Mamat : " gimana sudah ?"
Warga 1 : " iya sudah, makasih banyak pak,, setannya minta tumbal "
Mamat : " maksudnya ?, setan minta tumbal?"
Warga : " gak papa, pak makasih ya " ( warga keluar)
( Mamat kembali menyalakan radio dan mendengarkan radio dan bernyanyi dengan suara seadanya, sambil merapikan berkas dan lainnya tak lama kemudian sinyal radio rusak, tiba tiba bunyi geledek/petir menggelegar dan mengejutkan. Seiring dengan suara petir lampu pun mati juga hujan lebat gelap. Suasana seperti malam karena teramat gelap akibat hujan yg begitu deras, Mamat lalu menyalakan lilin untuk dia dan untuk pak kades d dalam ruangan kades)
Mamat : " Pak ini lilinnya pak "
Mamat : " kayaknya ada trapo listrik yang tersambar petir deh, tiba tiba mati listrik"
Kades : " yaa kayaknya seperti itu, dan gelap sekali yaa Mat, seperti malam. lilinnya di taruh d sana aja Mat"
Mamat : " iya pak, seperti malam gelap sekali"
Mamat : " pak boleh gak saya izin pulang duluan ? "
Kades : " boleh, emang kamu mau hujan hujanan Mat ?"
Mamat : " saya ada jas hujan pak, soalnya ada janji dengan istri mau mengantarkan ke pasar di kecamatan sekalian ada acara keluarga pak di desa sebelah"
Kades : " istri apa istri ? "
Mamat : " Bapak kira saya ini kepala desa pak "
Kades : " saya kepala desa Mat !?"
Mamat : " Lah iya pak, hahahaha "
Kades : " kamu pun seandainya jadi kades, juga bakalan seperti saya Mat, mungkin lebih parah hahahaha "
Mamat : " memang semua kades gitu pak ?"
Kades : " gak juga sih Mat, eh sebagian besar, eh bukan juga, tapi rata-rata. Jadi kades itu gak mudah Mat, perlu banyak biaya. Biaya kampanye, biaya belusukan, belum lagi biaya serangan Pajar Mat, kalo cuma mengharap gaji gak bakalan balik modal Mat. Nah kadang uangnya malah berlebihan Mat, kalo ada uang lebih ya jelas lah itu jatah gadis gadis pencinta om om hahahaha "
Mamat : " oh gitu "
Kades : " lah pura pura gak tau kamu Mat, kan udah 2 periode sama saya "
Mamat : " hahahahaha, kalo gitu saya izin pulang duluan pak "
Kades : " tutup pintu depan ya Mat, jangan lupa plang buka tutupnya, di ubah ke tutup ya, biar gak ada warga minta pelayanan . Saya mau tidur dulu nunggu hujan reda,"
Mamat : " siap pak bos !"
( Gemuruh hujan masih saja terdengar, kades pun mulai tertidur di kursinya dengan lelap)
( Lampu mati, musik seram terdengar)
(Set panggung gelap)
Episode Sakaratul Maut
(Masih dalam suasana gelap )
Kades : " apaan ini, apa yang kalian mau dari saya, jangan !!! Tolong lepasin saya !" ( Suara kades ketakutan )
(Lampu merah mulai menyala perlahan, suasana gelap ke merah merahan)
(Di set panggung ruangan pelayanan ada kades yang sedang terikat di kursi dan kepala/ wajahnya tertutup dengan kain hitam)
( Di kiri kanannya ada 2 sosok menyeramkan, yang satu berwarna merah tertutup kepala merah wajahnya tidak terlihat sebab seluruh tubuhnya di tutupi kain merah, membawa cambuk, hanya mata yang terlihat dan satunya lagi adalah sosok perempuan berwajah hitam, mata melotot, berambut Panjang, berpakaian serba hitam )
Malaikat hitam : " hahahahahaha " (tertawa seram)
( Tanpa suara malaikat merah membuka penutup wajah/kepala kades yang dari tadi tidak bisa melihat apa apa )
Kades : " kalian siapa ?, mau apa ?? Apa yang terjadi ?" ( Ketakutan, tangan masih terikat dikursi)
Hitam : " selamat datang di sakaratul maut, hahahaha " ( seram dan melotot)
Hitam : " dan aku adalah malaikat pencabut nyawa ! Hahahaha " ( kalau bicara melotot)
Hitam : " dan dia adalah malaikat penjaga neraka, yang siap menyeret mu ke dalam api neraka "
Hitam : " cambuk manusia zholim ini !! " (Perintah hitam kepada merah)
(Merah pun mencambuk kades, pukulan cambuk dipukulkan ke lantai belakang kursi, seolah olah mencambuk kades, kades pun kesakitan, meronta)
Kades : " aakkkhhhhhhhhhh sakit, ampun, salah saya apa, saya belum mau mati"
Hitam : " ini sudah ajalnya, Anda sedang dalam alam sakaratul maut, sebentar lagi malaikat dineraka akan mencincang tubuhmu, lalu mengembalikan lagi tubuhmu, lalu di bakar lagi dengan timah panas !!!!!, setimpal dengan dosa dosamu hahahah "
Kades : " kenapa saya jadi sekarat, bukankah saya dalam keadaan sehat sehat saja?"
Hitam : " kamu terkena serangan jantung, akibat kebanyakan makan uang haram !!!, dan di alam dunia sekarang kamu sedang tergeletak kesakitan, sendirian, antara hidup dan mati, dan di alam sa karatul maut ini kami siap meyambutmu, hahahaha " (semakin menyeramkan)
Kades : " jangan ! Jangan !, jangan siksa saya, saya orang baik, saya kades, warga saya pasti banyak membutuhkan saya " (ketakutan)
Hitam : " hey, bicara apa anda, Anda bilang orang baik !?, "
Hitam : " ini catatan amal buruk anda selama ini, kelam, suram, jahat" (sambil menunjukkan buku hitam yang dari tadi ia pegang )
Hitam : " dan anda mengaku orang baik !!! Dasar manusia terkutuk ( sambil melempar buku tersebut ke kepala / badan kades )
Hitam : " bakar dia !!! " ( Memerintahkan merah)
( Merah pun mengambil kotak korek api, dan menyalakan 1 bilah dan membakar tangan kades yang terikat di belakang )
Kades : " aakkhhhhh panas, ampuuunnnn " ( sambil berontak, namun tidak berguna karena tangannya terikat erat)
Hitam : " rasakaaan itu, hahahaahahaha
Hitam : " bakar lagi "
( Merah mengulangi pembakaran jari kades)
(Kades terlihat lemas dan lunglai)
Hitam : " cambuk dia !!!! "
( Merah kembali mencambuk kades, berulang kali, dan kades teriak kesakitan)
Kades : " ampun, ampun, ampun "
Hitam: " tidak ada kata ampun, semua sudah terlambat !!!!, pintu tobat sudah tertutup "
Hitam : " sepertinya dia lelah, tolong kasih dia air minum " (memerintahkan merah dan merah mengambilkan botol yang berisi air)
Hitam : " ini adalah air kecil Dajjal ! , sebagai balasan dari mulut kotormu yang sering berbohong pada rakyat, hahahahahaha " (menyeramkan)
(Si merah membuka mulut kades, dan meminum kan air kencing Dajjal secara paksa, kades berontak namun tidak bisa melawan, suara kades tidak jelas berkata apa sebab air yang masuk ke mulut dia, kades lalu ngosngosan, lelah dan lunglai)
Kades : " ampuuuunnn, ampuuun, saya bertobat " (kades lemah)
Hitam : " sudah saya katakan, pintu tobat telah tertutup, inilah balasannya untuk pemimpin tidak amanah seperti anda, dzolim, korup, pilih pilih dalam menjalani, tiap hari makan uang suap !!" (Sambil merenggut kerah baju depan kades, mata melotot)
Hitam : " cambuk dia !!! " ( Kembali memerintah kan merah, dan merah kembali mencambuk kades, dan kades meronta kesakitan dan lunglai)
Hitam : " bukan hanya anda, nanti, istri, anak, orang tua dan mertua, serta seluruh keluarga yang kamu suguhkan uang haram, nasibnya juga sama seperti anda saat ini, akan kami siksa dengan siksaan yang pedih saat sakaratul maut nanti, hahahahahaha "
Kades : " jangan, mereka tidak tau apa apa "
Hitam : " tapi mereka juga menikmati uang harammu, maka juga berhak untuk mendapatkan siksa yang pedih"
Hitam : " sebentar lagi, nyawamu akan saya cabut menunggu perintah dari Tuhan, roh mu akan keluar dengan rasa sakit lebih dari 100 kali ditusuk oleh pedang " ( kades ketakutan)
Kades : " jangan, aku masih mau hidup, saya akan perbaiki semuanya, saya akan bertaubat"
Hitam : " sudah saya katakan, pintu taubat telah tertutup !!! "
Kades : " bukankah kalian malaikat ?"
Hitam : " iya, memang kenapa ?"
Kades : " tolong sampaikan kepada Tuhan, bahwa saya ingin tobat "
Hitam : " ah manusia seperti ini sudah biasa berbohong pada Tuhan, buktinya bukankah ketika dilantik anda bersumpah atas nama Tuhan. Berjanji amanah, jujur, akan melayani dengan sepenuh hati, dan kali ini anda bilang ingin bertobat ?, dasar manusia tidak tau diri "
Kades : " tapi kali ini saja, tolong sampai kan kepada Tuhan saya ingin bertaubat"
Hitam : " Hhmmmmm, silahkan meminta sendiri, apakah kamu juga lupa cara bagaimana berdoanya ?, sampaikanlah sendiri kepada Tuhan "
(Hening, dan diiringi dengan musik slow, sedih)
Kades : " Tuhan, maha mendengar, hamba tau diri bahwa hamba ini penuh salah dan dosa, dzolim kepada orang lain, suka judi, main perempuan, makan uang haram, saya menyesal wahai Tuhan "
Kades : " Tuhan, jika engkau izinkan aku berumur panjang, maka izinkan hamba untuk memperbaiki diri, izinkan hamba bertaubat wahai Tuhan yang hamba yakin engkau maha pengampun " ( sambil menangis meringis )
Hitam : " sudah ?, saya tidak yakin Tuhan akan mengabulkan permintaanmu"
(Suara petir kembali menggelegar)
(Kades masih meringis menangis)
Hitam : " diam , diam sepertinya Tuhan, sedang menurunkan Wahyu, diam " ( hitam sambil memejamkan mata, manggut-manggut seolah sedang mendapatkan bisikan suara dari Tuhan)
Hitam : " eeh, iya, siap, siap ( seolah menyahut pembicaraan dan masih memejamkan mata)
(Turun Wahyu pun selesai)
Hitam : " gantung dia, hahahahahahaha" (memerintah kan merah)
(Merah pun melilitkan cambuknya ke leher kades, menarikannya sekuat tenaga, hitam tertawa puas, kades bertiak minta ampun, )
(Lampu perlahan redupppp, dan gelap kades masih teriak teriak)
Episode Taubat
(Lampu terang, suasana kantor, masih terdengar rintik hujan)
(Kades masih tidur di kursi ruangannya, dan tiba terbangun)
Kades : " jangan , ampun .. ampun !" ( Kades terkejut dan terbangun, terheran sambil menepuk nepuk pipinya, yang kebingungan semua ini mimpi atau kenyataan)
Kades : " apakah ini mimpi ? " (Melihat sekitar, dan membuka pintu ruangan, melihat lihat sekitar dan menutup pintu ruangan lagi)
Kades : " tapi sepertinya ini kenyataan, hmmmmmm.. bau kencing Dajjal (mencium bajunya yang basah, lalu meraba pungungnnya yang suka terasa sakit akibat cambukan malaikat)
Kades : " akhhhh sakittt sekali, ternyata bukan mimpi "
Kades : " ya Tuhan, terima kasih atas segala kesempatan kedua ini, hamba berjanji akan hidup lebih baik lagi " (kemudian kades melepas bajunya yang basah akibat minum air kencing Dajjal, dan Makai baju kaos yang ia kenakan sebagai dalaman)
Warga 2 : " permisi, apakah ada orang, permisi ! " ( Ada warga datang, mengenakan jas hujan, ke kantor desa)
(Kades mendengar itu, lalu mendatangi sumber suara)
Kades : " sepertinya ada warga datang, Ya Tuhan, akan hamba layani dengan sepenuh hati " ( berjalan, masih gugup dan takut tentang sakaratul maut)
Kades : " iya Bu, saya kepala desa, ada apa (lemah lembut, namun agak gugup)
Warga 2 : " syukurlah ada pak kades, saya kira sudah tutup pelayanannya, tapi pintu depan masih terbuka" (membuka jas hujan)
Kades : " yaa yaa silahkan duduk Bu, ada urusan apa Bu " (masih gugup, tapi tetap lembut)
Warga 2 : " ini pak kades, saya kan orang baru mau urus surat pindah, kan besok kantor desa tutup jadi saya sempat sempatin datang kesini hari ini " ( sambil menyerahkan berkas)
Kades : " iya Bu, ibu tunggu disini, saya bikinkan surat pindahnya ya Bu " (masuk ruangan kades)
(Kades lalu mengerjakan bekas urusan warga 2, setelah selesai lalu kades keluar dan menyerahkan surat yang telah ia buat kepada warga 2)
Kades : " nah ini Bu, suratnya"
Warga 2 : " terima kasih pak kades " ( sambil mengeluarkan sejumlah uang untuk diberikan kepada kades)
Kades : " oh, tidak usah Bu, semua pelayanan di kantor ini gratis, tanpa dipungut biaya"
Warga 2 : " terima aja pak, kan biasanya juga begitu "
Kades : " tidak Bu, beneran gratis Bu, apapun itu pelayanan kami bebas biaya "
Warga 2 : " oke deh pak, saya terima kasih dulu, kebetulan hujannya sudah reda, saya permisi dulu ya pak "
Kades : " ya Bu sama sama "
(Kades menghela napas panjang)
Kades : huuuffffffffff...
Kades : " berat jadi kades jujur, tapi ya sudahlah tidak mengapa kalau tidak balik modal, lagi pula saya juga yang salah, menghambur hamburkan uang meminta dipilih warga, padahal wargapun tidak meminta. Murah saja sebenarnya untuk jadi kepala desa, jika memang pantas dan layak jadi kades, tanpa embel embel uang pun pasti dipilih warga"
Kades : " apakah mundur pilihan terbaik?"
Kades : " saya rasa tidak, mundur dalam situasi begini sama saja saya tidak amanah sebagai pemimpin, baiklah dari sisa masa jabatan ini saya gunakan sebagai ladang amal kebaikan sekaligus penebusan dosa dosa saya yang telah lalu, terimakasih ya Tuhan atas hamba diberikan kesempatan kedua "
( Lampu redup set panggung gelap)
(Lampu terang menyorot bawah panggung/ depan set panggung)
Episode penutup
(Terlihat 2 orang berjalan, seperti basah akibat hujan, satu orang membawa kain hitam dan satu orang membawa kain merah, yakni Warga 1 dan anak perempuannya yang ternyata yang tadi jadi malaikat)
Perempuan: " pak, apa kita gak berlebihan pak ?"
Warga 1 : " tidak nak, bapak rasa itu setimpal dengan kejahatan dia sama warga"
Perempuan : " gak papa ni, gak akan ketahuan kan ?"
Warga 1 : " gak bakalan ketahuan, juga gak ada yang tau, kantor desa gak ada siapa siapa selain kades, lagi pula tidak terdengar dari luar karena hujan yang begitu lebat "
Permepuan : “ pak ngomong ngomong itu tadi beneran air kencing dajjal ? bau banget soalnya “
Warga 1 : “betul, itu air kencing bapak “
Perempuan : “ dasar dajjal !”
(Warga 1 dan anaknya keluar set, lampu redup )
Tepuk tangan
Selesai
Pemain
Kepala Desa
Mamat petugas kantor desa
Warga 1 ( sekaligus malaikat hitam)
Haji Abdul, warga kaya raya
Malaikat merah perempuan galak melotot (anak warga 1)
Warga 2 ibu ibu pindah domisili
Biodata Singkat Penulis
Arif Riduan, S.Sos.I, sejak tahun 2010 sudah menggeluti dunia seni peran melalui panggung Sanggar Tasmaq Aniida dan Forum Komunikasi Pemuda Antar Iman Kalsel. Pernah berkuliah di IAIN Antasari, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan tahun 2010. Juga sudah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi dan cerpen. Penulis bisa di sapa melalui Instagram @areef.ole
Pernyataan Penulis
Naskah yang saya tulis sendiri ini merupakan sebuah cerita fiksi yang tidak sama sekali berkaitan dengan kenyataan, dan tidak bermaksud untuk menyinggung atau merendahkan seseorang atau kelompok/instansi tertentu, murni dari imajinasi saya sebagai penulis.
Saya mengizinkan siapapun untuk memakai naskah ini, dan mengizinkan untuk ditampilkan dimanapun serta boleh menyadur, mengubah, menambah teks, mengubah kata retorika, gaya dan set panggung selama tidak merubah inti cerita. Yang semua atas tanggung jawab panitia pelaksana.
Bagi siapa saja yang ingin mempentaskan naskah ini saya sebagai penulis mewajibkan panitia untuk memberitahukannya kepada saya, baik secara surat formal atau chat bi
asa melalui emai arif.riduan1992@gmail.com sebagai apresiasi bagi saya yang telah menulis naskah ini. Salam seni
Tertanda Arif Riduan, S.Sos.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar