Oleh : Bayu Pramutoko,SE,MM
(Dosen Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri)
A. ORGANISASI
1. PENGERTIAN ORGANISASI
“ Organisasi adalah kumpulan
orang – orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang dilakukan
berdasar atas suatu aturan tertentu dan penjabaran fungsi pekerjaan
secara formal “.
2. Tujuan
i. Secara umum è Agar proses
pekerjaan tercapai dengan cara diatur, disusun sehingga seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.
ii. Secara khusus è sesuai dengan Bidang dimana Organisasi bergerak contoh Bidang agama,sosial, ekonomi, dan Politik.
3. Manfaat
Agar pelaksanaan tugas
dilakukan lebih baik terkoordinir dan tujuan serta jalannya pekerjaan
tercapai secara efektif dan efisien.
4. Asas / prinsip organisasi
– Asas – asas : prinsip perumusan dan
penentuan tujuan, prinsip pembagian kerja, prinsip pendelegasian
wewenang, prinsip organisasi, prinsip efisiensi sederhana, prinsip
pengawasan umum.
5. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Garis è Digunakan pada perusahaan / lembaga yang sederhana / kecil
2. Struktur Organisasi Fungsional è
Susunan organisasi yang memberikan gambaran pembagian tugas dan
wewenang menurut fungsi pekerjaan.
B. PENGERTIAN MANAGEMEN SECARA UMUM
“ Managemen yaitu proses yang terdiri
dari rangkaian kegiatan. perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengendalian / pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
yang ditetapkan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya “.
C. PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
Pimpin artinya bimbing, tuntun. Memimpin artinya ‘membimbing,
menuntun dan menunjukan. Pemimpin atau leader ; ialah orang yang
memimpin atau seseorang yang mempergunakan wewenang dan mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan
organisasi. Beberapa ahli tentang pemimpin, di antaranya :
Menurut Prof Dr H Arifin Abdurrahman. Pemimpin “ adalah orang yang dapat menggerakkan orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk mengikuti jejak pemimpin itu.”
Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin. Kepemimpinan mempunyai beberapa pengertian, di antaranya :
a. Cara seorang pemimpin
mempengaruhi prilaku bawahannya agar mau bekerjasama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang-orang yang ada di sekelilingnya.
c. Seni untuk mengkoordinasikan dan
memberi motivasi kepada individu dan kelompok guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Dan sukses tidaknya seorang pemimpin
melaksanakan tugas kepemimpinannya, tidak terutama ditentukan oleh
tingkat keterampilan tehnis (technical skills) yang dimiliknya, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh keahliannya menggerakkan orang lain untuk bekerja dengan baik (managerial skills).
D. FUNGSI – FUNGSI PIMPINAN DI DALAM MANAGEMEN
Fungsi manager dalam managemen secara menyeluruh :
(1). Planing atau perencanaan è Merencanakan kegiatan yang hendak dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(2). Organising atau pengorganisasian è Menyusun, menentukan, menetepkan, jenis tugas dan kewajiban setiap fungsi.
(3). Staffing atau penyusunan staf è
Penyusunan dan penetapan serta pengembangan meliputi kegiatan mulai
merekrut pegawai, usaha memanfaatkan, mengembangkan sampai mendayaguna
secara maksimal.
(4). Directing atau
pengarahan è Memberikan komando, mengerakkan dengan memberi perintah,
juga memberikan kepemimpinan kepada bawahan supaya dapat melaksanakan
tugas secara efektif dan efisien.
(5). Coordinating atau pengkoordinasian è
Yaitu mengkoordinir seluruh pekerjaan diantara pekerjaan yang satu
dengan yang lain merupakan totalitas.
(6). Controlling atau pengawasan è Usaha
untuk memberikan penilaian, koreksi, evaluasi atas semua kegiatan dan
secara terus – menerus melakukan monitoring baik pekerjaan yang sedang
dilakukan ataupun pekerjaan yang sudah dilakukan.
E. KEMAMPUAN SESEORANG DALAM FUNGSI MANAJEMEN
Untuk dapat menghadapi tantangan-tantangan Lingkungan dan perubahan Paraigma tersebut seorang manager/Pimpinan sebuah organisasi harus memiliki tiga kemampuan manajemen yang mencakup :
1. Kemampuan teknik (technical) è merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan khusus atau keahlian.
2. Kemampuan Manusiawi (human) è
Merupakan kemampuan untuk bekerja dengan, mengerti dan memotivasi orang
lain baik individu maupun kelompok.
3. Kemampuan Konseptual (conceptual) è merupakan kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks.
Tugas seorang Pimpinan / Manajer
pada hakekatnya adalah bekerja dengan dan melalui orang lain (atasan,
bawahan, atau rekan sejawat). Di dalam melaksanakan tugas tersebut
seringkali masalah-masalah yang dihadapi oleh seorang Pempinan/manajer
adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan “ Mengatur Orang “.Artinya,
kepemimpinan di dalam suatu organisasi hanya efektif jika kepemimpinan
itu diterima oleh orang lain yang disebut bawahan.
F. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN YANG BAIK DAN IDEAL
1. Memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan tugasnya. Tugas kepemimpinan tertentu menuntut sifat kesehatan tertentu pula.
2. Berpengetahuan luas. Berpengetahuan
luas tidak selalu diidentikan dengan berpendidikan tinggi. Ada
sekelompok orang yang meskipun pendidikannya tinggi tetapi pandangannya
masih sempit, yaitu tidak terbatas pada bidang keahliannya saja.
3. Mempunyai keyakinan bahwa organisasi
akan berhasil mencapai lujuan yang telah ditentukan melalui
dan berkat kepemimpinannya. Kepercayaan pada diri sendiri merupakan
modal yang sangat besar dan penting artinya bagi pemimpin.Tanpa keyakinan itu dalam tindakannya akan kelihatan ragu-ragu.
4. Memiliki stamina (.daya kerja) dan
etos kerja yang tuntas. Pemimpin tidak mengenal lelah, dengan sikap ini
pekerjaan yang rutin tidak menjadikan pemimpin semakin lemah
tetapimenjadikannya semakin gigih karena kreativitasnya senantiasa
ditantang.
5. Gemar dan cepat mengambil keputusan.
Karena tugas terpeming dan seorang pemimpin adalah untuk mengambil
keputusan yang harus dilaksanakan oleh orang lain, maka ia harus
mempunyai keberanian mengambil keputusan dengan cepat, terutama dalam
keadaan darurat yang tidak dapat menunggu.
6. Obyektif dalam arti dapat menguasai
emosi dan lebih banyak mempergunakan rasio. Seorang pemimpin yang
emosional akan kehilangan obyektifitasnya karena tindakannya lidak
didasarkan pada akal sehat.
7. Adil dalam memperlakukan bawahan. Yang dimaksud dengan “keadilan”
di sini. ialah kemampuan memperlakukan bawahan atas dasar kapasitas
kerja bawahan itu, terlepas dari pandangan kedaerahan, kesukuan, ikatan
keluargan dan lain sebagainya.
8. Menguasai prinsip-prinsip human relation.
Karena human relation adaiah inti kepemimpinan, maka seorang pemimpin
yang baik harus dapat memusatkan perhatian, tindakan dan
kebijaksanaannya kepada pembinaan kerja tim yang intim dan harmonis.
9. Menguasai teknik-teknik berkomunikasi.
Berkomunikasi dengan pihak lain dan bawahan. sesama atasan dan pihak
luar baik lisan maupun tulisan sangat penting karena melalui
saluran-saluran komunikasilah instuksi, nasehat, saran, ide dan
lain-lain disampaikan.
10. Dapat dan mampu bertindak sebagai
penasihat, guru dan kepala terhadap bawahannya tergantung atas situasi
dan masalah yang dibadapi.
G. TIMBULNYA PEMIMPIN YANG BAIK
Mengenai timbulnya seorang pemimpin o]eh
para ahli teori kepemimpinan telah dikemukakan beberapa teori yang
berbeda-beda. Namun demikian apabila berbagai teori itu dianalisa akan
terlihat adanya tiga teori yang menonjol.
1. Teori Genetis
Para penganut teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat
kepemimpinan. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan (leaders are born). Dalam
keadaan yang bagaimanapun seorang ditempatkan, karena ia telah
ditakdirkan menjadi pemimpin, satu kali kelak ia akan muncul sebagai
pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini
tergolong kepada pandangan yang fatalistis dan deterministis.
2. Teori Sosial
Merupakan kebalikan inti teori genetis. Teori ini berpendapat bahwa pemimpin itu dibentuk dan ditempa (leaders are made).
Teori ini menganut paham egalitarianistik, oleh karenanya para penganut
teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang
bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup.
3. Teori Ekologis
Karena kedua teori di atas
tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi kepada kedua
teori tersebut timbullah teori ketiga yang disebut teori ekologis yang
pada intinya berarti bahwa seorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin
yang baik bila ia pada waktu lahimya telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, bakat-bakat itu kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki itu.
