KAMPUS DAUN KERING
Naskah Monolog Realis
Oleh Arif Riduan
(Berjalan perlahan seorang nenek tua yang berumur senja, sengaja pergi ke kampus tempat ia dulu berkuliah, Sudah sangat lama, tahun berapa ia pernah berkuliah disini pun ia sudah lupa. Menggunakan tumpangan tukang ojek yang sama tuanya dengan dirinya)
UH.. TUKANG OJEK, BELOK SANA BELOK SINI TAK JUGA KUNJUNG SAMPAI, KATANYA " TENANG MBA LEWAT GANG SINI LEBIH CEPAT DAN RINGKAS" EH NYATANYA MASUK GANG KELUAR GANG, KETEMU GANG ITU LAGI, MASUK GANG ITU LAGI HAMPIR 3 PUTARAN DI BAWANYA.
(senyum)
DIA MEMANGGIKU MBAK, YA JELAS KALAU DILIHAT PALING BEDA 2-3 TAHUN USIANYA DENGAKU. ALIAS SUDAH KAKEK KAKEK. SUDAH BUTUT, PERSIS DENGANN MOTORNYA
SUSAH SEKARANG NYARI OJEK, DULU CUKUP BERDIRI SAJA DIPINGGIR JALAN 5 MENIT, 10 MENIT PALING LAMA, ADA TUKANG OJEK YANG MENGHAMPIRI.
KALAU 40 TAHUN YANG LALU PASTI TUKANG OJEK BAKALAN MENYAPA " NENG OJEK NENG ? ATAU BU OJEKNYA BU ?! " HMMMMMM 40 TAHUN YANG LALU YA ?, KALA AKU CANTIK CANTIKNYA.
SEKARANG KALAU MAU NAIK OJEK HARUS PAKAI HAPE, ENTAH APA ITU NAMANYA APLIKASI ITU, AKU JUGA TIDAK MENGERTI. TINGGAL PENCET OJEK DATANG, MENGANTARNYA PUN TIDAK AKAN TERSESAT, DIA JUGA PAKAI HAPE MENCARI JALAN.
TIDAK SEPERTI TUKANG OJEK TADI, MERABA RABA JALAN YANG ENTAH DIA INGAT ATAU PURA PURA TAU SAJA. TAPI TAK MENGAPA SEPERTINYA DULU SAYA JUGA PERNAH MELEWATI GANG GANG SEMPIT ITU UNTUK PERGI KE KAMPUS INI, HITUNG-HITUNG NOSTALGIA.
(melihat sekeliling)
(duduk di kursi taman kampus)
(membaca tulisan dispanduk yang menggantung)
" SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU DI KAMPUS ....... "
( Menghela napas)
HMMMMMMMM.. PERSIS 40 TAHUN YANG LALU. PERTAMA KALI MELANGKAHKAN KAKI SEBAGAI MAHASISWA JUGA ADA TULISAN SEPERTI INI, SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU, BEDANYA DULU TULISANNYA KAIN YANG TERBENTANG DAN TULISANNYA DIUKIR DENGAN CAT MINYAK, SEKARANG TINGGAL CETAK. LAGI-LAGI 40 TAHUN YANG LALU
(Terkejut, kena cipratan air dari motor yang melaju)
(berdiri)
NAK, KALAU PAKAI MOTOR JANGAN SEPERTI DIKEJAR SETAN. DISINI ADA ORANG. KECIPRATAN
(Pengendara itu berputar balik menghampiri)
(Mereka seakan berdialog)
APA ? (seperti kurang mendengar)
MAAF ?
YA YA SAYA MAAFKAN LAIN KALI LIHAT LIHAT, INI PAKAIAN SAYA UNTUNG CUMA KECIPRATAN SAJA TIDAK BASAH SEMUA, MEMANGNYA KAMU LAGI DIKEJAR SETAN ?
APA ? (seperti kurang mendengar)
SUDAH TERLAMBAT KELAS ?
OH, YA SUDAH SILAHKAN KE KELAS, JANGAN SAMPAI KETINGGALAN PELAJARAN. PELAN PELAN SAJA
(Pengendara itu pergi)
HMMMMM ... GENANGAN AIR, MASIH SAJA, SEJAK DULU TIDAK PERNAH BERUBAH. MUSIM HUJAN GENANGAN AIR DIMANA MANA, SALURAN AIR MAMPET, TAK BERFUNGSI, BEGITU BEGITU SAJA.
ANEH MEMANG KAMPUS SEBESAR INI TAK MAMPU MENGATASI GENANGAN AIR YANG SELALU MUNCUL KALA MUSIM HUJAN. ENTAHLAH,
( seperti ada yang mau duduk disamping, seorang mahasiswi)
(Seraya nenek bergeser kesamping memberikan tempat duduk disampingnya)
(Mereka berdialog)
SILAHKAN NAK
LAGI NUNGGU SIAPA ?
APA ? (seperti kurang mendengar)
OH JEMPUTAN ?
SIAPA YANG JEMPUT, PACAR ?
APA ? (Seperti kurang mendengar)
OH PACAR
SAYA PERSIS SEPERTI KAMU JUGA, DUDUK DITAMAN INI MENUNGGU JEMPUTAN GEBETAN UNTUK MENGANTARKAN PULANG KE KOS SEHABIS KULIAH.
DULU TAMAN INI LUAS, SAMPAI DI SEBELAH SANA, GEDUNG BARU ITU, DULUNYA TAMAN. NAH DISANA DULU SAYA MENUNGGUNYA, DIBANGKU BETON DIBAWAH POHON RINDANG.
LELAKI ITU NAMANYA DAMAR.YA DAMAR, SAYA KEMARI PUN UNTUK MEMUTAR KEMBALI KENANGANKU BERSAMA DAMAR, MENGINGAT KEMBALI INGATAN INDAH TATKALA BERSAMANYA DIKAMPUS INI. HANYA RINDU, TAK LEBIH DARI ITU
DAMAR WAJAHNYA BEGITU TAMPAN, DISUKAI BANYAK WANITA KALA ITU, AKTIVIS KAMPUS. SAAT PERTAMA KALI SAYA BERTEMU DENGANNYA SAYA SUDAH JATUH HATI KEPADANYA.
KALA ITU SAYA MAHASISWA BARU DI KAMPUS INI DAN DIA ADALAH PRESIDEN BEM- NYA KAMPUS INI. PADA SAAT OSPEK DIA TERLIHAT GARANG SEKALI, SUKA MARAH MARAH. DAN MENJADI EKSEKUTOR YANG MEMBERIKAN HUKUMAN KEPADA PESERTA OSPEK YANG BERBUAT SALAH
MESKIPUN BEGITU, BAGI SAYA KETIKA DIA TERLIHAT MARAH MALAH TERLIHAT SEMAKIN TAMPAN, LELAKI BANGET, AURANYA KELUAR, DAN TERLIHAT SANGAT DEWASA SEKALI.
TATAPAN MATANYA YANG TAJAM SELALU MENGHUJAM JANTUNG SAYA YANG BERDETAK KENCANG. KETIKA SOROTAN MATANYA MENGARAH PADA SAYA, AKU TIDAK TAKUT SAMA SEKALI, MALAH MEMBUATKU JADI SALAH TINGKAH SENDIRI. OH DAMAR
NAMUN SAYA BUKANLAH SATU SATUNYA ORANG YANG MENYUKAI KAK DAMAR, YA SAYA MEMANGGILNYA KAK DAMAR DAN DIA MEMANGGIL SAYA DENGAN PANGGILAN DEK RATNA.
KAK DAMAR PADA SEMESTER BERIKUTNYA SEKELAS DENGAN SAYA, SEBAB BELAKANGAN SAYA TAU TERNYATA BANYAK MATA KULIAH YANG TERTINGGAL KARENA SIBUK MENJADI AKTIVIS, DIA LEBIH MEMILIH SIBUK BERKEGIATAN DILUAR KETIMBANG MENGIKUTI MATA PELAJARAN. ALHASIL BANYAK MATAKULIAH YANG TERBENGKALAI DAN HARUS MENGULANG LAGI. TAPI DULU MENJADI AKTIVIS KAMPUS ITU SANGAT KEREN
TIAP KALI KAK DAMAR PERSENTASI MAKALAHNYA KELAS YANG SAYA PERHATIKAN HANYA WAJAHNYA YANG TERAMAT TAMPAN, SESEKALI IA MELEMPARKAN SENYUMAN KEPADA SAYA, SEBAB IA SADAR SEDARI TADI SAYA SEDANG MEMPERHATIKAN DIA, YA CUMA DIA, TAK ADA YANG LAIN.
PADA SUATU KETIKA SAYA PERNAH DITEGUR OLEH SEORANG DOSEN KARENA KEDAPATAN TERLALU FOKUS MEMANDANGI WAJAHNYA KAK DAMAR. DOSEN ITU MENGATAKAN " RATNA, KALAU MAU MEMANDANGI WAJAH DAMAR ITU NANTI SAJA DILUAR KELAS SETELAH KELAS INI SELESAI". SATU KELAS RIUH, DAN SAYA PUN TAMPAK MALU-MALU, SEDANGKAN KAK DAMAR HANYA TERSENYUM
SEMAKIN HARI KAMI SEMAKIN DEKAT, TAK JARANG KAK DAMAR MENGAJAKKU KALA IA BERKEGIATAN SEBAGAI AKTIVIS KAMPUS. RAPAT RAPAT, SEMINAR, BAHKAN SEKEDAR KUMPUL DIWARUNG KOPI SAMPING KAMPUS BERSAMA KOLEGA SESAMA AKTIVIS.
YANG MEREKA BAHAS ADALAH KEGIATAN KEGIATAN, ANGGARAN DANA, DAN SEDIKIT POLITIK KAMPUS, YANG SEBENARNYA SAYA PUN TIDAK MENGERTI APA YANG MEREKA BAHAS.
YA WAJAR, AKU HANYALAH SEORANG MAHASISWA KUPU KUPU. SETELAH KULIAH LALU PULANG, ALIAS KULIAH-PULANG, KULIAH PULANG, BEGITU BEGITU SAJA.
PEREMPUAN MANA YANG TIDAK TERBAWA PERASAAN JIKA SELALU MENDAPAT PERHATIAN LEBIH DARI LELAKI YANG DISUKAI. KEPALAKU SERING DIELUS, SERING DITRAKTIR BAKSO, JADI TEMPAT BERCERITA INI DAN ITU, POKOKNYA SEMUA TENTANG KAK DAMAR
KAU TAUKAN BAGAIMANA PERASAAN HATI SAYA KALA ITU?
SEORANG WANITA YANG SAMA SEKALI TIDAK PERNAH KENAL DEKAT DENGAN LAKI-LAKI. HATINYA DIKETUK LEMBUT OLEH SEORANG LAKI-LAKI BAIK HATI, LEMBUT. HMMMMMMM
NAMA KAK DAMAR MEMENUHI SELURUH RELUNG HATI SAYA. DAN PADA KENYATAANNYA ADALAH SAYA DAN KAK DAMAR BUKAN SIAPA-SIAPA, DIA TAK PERNAH MENGATAKAN CINTA PADAKU
KENAPA DAN MENGAPA ?
LALU UNTUK APA SEMUA PERHATIANNYA SELAMA INI ?
UNTUK APA DIA MAU ANTAR JEMPUT SAYA PERGI KE KAMPUS ?
SAYA HANYALAH SEORANG PEREMPUAN, TAK PATUT KIRANYA UNTUK BERTANYA TENTANG SEMUA ITU PADA KAK DAMAR
APAKAH SAMA SEPERTI SAYA ? YANG JATUH CINTA PADANYA
SEMUA ITU MEMBUAT DADA SESAK, TAPI YA SUDAHLAH, SAYA PIKIR MUNGKIN KAK DAMAR MASIH MENCARI MOMEN YANG PAS UNTUK MENGATAKAN ITU
(memberikan pertanyaan kepada mahasiswi disampingnya lagi)
APA KAMU PERNAH DIPOSISI SEPERTI SAYA ?
APA ? (seperti tidak jelas mendengar)
KAMU PERNAH JUGA ? DAN KAMU HANYA BISA DIAM DAN MENUNGGU
YA BEGITULAH PEREMPUAN, HANYA BISA MENUNGGU, TIDAK MUNGKIN UNTUK MEMULAI. DAN BAHKAN AKAN DIANGGAP SEBAGAI PEREMPUAN MURAHAN. SUNGGUH SEMUA INI TIDAK ADIL
SAYA KIRA SEMUA ITU HANYA BERLAKU DULU, TERNYATA HAL ITU MASIH BERLAKU HINGGA SEKARANG. PEREMPUAN HANYA BISA DIAM DAN MENUNGGU PERIHAL PERASAAN HATI TERHADAP SEORANG LAKI LAKI. YANG IA SUKAI
HMMMMMM ( menghela napas)
SUDAH BEBERAPA KALI GANTI PURMANA, KALIMAT CINTA YANG SAYA TUNGGU TAK JUA KUNJUNG DIUCAPKAN OLEH KAK DAMAR,
SESEKALI HATI SAYA MENGGGERUTU " APAKAH MUNGKIN SUDAH ADA WANITA LAIN DIHATINYA, ATAU SAYA BUKAN WANITA IDAMANNYA, TAPI PERHATIANNYA SELAMA INI UNTUK APA ?" . ITU ITU SAJA PERTANYAAN DALAM PIKIRAN SAYA.
SAMPAI PADA SUATU KETIKA, SAYA MENGIKUTI PERLOMBAAN PEMILIHAN MISS KAMPUS. ALA MISS UNIVERSE NAMUN INI SKALA KAMPUS.
SAYA MENGALAHKAN BELASAN PEREMPUAN CANTIK DAN PINTAR DI KAMPUS INI, SAYA JUARANYA KALA ITU. PADA MALAM PERHELATAN ITU SAYA DIMINTA UNTUK NAIK PODIUM UNTUK MENGAMBIL PIALA DAN PIAGAM PERHARGAAN. DAN JUGA DI MINTA UNTUK MEMBERIKAN SEPATAH DUA KATA SEBAGAI PEMENANG
KALA ITU SAYA MENGUCAPKAN, SAYA MALAH MENGUTARAKAN ISI HATI INI DARI ATAS PODIUM PANGGUNG. SEMUA ORANG RIUH BERTEPUK TANGAN MENDENGAR KALIMAT KALIMAT CINTA YANG SAYA UCAPKAN.
DARI KEJAUHAN KAK DAMAR MELEMPAR SENYUMANNYA SEAKAN SEBUAH PERTANDA BAHWA IA PUN MEMILIKI PERASAAN YANG SAMA KEPADA SAYA
(Nenek melanjutkan ceritanya dengan berdiri)
SELEPAS ACARA MALAM ITU, DILUAR ANGIN BERTIUP KENCANG YANG SEPERTINYA AKAN TURUN HUJAN. DAUN DAUN KERING PEPOHONAN KAMPUS BERTERBANGAN DAN BERGUGURAN. JALAN ASPAL KAMPUS DIPENUHI DENGAN DAUN DAUN KERING, DAN SEDIKIT RANTING LAPUK JATUH.
BERGEGAS KAK DAMAR MENGAMBIL SEPEDA MOTORNYA DAN MEMBERIKAN ABA-ABA AGAR SAYA LEKAS NAIK KE JOK MOTORNYA KARENA SEBANTAR LAGI HUJAN AKAN TURUN. TAK MENUNGGU LAMA SAYA PUN NAIK KE BELAKANG MOTORNYA, AGAK SEDIKIT NGEBUT.
DAN UNTUK PERTAMA KALINYA KUDEKAPKAN TUBUHKU DARI BELAKANG DAN KUSILANGKAN TANGANKU KUTUBUH KAK DAMAR. SUNGGUH MALAM YANG INDAH
RINTIK HUJAN MENGGANTIKAN DAUN KERING YANG SETADI MENGHUJANI KAMI. SEMAKIN SAYA DEKAP TUBUH KAK DAMAR SELEPAS JAUH DARI GERBANG KAMPUS.
RINTIK HUJAN SEMAKIN DERAS MENGHUJANI TUBUH KAMI. EMMMMMMM.. ROMATIS SEKALI MALAM ITU. WAKTU TERASA TERLALU SEBENTAR UNTUK MELEWATI RINTIK ROMANTIS INI, TIBA TIBA KAMI SUDAH BERHENTI TETAP DI TEMPAT KOS SAYA.
SESAAT TURUN DARI MOTOR KAK DAMAR HUJAN SEMAKIN MENDERAS, SEDERAS DERASNYA. DITAMBAH DENGAN ANGIN KENCANG MEMBUAT TANGAN SAYA MERAIH TANGANNYA DAN MENARIKNYA
BIBIRKU MENGATAKAN " AYO KAK MASUK DULU, HUJANNYA DERAS SEKALI, TUNGGU REDA, NANTI KAKAK PULANG". KAK DAMAR PUN MENGIYAKAN HAL ITU DENGAN LANGKAH KAKIKNYA YANG MENUJU PINTU KOS.
(pandangan kembali ke mahasiswi, dan bertanya lagi)
NAK, BOLEH AKU LANJUTKAN CERITA INI ?
MUNGKIN AGAK SEDIKIT DEWASA ?
(nenek menghela napas)
HMMMM.. KAMU MENGANGGUK, ARTINYA KAMU SETUJU UNTUK MENDENGARKAN LANJUTAN CERITA SAYA INI.
KAMU JUGA SUDAH CUKUP DEWASA UNTUK MENDENGARKAN SEMUA INI. YANG PENTING AMBIL NILAI POSITIFNYA SAJA, BIAR JADI PELAJARAN BUAT KAMU. ENTAH MENGAPA SAYA INGIN BERCERITA PADAMU TENTANG SEMUA INI. MUNGKIN SAYA SEDANG BENAR -BENAR TERBAWA SUASANA NOSTALGIA
CERITA INI SEBENARNYA SUDAH KUKUBUR DALAM DALAM. BAHKAN ALMARHUM SUAMI SAYA PUN TIDAK PERNAH TAU TENTANG INI, TENTANG SAYA DAN DAMAR
(kembali bertanya)
BOLEH SAYA LANJUTKAN CERITANYA NAK ?
KAMU MENGANGGUK LAGI, ITU ARTINYA IYA
LALU KAMI BERDUA MASUK KE DALAM KAMAR KOS, SEMUA MENJADI HENING TANPA SUARA. YANG TERDENGAR HANYALAH RINTIK DERAS HUJAN DARI ATAS SENG YANG BERIRAMA.
SAYA PUN MEMBERANIKAN DIRI UNTUK MEMELUK KAK DAMAR, SAYA DEKAP ERAT DARI DEPAN. BEGITU DEKAT. ENTAH KEBERANIAN APA YANG SEDANG MERASUKI PIKIRAN SAYA HINGGA SEBERANI INI. NAMUN KAK DAMAR TAK BERGEMING, SEMAKIN KUPELUK ERAT DIA, BEGITU HANGAT RASANYA
MELIHAT KAK DAMAR YANG TAK BERGEMING AKU SEMAKIN BERANI, LALU SAYA MENDEKATKAN BIBIR KE BIBIRNYA KAK DAMAR. TIBA TIBA IYA MEMALINGKAN WAJAHNYA, DIA MENOLAK UNTUK MEMBERIKAN KECUPAN YANG SAYA HARAP ADALAH KECUPAN PERTAMA SAYA DI HIDUP INI.
DENGAN KERAS IA BERKATA " MAAF, DEK RATNA KAKAK TIDAK SUKA DENGAN PEREMPUAN ! "
DUAAAARRRRRR !!! BERSAMAAN DENGAN SUARA PETIR YANG ADA DILUAR BERSAMA HUJAN. SUARA PETIR ITU TERNYATA JUGA MENYAMBAR HATI DAN JANTUNG SAYA KALA ITU.
SAYA TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG DIKATAKAN OLEH DAMAR. DIA TAK MENYUKAI PEREMPUAN ?. SAYA TIDAK BISA BERKATA KATA APA APA LAGI SETELAH ITU, PELUKAN SAYA YANG ERAT PERLAHAN TERLEPAS SEOLAH MEMBIARKAN DAMAR PERGI DENGAN HUJAN YANG MASIH SAJA DERAS
SEISI KEPALA SAYA PUN TAK MAMPU MENALARKAN SEMUA INI, AKAL PIKIRAN SAYA TIDAK BISA MENERIMA SEMUA KENYATAAN PAHIT INI.
SEKEJAP INI KAH SAYA HARUS MELUPAKAN DAMAR ? MELUPAKAN HARI YANG TELAH KAMI LEWATI.
MENGUBUR DALAM DALAM PERASAAN CINTA PADANYA ? CINTA PERTAMA SAYA.
HUH
(kembali menghela napas)
PADA HARI SELANJUTNYA SAYA AJAK KAK DAMAR UNTUK BERTEMU LAGI, ENTAH UNTUK MEMBICARAKAN APA SAYA JUGA TAK TAU, YANG PASTI SAYA TELAH TERBIASA BERSAMANYA DIKAMPUS INI, ADA SESUATU YANG BELUM LENGKAP JIKA BELUM ADA KAK DAMAR DIHADAPAN MATA.
SAYA AJAK DIA KEMBALI BERTEMU, DAN TEPAT DITAMAN ITU KAMI BERTEMU, MULAI TERASA CANGUNG, TIDAK ADA YANG MEMULAI PEMBICARAAN PADAHAL SUDAH BELASAN MENIT KAMI DUDUK DISINI, TANPA KATA.
SAYAPUN MENGHELA HAPAS PANJANG, DAN MEMULAI PEMBICARAAN KALA ITU. SAYA MENGATAKAN " KAK DAMAR, AKU RELA MENERIMA APAPUN DARI DIRI KAK DAMAR, ASALKAN IZINKAN SAYA UNTUK MENCINTAI KAK DAMAR, SELAYAKNYA SEPASANG KEKASIH, KARNA SAYA YAKIN KAK DAMAR PASTI BISA BERUBAH". DAMAR HANYA DIAM, MENATAP MATAKU YANG SEDANG BERLINANG AIR MATA
AKHIRNYA DIA MENJAWAB " DEK RATNA, AKU PUN PERCAYA CINTAMU PADAKU ITU ADALAH SESUATU YANG TULUS DARI DALAM HATI DEK RATNA, KAK DAMAR PERCAYA ITU, TAPI SAYANGNYA AKU TIDAK PERCAYA DENGAN DIRIKU SENDIRI. AKU TAK YAKIN BISA MEMBUAT KAMU BAHAGIA DENGAN ORIENTASI SEKSUALKU YANG SEPERTI INI TAK BISA MEMENUHI HASRATMU SEBAGAI PEREMPUAN, AKU TIDAK MEMILIKI PERASAAN APAPUN KEPADA PEREMPUAN, JUGA KEPADAMU, SUDAHKU COBA. DAN AKU TAK MAU MENGECEWAKAN DEK RATNA, MAKANYA KAK DAMAR BERANI UNTUK JUJUR PERIHAL ORIENTASI SEKSUAL KAK DAMAR"
PANJANG LEBAR KAMI MEMBAHAS SEMUA ITU, TAPI HANYA MENEMUKAN JALAN BUNTU. SAYA TAK MENYERAH BEGITU SAJA, SUDAH KEPALANG TANGGUNG, SAYA SUDAH TERLANJUR JATUH CINTA PADA KAK DAMAR, BAHKAN DIBENAK SAYA BERKATA MUNGKIN SAYA INI SUDAH TERGILA GILA DENGAN KAK DAMAR, DAN MASIH SAJA YAKIN KAK DAMAR AKAN BERUBAH SATU SAAT NANTI DENGAN RASA CINTA YANG TULUS INI
BAHKAN PADA KESEMPATAN LAIN KETIKA KEMBALI KAMI BERDUAAN, SAYA MEMBERANIKAN DIRI UNTUK MELEPAS SEMUA PAKAIAN DIHADAPAN KAK DAMAR DENGAN HARAPAN SEMUA INI MAMPU MERUBAHNYA.
SAYA RELAKAN TUBUH INI UNTUK DIPERLIHATKAN KEPADA DAMAR. SAYA BERHARAP IA BISA TERGODA DAN NAIK HASRAT KEPADA PEREMPUAN.
NAMUN SAYANGNYA DAMAR HANYA MENGAMBIL SEUTAS SELIMUT DAN MEMBERIKANNYA KEPADA SAYA UNTUK MENUTUPI TUBUH YANG TELAH KEPALANG TELANJANG KALA ITU, DAN LAGI LAGI IA MENGATAKAN " AKU SAMA SEKALI TIDAK SUKA DENGAN PEREMPUAN, DAN AKU TIDAK MAMPU UNTUK MENUTUPI SEMUA INI MU DEK RATNA ".
RUNTUH SUDAH HARAPAN ITU, NAMUN CINTA INI SAMA SEKALI TIDAK BERUBAH. SETELAH LULUS DARI KAMPUS INI SAYA PUN MENIKAH DENGAN LELAKI PILIHAN ORANG TUA SAYA, KARENA TAK KUNJUNG TERLIHAT DEKAT DENGAN LAKI LAKI.
ORANG TUA SAYA PUN MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAHKAN SAYA DENGAN ANAK KOLEGANYA. KAMI MENIKAH DAN MEMPUNYAI TIGA ORANG ANAK. NAMUN ANEHNYA PERASAANKU TIDAK PERNAH LUNTUR KEPADA DAMAR, RELUNG HATI SAYA MASIH ADA NAMANYA
ENTAH, DIMANA SEKARANG DAMAR BERADA, SEMOGA MASIH ADA UMUR YANG PANJANG UNTUK KAMI BERTEMU. SETIDAKNYA DAPAT BERTEMU UNTUK BERBAGI CERITA.
DAMAR, DAMAR, ADA ADA SAJA.
KAMU HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERASAAN YANG TERHAPUSKAN INI, BAHKAN SAMPAI SAYA SETUA INI
(nenek duduk kembali)
APA ?
OH KAMU SUDAH DI JEMPUT, YAA YAA SILAHKAN, TERIMA KASIH TELAH MENEMANI DAN MENDENGARKAN CERITA SAYA
DA DAH ...
(Nenek melambaikan tangan)
(Lampu mati cerita selesai)
Tepuk tangan
Nenek Ratna Dewi
Boleh bersanggul atau berkerudung, berjaket seperti mantel, juga memakai sal dileher dan bercelana kain, jalan pelan agak membungkuk sedikit, gaya bicara seperti pada nenek nenek pada umumnya, hanya saja masih terdengar jelas artikulasi bicaranya, masih energik, berkacamata. Pakai sepatu.
Suasana panggung
Latar belakang gelap, boleh diisi dengan pohon pohon selayaknya taman kampus, dan monolog dimainkan di depan kursi taman yang panjang seakan menghadap ke jalan (jalan kampus)
Biodata Penulis
Arif Riduan, S.Sos.I, Alumni dari IAIN Antasari Banjarmasin dengan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Juga aktif di Sanggar Tasmaq Annida sejak tahun masuk kuliah yakni 2010. Hobi menulis, dan telah menerbitkan beberapa buku dari tulisannya sendiri juga bersama orang lain dalam rangka menulis bersama. Dapat bertegur sapa di Instagram @areef.ole
Penyataan Penulis
Naskah monolog ini murni dari karangan imaginasi saya sendiri sebagai seorang penulis naskah fiksi. Tidak bermaksud untuk menyinggung apa lagi merendahkan seorang atau kelompok/instansi tertentu. Naskah ini saya izinkan untuk dipentaskan kapanpun dan dimanapun dan tentunya menjadi tanggung jawab oleh panitia dalam hal pelaksanaannya.
Naskah ini bersifat gratis, silahkan di sadur, ubah gaya retorikanya, kalimatnya, diksinya, ceritanya boleh diubah tanpa perubah inti dari cerita tersebut. Dalam pemakaian naskah ini saya mewajibkan bagi siapapun yang memakainya untuk memberitahukan kepada saya pribadi, baik secara surat formal maupun hanya sekedar pemberitahuan melalui email arif.riduan1992@gmail.com sebagai apresiasi telah menulis naskah ini. Salam seni