PETUGAS KEAMANAN BERSERTIFIKAT
Naskah Teater karya Arif Riduan
Sound Pembuka :
SEORANG KEAMANAN YANG DIPERCAYA OLEH MASYARAKAT BUKANLAH SEMBARANGAN ORANG. TIDAK SEMATA MATA UJUK UJUK DIPILIH OLEH MASYARAKAT, MELAIKAN JUGA ADA SYARAT KHUSUS UNTUK MENJADI SEORANG KEAMANAN, DIANTARANYA ADALAH KEBERANIAN, SEHAT FISIK MAUPUN MENTAL
PT. JASA KEAMANAN PRIMA MENAWARKAN JASA PELATIHAN PETUGAS KEAMANAN YANG TANGGUH DAN PROFESIONAL SERTA BERSERTIFIKAT RESMI NASIONAL.
TIDAK SEMBARANG ORANG BISA MENGIKUTI PELATIHAN KEAMANAN PROFESIONAL, HARUS MEMERLUKAN FISIK DAN MENTAL LEBIH DARI MANUSIA BIASA.
SELAMAT DATANG DI PELATIHAN PETUGAS KEAMANAN BERSERTIFIKAT, RAGU RAGU LEBIH BAIK KEMBALI.
Selamat menyaksikan !
Suasana panggung :
Camp militer, semi hutan. Ada halang rintang buat merayap disebelah kiri. Dan di sebelah kanan ada gapura/ gang , bertulisan RAGU-RAGU LEBIH BAIK KEMBALI. Ada kursi panjang kayu, tempat bersantai, ada bekas api unggun di sebelah kanan.
Peserta pelatihan keamanan memakai pakaian ala ala militer, atau seragam hansip, atau celana cargo atau seragam loreng loreng, stelan hijau, atau apapun yang berbau militer, tidak harus sama. Tapi kalau seragam itu lebih baik. Memakai sepatu Laras tentara, atau sepatu olahraga biasa kalau tidak ada.
Lampu perlahan menyala
Rukayah : uh, sepertinya ini tempatnya, kok masih sepi, kalau di brosur ini dimulai jam 7 pagi, ini belum jam tujuh sih ( Rukayah datang dengan membawa brosur pelatihan keamanan, lalu menaruh tas di samping kursi panjang dan duduk disana)
Rukayah : sebenarnya males sih ikut pelatihan pelatihan seperti ini, pasti capek. Tapi ya mau gimana lagi, nasib pengangguran. Habis dari pelatihan semoga dapat kerja.
(Kemudian masuk fajar, seorang pemuda yang sangat semangat mengikuti pelatihan ini, fajar berbicara cadel, tidak bisa menyebutkan hurup R. Penyebutan hurup R nya di tenggorokan " errrr")
Fajar : permisi mbak, apakah ini betul tempat pelatihan petugas keamanan ?
Rukayah : sepertinya betul, saya juga pesertanya
Fajar : oh peserta juga, apa ini belum mulai ?
Rukayah : ya belum mulai sepertinya
(Lalu masuk seorang kakek kakek yang berpakaian ala militer juga, dan langsung mengagetkan Fajar dan Rukayah. Kakek itu bernama Salim)
Kakek : PERSIAAAAAAPPPPPAAN !!!
Fajar : apaan tuh persiapan ? ( Keget dan bertanya kepada Rukayah)
Rukayah : jangan jangan kakek ini pelatih kita ( bergegas berdiri dan ikut berbaris di samping kakek Salim, berjejer tiga)
Kekek : nah bagus, selanjutnya, lencang kanaaaannnnnnn ayo !
( Fajar dan Rukayah bingung)
Fajar : ayo apaan kek ?
Kakek : yaa ayooo lencang kanan, apaan lagi (mereka pun lencang kanan)
Kekek : teeeeggaakkk gerak ! (Merepun tegak rapi dan diam)
...
(Beberapa saat kemudian)
Kekek : aahhhhh !!!! Capek juga pemanasan, duduk dulu ah
(Rukayah dan fajar bingung lagi)
Kakek : eh, kalian ngapain disitu, kurang kerjaan ini sini dulu
Fajar : lah kan kakek tadi yang nyuruh baris
Kakek : kapan saya nyuruh kalian baris, kalian aja yang ngikutin
Fajar : kakek ini siapa emangnya ?
Kakek : ya peserta pelatihan ini, sama kek kalian, tadi pemanasan dulu
(Fajar dan Rukayah, terkejut, bingung dan ikut duduk dikursi)
Rukayah : belum apa apa sudah dikerjain
Fajar : kakek yakin ikut pelatihan keamanan ini ?
Kakek : lah meragukan, emang kenapa, tua tua gini sudah pengalaman 50 tahun jadi hansip
Rukayah : dari umur berapa emang jadi hansip ?
Kakek : gak usah di hitung, umur gak penting, pokoknya segitu 50 tahun pengalaman jadi hansip
Fajar : kalo udah jadi hansip, kok ikut pelatihan ini ?
Kakek : yaa sertifikat pelatihan ini berguna untuk saya naik pangkat
Fajar : naik pangkat jadi apaan ?
Kakek : ya tetap hansip juga
Fajar : kan tadi naik pangkat?
Kakek : yaa dari hansip biasa jadi hansip bersertifikat
Rukayah : ada ada saja
....
( Kemudian masuk seorang perempuan, panitia pelaksana dari pelatihan keamanan ini, untuk menjelaskan acara ini. Ketiga peserta pun berbaris. Halimah membawa map)
Kakek : ayo baris baris, sepertinya ini Pantia pelatihan kita (mereka pun berbaris )
Halimah : perkenalkan saya Halimah, Ketua panitia dari pelatihan petugas keamanan ini. Saya absen dulu, Salim !
Kakek : ada !
Halimah : lah kakek ikut lagi ?
Kakek : ya kemarin gak lulus, asam lambung dan asam urat saya kambuh pas hari ke 2
Halimah : oke lah semoga sehat sehat dan panjang umur ya kek, selanjutnya Rukayah !
Rukayah : siap ada !
Halimah : fajar
Fajar : hadir !!! ( Err yang ditenggorokan)
Halimah : Sartono Milano ! ( Tidak ada yang menyahut)
Halimah : satu lagi Ubai ! ( Tidak ada yang menyahut)
Halimah : sepertinya mereka takut dengan pelatihan ini, seperti mottonya RAGU RAGU LEBIH BAIK KEMBALI itu artinya kalau sudah yakin maka haram hukumnya untuk menyerah
Kakek : kecuali asam lambung dan asam urat kambuh kek saya kemarin boleh menyerah
( Yang lain ketawa)
Halimah: baiklah saya akan bacakan tujuan dan aturan pelatihan ini
SELAMAT DATANG DIPELATIHAN KEAMANAN PT. JASA KEAMANAN PRIMA. RAGU RAGU LEBIH BAIK KEMBALI.
TUJUAN DARI PELATIHAN INI ADALAH MENEMPA PESERTA DIDIK AGAR MENJADI PETUGAS KEAMANAN YANG PROFESIONAL, TANGGUH DAN BERWAWASAN LUAS. PESERTA YANG LULUS SELAMA 10 HARI AKAN MENDAPATKAN SERTIFIKAT KEAMANAN PROFESIONAL BERTARAP NASIONAL, YANG BERLAKU UNTUK SYARAT MENJADI SATPAM SEKOKAHAN, PENJAGA MALAM, KEAMANAN KOMPLEK, SATPOLPP, SATPAN BANK, SATPAM PASAR, HANSIP DESA, KEAMANAN TPS SAAT PEMILU DAN KEAMANAN LAINNYA.
PESERTA WAJIB MENGIKUTI PELATIHAN INI HINGGA HARI TERAKHIR, TIDAK ADA ALASAN APAPUN UNTUK MENINGGALKAN PELATIHAN SEBELUM SELESAI 10 HARI.
Halimah : semuanya paham !?
Semua : paham !
Halimah : ingat kek, jangan sampai sakit maag lagi
Kakek : tenang saya punya stok promah yang banyak
(Lalu datang peserta lagi dengan ibunya yang mengantarkan anaknya. Ubai adalah anak mami, berpakaian ala ala militer namun membawa tas ransel kecil anak anak dan membawa botol minum yang bergantung dileher)
Ubai : Mami, mami jangan tinggalin Ubai. Ubai takut mami
Mami : tenang sayang, Ubai akan baik baik saja, semua ini mami lakukan untuk kebaikan Ubai
Ubai : Ubai takut mami ( merengek)
Mami : sudah sana baris nak, tuh teman teman sudah datang ( Ubai pun baris)
Mami : maaf ya Bu, Ubai terlambat, soalnya tadi bangunnya agak kesiangan
Halimah : ya gak papa pelatihan belum dimulai
Mami : ya Bu, saya titip Ubai ya Bu ( mami mau pergi)
Ubai : mami jangan tinggalin Ubai mi, siapa nanti yang nyuapin Ubai makan, siapa nanti yang bacain cerita pas Ubai mau bobo
Kakek : ingat umur , ingat umur
Ubai : apaan sih kakek tua ini
Ubai : mami Ubai takut disini ada kakek kakek rese
Mami : gak bisa Ubai, mami gak boleh ada disini, mami yakin Ubai lulus pelatihan ini
Halimah: silahkan berbaris dulu, sebentar lagi pelatih kalian akan datang, saya pamit dulu, selamat mengikuti pelatihan ( Halimah dan mami keluar set panggung, Ubai masih menangis)
Rukayah : tenang tenang ada kami disini
Fajar : ya tenang kalo masalah makan nanti ada ni si kakek yang nyuapin
Kakek : saya suapin pakai kaki mau !?
( Ubai makin menangis, sampai sesegukan)
Kakek : sudah tua, masih kek anak anak aja
Ubai : dari pada kakek, sudah tua masih hidup aja ( yang lain tertawa kecil)
Fajar : sudah sudah pelatih kita sebentar lagi datang ayo baris ( mereka pun masih berbaris, Ubai masih sesegukan)
( Musik ala ala militer, masuknya seorang komandan yang berpakaian ala militer dan memakai baret, namun memakai sepatu bot dan berkacamata, gaya sok Sokan, sombong, gayanya ngeselin)
Komandan : sudah kumpul rupanya
Komandan : cebecebe geekk ! ( Aba aba gak jelas )
Fajar : apaan itu nda ?
Komandan : gimana sih ! Itu saja gak tau kalian ini, tolol ! Semua, itu artinya siap gerak !
Komandan : saya ulangi, cebecebe gekkk !
( Semua bersiap )
Komandan : bagus, kalian mulai paham
(Lalu datang satu lagi peserta yang bernama Sartono Milano, tergesa gerasa. Dia seorang lelaki tegak gagah, tapi gayanya seperti waria. Alias bencong. Memakai pakaian ala ala militer bersepatu Laras, tapi memakai baju kaos pink yang ketat)
Sarmila : aduuuy aduuuu.. eke telat rupanya, maaf yaa komandan ( gaya waria)
Komandan : loh loh loh, apaan apaan ini, tidak ada sangar sangarnya.
Sarmila : embeerrrrrrr
Komandan : nama kamu siapa ?
Sarmila : Sar Mi laaa , si imut imut dan baik hati
Fajar : kayaknya gak ada Sarmila deh nama peserta yang tadi di absen
Rukayah : iya gak ada
Sarmila : gak mungkin gak ada
Kakek : Yang ada kalo gak salah Sartono Milano
Sarmila : nah itu ada, Sartono Milano, di singkat ya Sarmila, huhuhu ulaa ulaaa.. si imut imut dan baik hati ( gaya waria)
Komandan : sudah sudah gak penting itu, yang penting persiapkan fisik dan mental kalian
Komandan : istri emmmmmm paaattttttf gerak !
Kakek : hah istri empat!?
Komandan : dasar tuli ! ( Memukul kakek dengan sapu lidi yang ia bawa, kakek kesakitan)
Komandan : saya tadi bilang istirahat ditempat gerak, mana ada istri empat
Komandan : eh kamu, kamu tadi mendengarnya apa ? ( Menunjuk Ubai)
Ubai : maaaammmiiiiiiii huaakkkkkk ( Ubai menangis)
Komandan : dasar anak mami, pusat up dulu sana ! Nangis Mulu ( Ubai pun pusat up 5 kali) mm b
Komandan : muka kalian kurang sangar !, dalam hitungan ke sepuluh muka kalian harus disapu dengan arang bekas api unggun itu, 1 ! 2 ! 3 ! ( Peserta bergegas menyapu muka mereka dengan arang, Ubai sambil menangis)
( Mereka bergegas berbaris kembali, dengan muka cemong)
Komandan : wahahahahah wahahahahah ( tertawa gelak, melihat muka para peserta)
(Para peserta pun saling menertawakan satu sama lain, melihat kekiri dan kekanan sesama peserta)
Peserta : wahahahahahah wahahahhaha ! ( Saling menertawakan)
Komandan : stop ! Stop ! Gak ada yang lucu ! , apa yang lucu hah ! Apa !
(Semua terdiam )
Komandan : wahahahahahha wahahahhaha ( komandan tertawa terbahak lagi, tidak bisa ditahan)
( Semua peserta pun ikut tertawa lagi, saling menertawakan)
Peserta : wahahahahhaha wahahahha
Komandan : stop ! Goblok ! Gak ada yang lucu, pusat up semuanya ! Cepat !
( Semuanya pusat up 3 kali dan berdiri lagi )
Komandan : semuanya , majuuuuuuuuuuuuuuu.. jangan !!! ( Semua peserta pengen maju tapi tertahan )
Komandan : kalo ada kata kata jangan, berarti jangan
Komandan : kalian sebagai seorang tentara, harus banyak memiliki kemampuan
Fajar : maaf komandan bukannya kita ini keamanan, bukan tentara
Komandan : maksudnya mitra dari tentara, sebab petugas keamanan pun harus siap untuk berperang jika negara ini dalam situasi perang
Komandan : dan sebagai petugas keamanan yang siap berperang, kalian harus punya kemampuan menyelam, bertahan didalam air
(Komandan kemudian kepojok panggung yang sudah disediakan bak air besar yang berisi air. Komandan lalu terlihat seperti mengencingi ember tersebut, dan mengangkatnya ke depan para peserta)
Komandan : satu persatu kalian harus menyelam, miniman 10 menit
Komandan : Rukayah, kamu duluan !, kakek Salim anda kesini pijitin saya ( komandan duduk di kursi, sambil d pijit oleh kakek)
Komandan: cepat menyelam ! ( Perintah kepada Rukayah yang di depan ember)
Rukayah : kok bau banget, ( sambil menahan bau Rukayah pun menyelamkan kepalanya ke ember, beberapa saat , lalu bangkit lagi, sambil pengen muntah)
Komandan : whahahahahahaha, heh cepat giliran kamu fajar !
(Fajarpun menyelamkan kepala ke ember dan juga kebauan)
Komandan : wahahahahahahah, Ubai giliran kamu !
Ubai : Mami Ubai gak kuat, Ubay menyerah
Komandan : cepat menyelam !!! Tolol !
Ubai : Mamiiiiiiii, Ubai gak kuat ( sambil berlari keluar set panggung, melarikan diri dari pelatihan)
Komandan : Fajar ! Sarmila !
Fajar : siap komandan !
Sarmila : ahhhh.. siaapppppp ( takut dengan gaya waria )
Komandan : sekarang giliran kalian berdua ! Cepat
( Fajar dan Sarmila pun menyelamkan kepalanya secara bersamaan, hampir muntah kebauan)
Komandan : wahahahhahah ( terbahak bahak )
Komandan : Kakek Salim, sekarang giliran kamu ! Sana menyelam !
Kakek : lah kalau saya menyelam siapa yang memijitin komandan ?
Komandan : owh iya yaa.. yaa sudah gak usah, pijit saja,
Komandan : yang lain berbaris, siap siap merayap melewati halang rintang, cepat !!! Ayoo merayap ( peserta pun merayap, merayapi halang rintang, kakek Salim tetap memijit)
Komandan : ( tertawa terbahak bahak, melihat tingkah peserta yang sedang kesusahan merayapi halang rintang)
( Kemudian masuk dua orang dokter petugas dari rumah sakit jiwa. Berpakaian dokter, atau serba putih celana dan kemeja putih)
Dokter 1 : ini dia ini, cepat tangkap !
( Kemudian dokter 2 segera menangkapnya, menangkap komandan yang ternyata pasien rumah sakit jiwa yang kabur)
Komandan : tunggu dokter, mainnya belum selesai ( merengek seperti anak anak dan ditangkap oleh dokter 2)
(Peserta yang tadi merayap pun berdiri, bingung dan heran)
Dokter 1 : mohon maaf bapak ibu sekalian, dia ini pasien rumah sakit jiwa yang kabur, dia memang terobsesi menjadi tentara dan gagal menjadi tentara membuatnya gila
Kakek : wooohhhh, orang gila ternyata ( mau memukul komandan gila, namun d hentikan dokter 1, begitu juga peserta yang lain terlihat marah dan kesal mau menghakimi)
Komandan : tolong dokter tolong, temen temen mau mukulin saya (merengek seperti anak kecil)
Dokter 1 : ayoo ayooo cepat kita bawa ke rumah sakit jiwa
( Komandan, dokter 1 dokter 2, keluar set panggung)
Fajar : kurang ajar banget tu orang gila, kalo ketemu ku patahin lehernya
Sarmila : pantesan, ketawa ketawa gak jelas
Rukayah : mana bau banget, bau Pesing ( sambil mencium badannya sendiri)
Fajar : kayak bau air kencing
Sarmila : yaa yaaa bau air kencing Dajjal
Rukayah : emang pernah di kencingi Dajjal
Sarmila : uuuhhhh ulaa ulaaaaa.. pernah dong ahhh.. legit rasa (gaya waria)
Kakek : dokter ! Dokter ! Ni ada satu lagi pasien rumah sakit jiwa (menunjuk Sarmila)
Sarmila : ih enak aja, hihihi
( Mereka pun sambil beres beres barang barang bawaan mereka dan membersihkan muka dengan tisu basah yang di bawa oleh Rukayah)
Kakek : belum apa apa muka sudah cemong gini
Fajar : ketemu lagi bakalan mampus tu orang
( Lalu masuk Halimah dan komandan yang asli, komandan yang asli adalah saudara kembarnya komandan gila yang tadi, ( yang asli dan yang gila diperankan oleh orang yang sama)
(Komandan asli berpakaian ala militer rapi dan memakai jaket hitam, para peserta terheran dan terkejut melihat Komandan Ansar)
Halimah : bapak dan ibu, ini perkenalkan Komandan Ashar, anggota TNI dari Bataliyon sebagai pelatih kita selama 10 hari ke depan
( Kakek dan Fajar pun ingin menghakimi dan mencaci)
Fajar : sini kamu, ku patahin leher kamu
Kakek : dasar orang gila berani muncul lagi
( Halimah melerai, Komandan Ansor kebingungan)
Rukayah : ini tadi si orang gila yang mengerjai kami, disini, kami disiksa habis habisan, katanya dia kabur dari rumah sakit jiwa
Ansar : owh dia, dia itu Hendi alias palui, saudara kembar saya, dia memang gila akibat gagal jadi tentara seperti saya
Rukayah : saudara kembar !? Pantesan mirip sekali dengan yang gila tadi
Ansar : jadi dia kesini, jadi pelatih!?, walah walah dasar di Palui terlalu obsesi jadi tentara
(Lampu redup)
(Selesai)
( naskah ini juga tersedia dalam bahasa Banjar, ada di postingan sebelumnya)
Penulis ialah Arif Riduan, alumni dari Sanggar Tasmaq Annida. Lulusan dari studi Bimbingan Penyuluhan Islam, IAIN Antasari Banjarmasin. Naskah ini ditulis hanya untuk hiburan semata, tanpa ada maksud dan tujuan yang terselubung, kesamaan nama, tempat dan kejadian Hanyar faktor kebetulan saja. Silahkan disebarkan dan dipakai naskah ini untuk jenis pertunjukan apapun atau sebagai bahan diskusi. Pemakaian naskah bersifat gratis 100%, penulis tidak meminta bayaran apapun. Hanya saja jika bersedia, panitia Sudi kiranya mengkabarkan pemakaian naskah (jika berkenan) kepada penulis baik melalui email, Instagram atau pengurus sanggar Tasmaq Annida sebagai apresiasi sebagai penulis. Baik melalui surat resmi, atau sekedar chat pemberitahuan biasa. Email. arif.riduan1992@gmail.com dan Instagram @areef.ole atau akun medsos Sanggar Tasmaq Annida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar