan "
Warga 1 : " lah berarti bule dong penunggunya "
Mamat : " ya sepertinya begitu "
(Mamat masuk keruangan pak kades dan meletakkan kopi di meja kades yang masih asik main game judi slot, Mamat lalu keluar lagi ke ruangan depan pelayanan )
Mamat : " mau ngurus apaan pak ?"
Warga 1 : " surat keterangan tidak mampu pak, buat anak saya kuliah, katanya buat syarat dapat beasiswa "
Mamat : " owh beasiswa, dapat uang dong ? Emang berapa uangnya yang didapat ?"
Warga 1 : " iya, buat meringankan biaya kuliah di kota pak, banyak kebutuhannya"
Mamat : " ada uang rokoknya gak ni?"
Warga 1 : " saya gak ngerokok pak "
Mamat : " kalo uang bensin ada ?"
Warga 1 : " uang ? Juga gak ada pak, tadi sudah saya belikan beras buat dirumah "
Mamat : " ah sulit memang melobby orang miskin "
Mamat : " Ya dah tunggu yaa "
( kemudian datang seorang pengusaha yang bernama Haji Abdul, untuk mengurus izin usahanya, Haji Abdul memang terkenal orang yang dermawan, loyal, yang penting usahanya lancar, dan dilancarkan oleh pemerintah desa )
Haji : " Selamat pagi, eh Mat, pak Kadesnya ada ?"
Mamat : " eh pak haji Abdul, apa kabar pak ?" (basa basi)
Haji : " baik Mat, Kadesnya ada ? Saya mau ngurus izin usaha baru saya di RT lima, penggilingan emas"
Mamat : " tapi pak haji, anuuuuuu "
Haji : " eh masalah itu gampang, tenang, sudah saya siapin," (sambil melakukan salam tempel memberikan uang kepada Mamat. Warga 1 melihat dan Terheran)
Mamat : " saya lihat dulu ya pak, tadi sih belum datang "
( Mamat masuk keruangan kades, dan seolah berbicara dengan kades perihal adanya haji Abdul dan kades seperti mempersilahkan untuk membolehkan haji Abdul masuk ruangan, adegan ini tanpa suara)
Mamat : " kadesnya sudah ada, pak haji silahkan masuk " ( pak haji masuk)
Warga 1 : " lah tadi katanya pak kades belum datang, kok tiba tiba sudah ada diruangan, kapan datangnya ?"
Mamat : " ya baru aja datangnya, beberapa detik yang lalu, beliau masuk loncat lewat jendela belakang"
(Warga 1 keheranan, pak haji masuk keruangan kades, berdialog tanpa suara)
Warga 1 : " emang bener masuk lewat jendela belakang pak ?"
Mamat : " iya beneran, dulu beliau itu juara 1 ninja wariyor di jepang "
Warga 1 : " tapi kok haji Abdul yang duluan masuk pak ? Bukannya saya yang lebih duluan datang "
Mamat : " eh, yang namanya orang yang pernah naik haji itu kudu dimuliakan, kamu kalo mau dulu duluan ya naik haji dulu sana "
Mamat : " tunggu, duduk dulu sabar, nanti giliran kamu, berkas berkasnya lengkap kan ?"
Warga 1 : " iya pak lengkap " (duduk lagi d kursi antri)
( Sementara dialog Mamat dan warga, di dalam ruangan pak kades melayani dan menandatangi berkas berkas yang dibawa oleh haji Abdul, dan tidak lupa tentunya haji Abdul memberikan salam tempel kepada pak kades )
Kades : " tidak usah pak tidak usah " (pura pura ingin menolak / formalitas penolakan)
Haji : " gak papa pak kades terima aja, anggap aja tanda terima kasih selama ini usaha saya dilancarkan atas izin izinnya di desa ini "
Kades : " usaha pak haji saya jamin lancar, kan pak haji juga yang banyak ngeluarin uang buat saya kampanye kemarin, oke lah kalau begitu pak haji terima kasih banyak "
Haji : " itu namanya investasi hahahaha, usaha saya pun gak akan jalan kalo gak di bantu pak kades ( Pak Haji Keluar dari ruangan kades)
Haji : sudah Mat, saya pulang dulu ya "
Mamat : " ya pak haji, hati hati "
Mamat : " ayoo silahkan masuk, bawa semua berkasnya " (Mamat meminta warga 1 untuk masuk ke ruangan kades )
Kades : " ngurus apaa ? Berkasnya lengkap gak " ( agak judes)
Warga 1 : ' surat keterangan tidak mampu pak kades "
Kades : " emang setidak mampu apa kamu ?, punya motor gak ?"
Warga 1 : " punya pak "
Kades : " lah punya motor, mampu itu, kalo punya motor. Ya mampu, Punya TV gak ?"
Warga 1 : " iya punya pak "
Kades : " lah punya TV, ngaku ngaku tidak mampu, melanggar undang undang ini "
Warga : " tapikan motor butut pak, dan tv nya juga tv lama pak , warisan dari tetangga sebelah yang sudah beli tv baru "
Kades : " butut atau baru, motor yaa motor namanya "
Warga 1 : " inikan saya mau ngurus beasiswa buat anak saya yang kuliah, nah nanti kalau beasiswa sudah cair nanti saya kesini deh pak, nyerahin sebagian buat jatah bapak "
Kades : " oh, sini sini, mana berkasnya, sudah lengkap, tunggu saya bikinkan surat keterangannnya " (kades Tiba tiba bicara lemah lembut, dan membuatkan surat keterangan yang diminta oleh warga 1)
Kades : " nah ini suratnya, nanti kalo sudah lancar kuliahnya kabari saya ya, saya bangga dengan bapak dengan keterbatasan biaya masih mau berjuang untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi " ( masih berbicara lembut)
Warga 1 : terima kasih pak ( berdiri pamit, salaman )
Kades : " sama sama , jangan lupa ke sini lagi ya "
(Warga keluar, dari ruangan kades )
Bersambung part. 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar