Tiga PR Besar PMII Banjarmasin
Oleh : Arif Riduan
Berbicara tentang
keberadaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Kalsel, khususnya
Banjarmasin tentu juga berkaitan dengan sejarah di dalamnya. Setelah
dideklarasikannya PMII pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya, maka timbul
hasrat dari para mahasiswa Nahdiyyin
Banua untuk mendirikan cabang PMII di Banjarmasin. Mahasiswa yang kebanyakannya
dari mantan aktivis IPNU dan GP Anshor, bahkan pengurus NU sendiri sangat bulat
tekatnya, maka pada bulan Juni 1960 para aktivis yang diantara, Hasbullah
Nasir, Bahdar Rasyidi, Mahlan Umar, Jamaah Ijab, Marhani dan beberapa orang
lainnya sering mengadakan pertemuan untuk membicarakan pembentukan cabang PMII di
Banjarmasin bersama beberapa mahasiswa dari IAIN Antasari dan IKIP (sekarang
FKIP ULM).
Pada tanggal 9
September 1960 dibentuk panitia persiapan pembentukan PMII Cabang Banjarmasin. Dan
pada 12 Januari 1961 secara resmi PMII cabang Banjarmasin disahkan oleh Ketua
Umum PB PMII pertama H. Mahbub Djunaedi. Setelah berdirinya PMII di Banjarmasin
lalu meluaslah PMII yang ada di Banua, hingga berdiri cabang-cabang lain,
Amuntai, Banjarbaru, Kotabaru, Barabai, Tabalong dan Barito Kuala.
Dalam eksistensinya
kader-kader PMII Banjarmasin hingga sekarang selalu menjadi penggerak
diberbagai bidang kegiatan kemahasiswaan, baik secara internal kampus maupun
secara eksternal kampus. Bahkan menyandang gelar sebagai kader PMII adalah
sebuah kebanggan bagai aktivis-aktivis PMII yang berkegiatan di kampus maupun
di luar kampus. Dan juga menjadi kontrol sosial terhadap pemerintah, serta
banyak perannya pula di dalam kegaiatan-kegiatan sosial.
Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia yang juga sebagai bagian dari Nahdatul Ulama (NU) tentunya pula
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan masyarakat seperti halnya NU,
setidaknya PMII menanamkan 3 karakteristik wawasan beragama, Pertama, Sikap
moderat (tawassut), mengambil sikap
jalan tengah. Kedua, sikap toleran (tasamuh).
Dan ketiga, sikap harmoni (tawazun)
dalam artian selaras dalam menilai, selaras dalam berpikir, bersikap dan
berntindak.
PMII di Banua dulu
hingga kini merupakan salah satu pemasok kader NU, karena pada umumnya dan
kebanyakannya kader-kader NU yang ada di Kalsel ialah dari kaderisasi PMII
Banua. Sehingga dalam artian lain, PMII adalah pintu gerbang lahirnya
generasi-generasi NU yang ada di Banua dengan segala aktivitas dan
pemikirannya. Maka dari itu PMII di Banua sangat penting sekali perananya untuk
membentuk masyarakat Banua untuk lebih baik dengan segala kearifan lokal dan sosial-budaya,
namun tetap masyarakat yang beragama, beradab, toleran dan cinta akan NKRI.
Sejalan dengan itu, KH.
Syarbani Kaira, di sela-sela sambutannya pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad
Saw oleh Pengurus Cabang PMII Banjarmasin, beliau mengatakan, setidaknya ada
tiga PR besar PMII Banjarmasin saat ini. Yang pertama, pembentukan kaum
intelektual dari kader-kader PMII. Kedua membentuk jiwa-jiwa wiraswasta atau
pengusaha. Dan yang ketiga, membangun kader-kader aktivis-politik.
Benar saja, bahwa PMII
harus melahirkan kaum-kaum intelektual di masa yang akan datang dari sekarang,
dari awal pengkaderan PMII sudah harus mempersiapkan kader-kader yang nantinya
akan diharapkan akan menjadi intelektual Islam yang berlandaskan ahlusunnah waljamaah yang mampu menjadi
acuan kehidupan masyarakat modern yang akan datang, dimana paham-paham tidak
jelas bahkan sesat mulai menggerogoti akidah Islam dan paham nasionalisme yang
sudah mengakar di bumi nusantra sejak dulu. Dan hendaklah nanti menjadi
akdemisi guna meneruskan estafet pemikiran dan paham tawassut, tasamuh, tawazun. Hal ini bukan barang mudah untuk
wujudkan, namun setidaknya dapat dimulai dengan diskusi rutin, menulis dan
membaca.
Sebagaimana yang
disebutkan oleh KH. Syarbani Khaira yang juga alumni PMII dan juga sebagai
Ketua PWNU Kalsel mengatakan bahwa PMII Banjarmasin harus membangun jiwa-jiwa
wiraswasta dari sejak dini. Wiraswasta saat ini memang sangat dianggap mampu
untuk menyingkirkan pemikiran bahwa setelah kuliah itu harus menjadi pegawai
pemerintah atau bekerja di perusahaan, yang sebenarnya yang menjadi hakikat
mahasiswa ialah selain sebagai karier di masa depan juga sebagai masyarakat intelek
yang diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih baik pada masyarakat,
terlebih lagi bagi seorang aktivis PMII yang tentu ketika kembali ke masyarakat
sangat diharapkan pengalaman dan ilmu untuk membangun masyarakat yang lebih
baik.
Terakhir ialah, PMII
juga mesti membangun kader-kader aktivis, baik aktivis sosial maupun aktivis
politik. Tentu saja hal ini dirasa sangat perlu, karena hadirnya PMII
diharapkan bukan hanya membangun masyarakat dari sisi agama, namun juga harus
dengan sejalan dengan tatanan sosial sebagai masyarakat yang berdaulat dan
bernegara.
BalasHapushttps://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejBQZWM/view?usp=drivesdk
Web: almawaddah.info
Salam
Kepada:
Redaksi, rektor dan para akademik
Per: Beberapa Hadis Sahih Bukhari dan Muslim yang Disembunyikan
Bagi tujuan kajian dan renungan. Diambil dari: almawaddah. info
Selamat hari raya, maaf zahir dan batin.
How to get to Vegas (NJ) Casino & Hotel with public transportation
BalasHapusThe cheapest way to get to Las Vegas 나주 출장마사지 (NJ) Casino & Hotel costs only $1, and 광양 출장마사지 the quickest way takes 시흥 출장샵 just 19 mins. Find 경산 출장샵 the 김천 출장샵 travel option that best suits