E. TIPE-TIPE PEMIMPIN
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang :
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
b. Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e. Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
f. Dalam tindakan penggerakannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan
punitif (bersifat menghukum)
2. Tipe Militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat:
a. Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya.
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya.
c. Senang kepada formalitas yang beriebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e. Sukar menerima kritikan dari bawahan.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai acara dan keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang patemalistis ialah seorang yang :
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi.
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif.
d. Jarang i-nemberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
e. Sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil
menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. yang
diketahui ialah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang
amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya
sangat besar, Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang
menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin
yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5. Tipe Laissez Faire
Seorang pemimpin yang bertipe laissez faire adalah seorang yang bersifat :
a. Dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap yang permisif. dalam arti bahwa para anggota organisasi
boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya
asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap
tercapai.
b. Bahwa pada umumnya organisasi akan
berjaian lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi
tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang dicapai dan tugas apa yang
harus ditunaikan oleh masing-masing anggota.
c. Seorang pimpinan yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
d. Seorang pemimpin yang cenderung
memilih peranan pasif dan membiarkan organisasi berjaian dengan
sendirinya tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi berjalan.
Pemimpin yang bertipe ini sering dianggap
sebagai seorang penumpin yang kurang memiliki rasa tanggungjawab yang
wajar terfiadap organisasi yang dipimpinnnya.
6. Tipe Demokratis
Untuk tipe pemimpin demokratis adalah yang bersifat:
a. Dalam proses penggerakan
bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah mahluk
yang termulia di dunia. Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para
bawahannya.
b. Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya.
c. Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan.
d. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
e. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
f. Para bawahannya dilibatkan
secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam
proses pengambilan keputusan.
Kepemimpinan tipe ini adalah kepemimpinan
yang ” Menerapkan empat gaya kepemimpinan berdasarkan ukuran/persepsi
tentang kemauan dan kemampuan orang yang dipimpin. Empat gaya tersebut
adalah:
a. Instruksi, untuk bawahan yang
tingkat kemauan, kemampuan, keyakinan dan pengetahuannya rendah atau
tidak ada sama sekali.
b. Konsultasi, untuk bawahan yang
kemampuannya rendah tetapi kemauannya tinggi. Cara ini dengan
mengarahkan, mendukung dan melakukan komunikasi dua arah.
c. Partisipasi, untuk hawahan
yang kemampuan. pendidikan, pengetahuan dan pengalamannya tinggi tapi
motivasi dan keyakinannya rendah. Model inj adalah penerapan gaya
kepemimpinan dengan mendukung dan saling tukar ide tanpa mengarahkan.
d. Delegasi, untuk bawahan yang
tingkat kematangannya tinggi, kemauan dan kemampuannya dapat diandalkan.
Model ini tidak berarti pemimpin tidak bertanggungjawab, tetapi
mengajarkan kepada bawahan bagaimana caranya bertanggung jawab.
F. PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL
Selain tipe kepemimpinan juga terdapat
jenis kepemimpinan. Jenis kepemimpinan ada dua macam, pemimpin formal
(formal leaders) dan pemimpin informal (informal leaders):
1. Pemimpin formal : Orang yang
secara resmi diangkat dalam jabatan kepemimpinan, diatur dalam
organisasi secara hierarki dan tergambar dalam suatu bagan yang
tergantung dalam tiap-tiap kantor. Pemimpin ini sering dikenal dengan
sebutan “kepala
2. Pemimpin informal :
Seorang yang karena latar belakang pribadi yang kuat mewarnai dirinya.
memiliki kualitas subyektif atau obyektif yang memungkinkannya tampil
dalam kedudukan di luar struktur organisasi resmi namun ia dapat
mempengaruhi kelakuan dan tindakan suatu kelompok masyarakat, baik dalam
arti positif maupun negatif. Dalam Islam pemimpin informal adalah
Ulama, Ustadz ,Kyai, atau tokoh masyarakat.
G. Efektifitas Individu, Kelompok, dan Organisasi
Efektifitas dapat diartikan sebagai
sebuah prestasi (perfomance) Individu, Kelompok, dan organisasi. Semakin
berprestasi seseorang, Kelompok ataupun organisasi, semakin
menunjukkan efektivitasnya. Analisis terhadap perilaku Organisasional
(organizational befavior) terdiri dari tingkatan (level) yaitu Individu,
Kelompok, dan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar