ARIF RIDUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Allah
S.W.T adalah tuhan yang menciptakan sekalian alam semesta ini, tidak terkecuali
manusia. Manusia adalah dikatakan makhluk paling sempurna dibandingkan
makhluk-makhluk lain yang diciptakan-Nya.
Manusia
pun hendaknya mengetahui tentang dirinya dari kelebihan tersebut, apa saja
kelebihan-kelebihan manusia dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainya dan dengan
kelebihan tersebut hendaklah manusia menggunakannya sebaik mungkin yakni
bersyukur dan sadar atas apa tugas mereka berada didunia ini.
Tugas
manusia dimuka bumi itu sendiri bukanhanya sebagai khalifah dimuka bumi ini
yakni pemimpin-pemimpin pengurus kelangsungan dimuka bumi ini namun tugas
manusia ialah berdakwah, menyeru sesame umat manusia agar berada dijalan Allah,
dalam al-qur’an surah huud ayat 61:
(… uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB
ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkÏù çnrãÏÿøótFó$$sù
…
..Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya ..
Allah
S.W.T menyeru manusia agar saling memakmurkan sesame yakni saling brdakwah
mengajak kejalan Allah agar bahagia didunia dan diakhirat kelak.
Manusia
bukan hanya hidup didunia manusia juga punya tanggung jawab diakhirat atas
perbuatan mereka ketika hidup didunia. Maka sebelumnya hendaklah membahas siapa
itu manusia dan tanggung jawabnya diakhirat nanti di bab selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keutamaan
Manusia di Dunia
Manusia
adalah makhluk yang paling sempurna dimuka bumi, ketika makhluk-makluk lain
merangkak dengan empat kaki sedangkan manusia berjalan tegak lurus dan masih
banyak kelebihan manusia dibandingkan makhluk lainnya. Allah menciptakan
Manusia bukan hanya dengan kesempurnaan tetapi juga dengan kemuliaan-kemulian
dan kelebihan dibangdingkan makhluk lainya, sesuai dengan fir’man Allah :
ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPy#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur ÆÏiB ÏM»t7Íh©Ü9$# óOßg»uZù=Òsùur 4n?tã 9ÏV2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxÅÒøÿs? ÇÐÉÈ
Dan
Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan*, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.
* Maksudnya:
Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di
lautan untuk memperoleh penghidupan.
Ayat ini
menjelaskan bahwasanya manusia adalah makhluk unik yang memiliki kehormatan
sebagai manusia, baik ia taat beragama maupun tidak. Dengan kata qad
(قد ) ayat ini menyatakan bahwa dan kami yakni
Allah bersumpah bahwa sesungguhnya kami muliakan anak cucu adam, yakni
dalam bentuk bagus, berbicara, berpikir, berilmu, dan kebebasan memilih. Didalam tafsir ibnu katsir mengatakan
ôs)s9 $uZø)n=y{ z`»|¡SM}$# þÎû Ç`|¡ômr& 5OÈqø)s? ÇÍÈ
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Manusia adalah sosok
makhluk yang berjalan tegak dengan berpijak dengan kaki dan makan dengan
tangan. Sedangkan makhluk lain dari berbagai binatang berjalan dengan keempat
kakinya dan makan dengan mulutnya. Selain itu Allah juga memberikan
pendengaran, penglihatan, dan hati yang dapat memahami, mengambil manfaat, dan
membedakan, mengetahui manfaat dan keistemewaan serta bahayanya dalam urusan
agama dan duniawi juga.
Sebagaian ulama
mengatakan, seperti yang dikatakan Ath-Thabari “keutamaan manusia ialah ia
makan dengan tangannya sedangkan binatang langsung dengan mulutnya”. Sedangkan
Adh-Dhahhak berkata “manusia mulia karena berkemampuan berbicara dan
memilih. Muhammad bin Ka’ab “ Allah memuliakan manusia dengan menjadikan
Muhammad S.A.W dari golongan mereka (manusia).
Nabi Muhammad s.a.w
juga memuliakan manusia tanpa terkecuali orang yahudi yaitu pada saat jenazah
seorang yahudi dibawa dan melewati Nabi seraya Beliau pun berdiri maksud
menghormatinya, dan ketika itu sahabat-sahabat menanyakan sikap beliau
tersebut, Nabi s.a.w pun menjawab “ Bukankah yang mati itu juga manusia,?”.
Dengan kata lain bentuk kehormatan, kemuliaan dan keistimewaan tersebut tidak
khusus untuk satu rasa atau generasi tertentu, tidak pula berdasarkan agama
atau keturunan, tetapi untuk seluruh umat manusia yakni anak cucu adam.
Kami angkut mereka didaratan dan dilautan, ayat ini berkaitan dengan ayat Q.S al- Jatsiyah : 13.
t¤yur /ä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd çm÷ZÏiB
dan Dia telah
menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat)
Allah
menganugrahkan rahmat-Nya untuk menundukan apa-apa yang ada dibumi, misalnya
berbagai bintang yang bisa dijadikan tranportasi untuk memudahkan manusia dalam
berjalan seperti unta, kuda, sapid an bintang ternak lainnya yang mereka tunduk
dengan manusia dan Allah S.W.T juga menganugrahkan manusia dengan ilmu
pengetahuan yang juga memudahkan manusia dalam menjelajah atau berjalan dimuka
bumi ini didaratan atau dilautan dengan berbagai transportasi seperti mobil,
kereta , kapal dan sebagainya ,bahkan bisa menjelajah luar angkasa.
Dan kami beri mereka
rizeki dari yang baik-baik. Manusia dikaruniakan oleh tuhan berbagai
macam rizeki yang baik-baik berupa tanam-tanaman, buah-buahan, daging, susu,
dan beraneka makanan yang lezat yang mereka buat sendiri atau dari lainnya yang
bermanfaat baginya.
B. Kelebihan
Manusia dengan Makhluk Lain
Fir’man
Allah S.W.T didalam surah Al- Isra : 70 “Dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan”. Didalam
tafsir Al-Misbah dijelaskan, maksud ayat diatas ialah , kami lebihkan
manusia dari hewan dengan akal dan daya cipta sehingga menjadi makhluk yang
bertanggung jawab. Kami lebihkan yang taat dari mereka atas malaikat karena
ketaatan manusia melalui perjuangan melawan setan dan nafsu, sedangkan ketaatan
malaikat tanpa tantangan. Hal ini berarti menekankan bahwa manusia itu
dilebihkan dari makhluk-makhluk tidak terkecuali para malaikat. Tetapi ada pula
yang mengatakan bahwa malaikat lebih mulia dari pada manusia seperti yang
terdapat pada tafsir Al-Qurthubi mengatakan ada sebagian ulama mengatakan
malaikat harus diutamakan atas manusia dan jin karena mereka adalah yang dikecualikan
karena malaikat lebih dekat Allah.
`©9 y#Å3YtFó¡o ßxÅ¡yJø9$# br& cqä3t #Yö7tã °! wur èps3Í´¯»n=yJø9$# tbqç/§s)çRùQ$#
Al masih
sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan)
malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)
Yaitu Malaikat
yang berada di sekitar Arsy seperti Jibril, Mikail, Israfil dan
malaikat-malaikat yang setingkat dengan mereka.
Kemuliaan
malaikat atas manusia yaitu dimana kedudukan malaikat lebih dekat dari Allah
dan lebih lagi ada yang berpendapat malaikat lebih mulia dari pada manusia
karena manusia diwajibkan mengimani malaikat.
C. Manusia diakhirat
Diakhirat kelak
manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka ketika didunia, baik
itu baik atau buruk perbuatan mereka ketika didunia, fir’man Allah S.W.T :
tPöqt (#qããôtR ¨@à2 ¤¨$tRé& ÷LÏiÏJ»tBÎ*Î/ ( ô`yJsù uÎAré& ¼çmt7»tFÅ2 ¾ÏmÏYÏJuÎ/ Í´¯»s9'ré'sù tbrâätø)t óOßgt7»tGÅ2 wur tbqßJn=ôàã
WxÏFsù ÇÐÊÈ
(Ingatlah)
suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan
Barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini
akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
Ayat
sebelumnya menguraikan kuasa Allah menganugrahkan keutamaan bagi manusia dengan
makhluk lainnya, antara lain berhak untuk memilih dan bertanggung jawab atas
pilihan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut akan diungkapkan pada hari kiamat
nanti, yaitu pada suatu hari yang ketika itu kami Allah S.W.T,
dalam kitab tafsir Al-Misbah mengatakan Allah memanggilnya melalui
malaikat-malaikat-Nya. Kami memanggil setiap umat manusia dengan imamnya, yaitu
pemimpinnya.
Didalam tafsir Ibnu Katsir
disebutkan yang dimaksud dengan pemimpin meraka itu ialah para Nabi-nabi
mereka, sesuai dengan perkataan Mujahid dan Qatadah yang berdasarkan firman
Allah S.W.T :
Èe@à6Ï9ur 7p¨Bé& ×Aqߧ
( #sÎ*sù
uä!$y_ óOßgä9qßu
zÓÅÓè% OßgoY÷t/
ÅÝó¡É)ø9$$Î/ öNèdur w tbqßJn=ôàã
ÇÍÐÈ
tiap-tiap umat
mempunyai rasul; Maka apabila telah datang Rasul mereka, diberikanlah keputusan
antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
Namun didalam
tafsir Al-Qurthubi Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah dan Adh-Dhahhak berpendapat
bahwasanya yang dimaksud dengan imam ialah kitab masing mereka seperti
ahli Al-qur’an dipanggil dengan “wahai ahli al-qur’an fulan bin fulan dan
begitu pula ahli kitan-kitab lainya. Hal ini berdasarkan firman Allah :
...4 ¨@ä.ur >äóÓx« çm»uZø|Áômr& þÎû 5Q$tBÎ) &ûüÎ7B ÇÊËÈ
Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata
Dan sebagian
ulama berpendapat yang dimaksud dengan imam itu ialah segala sesuatu
yang diteladani baik itu para Nabi, kitab-kitab, manusia, patung-patung, raja,
bintang, bahkan nafsu, misalnya “wahai umat nabi Muhammad fulan bin fulan,
wahai penyembah patung fulan bin fulan atau wahai penyembah fir’aun atau pun
wahai pengikut nafsu fulan bin fulan.
dan Barangsiapa
yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka ini akan membaca
kitabnya itu, artinya setelah mereka (manusia) dipanggil kemudian mereka diberi
kitab catatan amal-amal mereka dan barang siapa yang diberikan kitab amalnya
ditangan kananannya, maka mereka itu adalah orang-orang yang terbuka hatinya
gembira karena bertakwa dan membacanya dengan sangat gembira dan mereka
tidak dianiaya sedikitpun.artinya apa yang ia kerjakan didunia maka akan
mendapatkan balasan yang sesuai dengan perhitungan amalnya, sedikitpun tidak
dikurangi ataupun dilebihkan dosa-dosa karena apa yang dikerjakannya akan ia
dapatkan diakhirat.
Kata (فتيلا
)
fatiil yang diterjemahkan dengan bahasa artinya sedikit pun walau
didalam kitab-kitab tafsir berbeda-beda asal katanya namun semuanya mempunyai
arti kata utama yang sama yaitu sedikit bahkan mungkin saking sedikitnya
seperti yang ada pada tafsir Al-Qurthubi, fatiil artinya sesuatu yang ada pada
celah biji kurma, pada tafsir Ibnu Katsir fatiil itu bermakna (sekecil) ujung
benang dan bahkan di tafsir Al-Misbah fatiil itu bermakna kotoran terkecil yang
ada pada celah didalam kuku. Namun semua makna tersebut mempunyai makna
utama yaitu sangat teramat sedikit.
`tBur c%x. Îû ÿ¾ÍnÉ»yd 4yJôãr& uqßgsù Îû ÍotÅzFy$# 4yJôãr& @|Êr&ur WxÎ6y ÇÐËÈ
Dan Barangsiapa
yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta
(pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). Artinya barang siapa yang buta hatinya didunia ini, yaitu dengan
kesesatan dan kedurhakaan, niscaya diakhirat nanti ia akan lebih buta
dan lebih sesat dari jalan yang benar. Karena sesat didunia masih berkesempatan
menemukan jalan yaitu dengan insaf atau taubat, tetapi sesat diakhirat tidak
ada lagi taubat dengan kata lain ialah jauh dari nikmat Allah yakni tidak akan
masuk surge dan akan masuk neraka.
Didalam tafsir Al-Qurthubi banyak
ulama berpendapat “orang yang buta itu ialah orang yang tidak bisa melihat
nikmat Allah ketika didunia dan tidak bersyukur maka diakhirat ia tidak akan
melihat nikmat Allah juga”, sedangkan Al-Hasan berkata “ barang siapa kafir dan
sesar dari tuhan maka diakhirat akan lebih buta dan sesat jalannya, dan apa
pula yang mengatakan orang buta itu ialah orang yang tidak melihat dalili-dalil
ke-Esaan Allah, kekuasaan Allah maka diakhirat akan lebih buta yakni jauh dari
rahmat Allah S.W.T yaitu masuk neraka , sebagai mana firman Tuhan :
“… dan
Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam
keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. (
Q.S. Al-Isra : 79 ).
D. Perlindungan Allah terhadap Manusia dalam Berdakwah
Selain pertanggungjawaban akan semua perbuatan mereka manusia memiliki
tugas yaitu sebagai khalifah dimuka bumi yakni sebagai pemimpin-pemimpin yang
ditugaskan untuk mengatur dan bertanggung jawab atas dunia ini. Salah satu
tugas kekhalifahan manusia ialah saling berdakwah kepada sesame manusia saling
mengajak kejalan Allah, jalan yang lurus dan jalan yang diridho oleh Allah.
Didalam berdakwah manusia tentunya
akan menghadapi rintangan-rintangan yang akan datang, selayaknya Nabi Muhammad
S.A.W yang berdakwah memperjuangkan agama dijalan Allah, Beliau banyak
menghadapi tantangan orang-orang kafir, celaan, siksaan dan godaan-godaan yang
menjurus untuk menyesatkan beliau tetapi dengan penuh rasa percaya dan teguh
akan keyakinan beliau maka tidak sedikitpun beliau gentar dan tergoda, Beliau
terus saja memperjuangkan agama dijalan Allah dengan pendiriaan teguh dan
pengorbanan tentunya juga dengan pertolongan dan perlindungan Allah,
sebagaimana fir’man Allah didalam surah Al-Isra ayat 73 :
bÎ)ur (#rß%2 y7tRqãZÏFøÿus9 Ç`tã üÏ%©!$# !$uZøym÷rr& øs9Î) yÎtIøÿtFÏ9 $uZøn=tã ¼çnuöxî ( #]Î)ur x8räsªB^w WxÎ=yz ÇÐÌÈ
Dan Sesungguhnya
mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar
kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami; dan kalau sudah begitu
tentu|ah mereka mengambil kamu Jadi sahabat yang setia.
Untuk
memperjelas maksud ayat diatas maka kita perlu mengetahui ayat sesudahnya yaitu
:
73. dan
Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami; dan kalau
sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu Jadi sahabat yang setia.
74. dan
kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu Hampir-hampir condong
sedikit kepada mereka,
75. kalau
terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat
ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan
kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.
Artinya Allah S.W.T memberitahukan
tentang dukungan, peneguhan, penjagaan dan perlindungan-Nya terhadap rasul-Nya
dari kejahatan dan tipu daya orang-orang jahat, selain itu Allah adalah yang mengendalikan
urusan Nabi-Nya dan menolongnya. Dan tidak menyerahkan kepada makhlik lain
selain Allah. Allah adalah pelindung serta menolong dan memeliharanya atas
orang-orang yang memusuhinya. Tafsir jalalain menjelaskan orang-orang quraisy
yang selalu membujuk Nabi S.A.W dengan segala tipu daya, dan ayat ini
menjelaskan bahwasaya Nabi tidak menderung dan tidak pula hamper cenderung
terhadap tawaran mereka.
Para ulama menjelaskan didalam ayat
ini ,terukti bahwasanya Allah S.W.T melindungi hamba-hambanya yang berada dan
memperjuangkan agama dijalan Allah, seperti Nabi Muhammad S.A.W yang selalu
dilingdungi oleh Allah dalam aktivitas Beliau didalam berdakwah, dan hendaklah
manusia tidak enggan untuk meminta pertolongan kepada Allah ketika menghadapi
cobaan atau godaan yang menyesatkat ketika berjuang dijalan Allah yakni
berdakwah. Allah pun melindungi para ulama-ulama yang dijalan Allah karena para
ulama itu ialah pewaris para nabi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwasanya Allah S.W.T menciptakan manusia itu sebaik-baik mungkin
dan lebih mulia dari pada makhluk lainya, tidak seperti binatang yang tidak
diberikan akal seperti akal manusia yang dapat berkembang sehingga manusia bisa
hidup dimuka bumi ini dengan mudah karena akal yang yang berfungsi untuk bisa
bertahan hidup an berkembang.
Manusia pun dianugrani kemuliaan dari pada hewan-hewan yang
mempermudah kegiatan manusia ketiaka ingin berpergian maka diadakannya onta,
sapi dan hewan tunggangan yang tunduk dengan manusia lainnya dan ketika berjalan
dilaut maka manusia manusia dianugrani pengetahuan untuk membuat kapal dan
sebagainya. dan manusia diberi oleh Allah rizki yang baik dari berbagai yang
Dia ciptakan seperti buah-buahan yang lezat. Maka hendaklah manusia itu
bersyukur atas apa-apa yang telah dilebihkan, diciptakan dan dianugrahkan oleh
Allah kepada manusia dan tidak mensia-siakan anugrah tersebut dan menjadi
manusia yang selalu bersyukur atas apa yang telah dianugrahkan tuhan karena
manusia itu mulia maka hendaklah memuliakan dirinya ketika kelak kembali disisi
Allah.
Pada hari kiamat nanti Allah S.W.T akan mengumpulkan umat manusia
sesuai dengan pemimpinnya atau yang diteladaninya. Jika yang diteladaninya Nabi
Muhammad. S.A.W maka ia akan dikumpulkan dan dipanggil dengan sebutan pemimpinnya
atau teladannya ; “ wahai umat Muhammad fulan bin pulan”, begitu juga umat yang
lain; yang meneladani Nabi-nabi, patung, manusia dan lainnya maka hendaklah
manusia meneladani tau mengikuti orang yang layak dan menuntun kejalan menuju
jalan Allah sehingga tidak tersesat .
Setelah dipanggil, maka manusia kan menerima semua catatan mereka
sewaktu didunia, jika mereka ahli kebaikan dan kebenaran maka mereka akan
menerimanya dengan tangan kanannya dan dengan sangat bersuka cita gembira, dan
jika mereka ahli keburukan atau kemunkaran maka mereka akan menerima catatan
itu dengan tangan kirinya dan bersedih hati. Dan dari hasil semua catatan
mereka tidak akan dikurangi sedikitpun, itu menandakan Allah itu maha adil.
Maka manusia hendaklah mengetahui bahwa apapun perbuatan mereka didunia , baik
tau buruk, banyak maupun sedikit akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Apapun yang manusia lakukan didunia maka
diakhirat kelak akan mempertanggungjawabkan berbuatan mereka masing-masing maka
manusia mendaklah berbuat amal dijalan Allah agar diakhirat nanti bahagia
ketika Allah membalasnya.
Allah S.W.T mengisaratkan didalam firman-Nya, bahwa manusia yang
ketika dimasa hidupnya di dunia buta yaitu tidak bertakwa kepada-Nya, tidak
mensyukuri nikmat-Nya, mengacuhkan tanda-tanda kebesaran-Nya maupun tidak
mendengar ayat-ayat perintah-Nya maka orang itu akan tersesat dalam kebenaran
dan apabila didunia mereka begitu maka diakhirat kelak Allah juga akan
menyesatkan mereka dari jalan menuju nikmat dan rahmat-Nya yakni surga dan
mereka akan dimasukkan kedalam neraka. Maka manusia hendaklah menggunakan
anugrah-anugrah tuhan yang telah diberikan-Nya agar manusia tidak tersesat dan
buta
Bahwa sanya Allah menolong dan menjaga hamba-hamba-Nya yang
bertakwa dan menjalankan tugas yang telah diberikan-Nya kepada umat manusia. Orang-orang yang berjuang dijalan Allah
ialah orang-orang yang dilindungi oleh Allah atas segala cobaan dan tantangan
dalan menjalankan tugas kemanusiaan yakni berdakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar